Sejujurnya David merasa cemburu saat Sherly dekat dengan Darel. Toh, dia bisa apa? Dia juga bukan siapa-siapanya Sherly, bukan? David hanya bisa melihat Sherly bermesraan dengan kembarannya.
Keysa kembali mengayunkan kakinya, kedua tangannya dia gunakan untuk membawa mangkok yang berisi mie ayam. Keysa tersenyum manis, aroma mie ayam menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Aromanya saja sudah sangat enak, apa lagi rasanya?
Saat Keysa sudah semakin dekat dengan bangku yang tengah di duduki Sherly. Rosa mulai bereaksi, dia sudah tidak sabar melihat Keysa menderita. Dengan cepat Rosa menyenggol bahu Keysa dengan sedikit keras, membuat tubuh Keysa menjadi limbung. Alhasil mangkok yang berisi mie ayam dengan kuah yang terasa sedap miliknya yang masih panas berhasil jatuh dan menumpahi baju seragam yang berwarna putih yang sedang Sherly kenakan.
Pyar.
Terdengar suara mangkok pecah karena jatuh dan terhantam lantai. Sontak seisi kantin langsung segera menoleh ke arah asal suara tadi. Sherly masih belum bergeming. Dia memejamkan matanya sejenak saat mie ayam beserta kuahnya itu berhasil mengotori bajunya. Rasa panas itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia meringis saat merasakan panas dan berusaha menahan amarahnya supaya tidak melemparkan Keysa dengan piring batagor miliknya yang ada di atas meja, tepatnya di depannya.
"Arghhh... panas!" Sherly memekik tidak tertahan. Seolah Sherly lah yang tersakiti padahal Keysa yang tersakiti.
"Kamu nggak apa-apa, kan?" Darel bertanya khawatir, tangan kanannya terangkat untuk membelai pipi Sherly.
Sherly tersenyum, dia bahagia kalau Darel mengkhawatirkan dirinya. Sherly menggeleng pelan—mengisyaratkan bahwa dia tidak apa-apa padahal badan Sherly masih terasa sedikit panas karena kuah mi ayam milik Keysa.
Sontak Keysa langsung panik, kenapa jadi dia yang merasa bersalah? Bukankah dia tidak berniat jahat. Siapa yang sudah menyenggol bahunya tadi, huh? Keysa menyumpah-nyerapahi orang yang sudah menyenggol bahunya tadi.
"Sorry, gue nggak sengaja." cicit Keysa pelan. Kepalanya menunduk, matanya sudah kembali berkaca-kaca dan jari-jemarinya saling bertautan.
Darel kira Keysa adalah orang yang baik ternyata dugaannya sangat salah, bukan? Kenapa Keysa bisa menumpahkan mie ayamnya dengan sengaja dan tepat mengenai Sherly, huh? Darel tidak habis fikir dengan Keysa. Seharusnya kalau Keysa marah kepadanya bilang jangan menyakiti Sherly seperti tadi.
"Lo pasti sengaja kan? Lo nggak suka kalau gue balikan sama Darel?" Sherly bertanya dengan muka yang sudah merah padam karena menahan amarah.
Keysa mendongak menatap wajah Sherly. "Gue nggak sengaja dan gue fine-fine aja kalau lo balikan sama dia," sahutnya tidak mau kalah.
Sherly memalingkan wajahnya. "Dasar bitch!"
Dadanya kembali terasa sesak saat Sherly mengatainya dengan sebutan bitch. Jelas Keysa tidak terima saat dirinya di hina seperti barusan. Nafasnya memburu, dadanya naik turun. Tangan kanannya terangkat untuk menampar pipi milik Sherly. Sherly memejamkan matanya saat melihat telapak tangan kanan Keysa kian mendekat ke arah pipinya.
Saat Darel melihat Keysa ingin menampar Sherly, dia langsung mencekal pergelangan tangan Keysa, membuat Keysa tidak bisa menampar pipi mulus milik Sherly. "Lepasin, brengsek!" pekik Keysa kesal.
Darel hanya menatap manik Keysa sekilas. Sekarang matanya sudah berubah menjadi setajam elang. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Dia kira Keysa baik, ternyata dugaannya sangat salah. Ternyata benar kalau semua cewek itu sama saja, sama-sama jahat.
"Bubar semua lo, anjing!" David memekik saat melihat siswa-siswa yang membentuk kerumunan di sekitar meja Sherly dan Darel. Ada juga yang mengambil foto dan merekam adegan baru saja terjadi. Mereka memang benar-benar kurang hajar, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREL (END)
Teen Fiction(NOVEL SUDAH TAMAT, BURUAN DIBACA SEBELUM MENYESAL AKHIRNYA.) ______________________________________________ ⚠️Spoiler⚠️ "Arghhh!" Keysa menjerit dengan suara yang terdengar bergetar. Darel melepaskan jas miliknya yang berwarna hitam, menyisakan kem...