romantic anger

5.7K 356 2
                                    

" lihatlah, baru aku tinggal sebentar, kamu sudah bersama pria lain." Kata Archer tanpa menoleh.

" Kamu ingin aku jawab apa?" Gracia merengut sambil memainkan seatbelt nya.

" Kamu gadis yang nakal." Archer masih terus menggumam.

" Sampai kapan kamu akan menyalahkan aku?"

" Sampai aku bosan." Jawab Archer asal.

" Baiklah aku minta maaf."

" Apa kamu bersalah sampai meminta maaf?"

" Aku harus bilang apa?"

" Terserah kamu, sesukamu saja."

Gracia memandang keluar jendela. Tetes air hujan mengalir melewati kaca jendela mobil. Udara di luar pasti dingin sekali, seperti di dalam sini. Juga dingin sekali.

" Aku akan menginap di rumahmu." Kata Archer memecah kesunyian.

" Terserah kamu sajalah. Kebetulan ada satu kamar kosong."

" Good."

" Kamar mandi."

Archer menoleh dan melihat Gracia dengan wajah datar tanpa ekspresi. Harusnya Archer yang marah, hati siapa yang tenang melihat gadisnya berkeliaran dengan pria lain. Kenapa malah Gracia sekarang yang uring-uringan.

Archer kembali menatap tablet di tangannya, laporan neraca dari perusahaan yang diakuisisinya beberapa waktu lalu sudah menunjukkan tren positif. Bagus sekali.

Sesekali matanya menatap Gracia, gadis itu masih melihat keluar, wajahnya masam sekali. Memahami wanita itu sangat sulit. Archer merasa kuwalahan.

Gracia bukan wanita yang bisa dengan mudah disogok dengan sebuah tas atau cincin bila dia sedang marah. Harus ada upaya lebih dari itu. Archer harus mengerahkan semua kemampuannya. Tapi malam ini Archer sedang kesal. Dia malas berdebat lagi dengan Gracia.

***

Mama papa Gracia lumayan kaget melihat kedatangan calon menantunya, tapi bukannya Archer selalu begitu. Dia datang sesukanya tanpa memberi kabar.

Mereka hanya berbincang sebentar, hari sudah malam sekali. Mereka harus pergi bekerja besok pagi.

Gracia mengantar Archer ke kamar Axel yang kosong. Sebuah kamar berukuran kecil yang langsung menghadap ke kolam renang kecil di belakang.

Archer masih tidak banyak bicara, juga ketika Gracia membantu melepas outer dan kemejanya, tidak ada sepatah kata pun keluar dari bibirnya.

" Jangan tidur dulu, aku akan mengganti perbanmu." Kata Gracia sambil berjalan keluar dan kembali membawa sebuah kotak stainless.

Masih juga tidak bicara, Archer duduk di atas ranjang. Membiarkan Gracia membuka perban dan membersihkan lukanya, rasanya perih, tapi Archer sedang malas membuka mulutnya, bahkan hanya untuk mengaduh.

" Masih sakit?" Tanya Gracia.

Archer hanya mengangguk kecil, dia menguap. Hari ini dia sedikit lelah, belum lagi cuaca yang tidak bersahabat dari tempat satu ke tempat lainnya membuat badannya terasa sedikit tidak nyaman. Belum lagi luka tembak di bahunya masih belum sembuh sempurna. Beruntung luka di pahanya sudah mengering.

" Say something Archer. Aku seperti penjahat disini." Kata Gracia.

" Aku sedang malas Cia, aku lelah." Jawab Archer sambil menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

" Kamu marah?"

" Aku hanya tidak suka ada orang lain menyentuh gadisku."

" Aku berjanji tidak akan terjadi lagi."

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang