38.love and lust

5.6K 350 5
                                    

Berendam di jacuzzi hangat setelah bermain hujan sangat menyenangkan. Tubuh terasa rilex dan tenang.

Mereka berbagi jacuzzi. Wajah basah Archer mempesona, tetesan air dari ujung rambutnya mengalir ke leher dan dadanya.

Gracia bersandar ke sebuah handuk di atas jacuzzi. Matanya terpejam. Riak air dan busa bermain di pundak Gracia. Rambutnya basah dan jatuh.

Disela-sela uap jacuzzi. Archer memandang gadis dihadapannya tanpa berkedip. Sebuah pemandangan yang indah. Wajah itu, leher yang basah dan pundak yang mengintip di sela riak air.

" Jangan berpikir macam-macam." Ingat Gracia.

Tidak terdengar ada jawaban, tapi air di jacuzzi semakin beriak. Sebuah ciuman hangat mendarat di bibirnya. Gracia membuka mata.

Tampak wajah Archer dekat sekali dihadapannya. Wajah basah itu sangat menggoda, bibir seperti manisan Cherry mengundang untuk segera digigit.

Gracia mengalungkan tangannya ke leher Archer, dan membiarkan pria ini semakin mendekatinya.

Ciuman itu semakin panas, tangan Archer mulai membelai tubuh Gracia. Dan masih tenggelam dalam pesona Archer, dia memeluk tubuh telanjang pria itu, tangannya membelai punggung Archer yang hangat.

Tiba-tiba Archer bangkit keluar jacuzzi dan meraih handuk yang segera dibelitkan di pinggangnya. Dengan bertelanjang dada dia menghampiri Gracia yang masih berada di jacuzzi dengan gairah setengah jalan.

Dia meraih tengkuk Gracia dan mencium gadis itu lagi. Tangannya meraih tangan Gracia dan memainkan jari jemari Gracia.

Napas Gracia masih memburu, bulu kuduknya berdiri ketika lidah hangat Archer mengulum jari telunjuknya. Mata Archer melirik nakal ke wajah Gracia yang sedikit memerah.

Bibir Gracia sedikit terbuka, jemari Archer mengusap bibir merah manis dan basah itu. Tangan Gracia masih berada dalam genggamannya.

" Wanita seperti ini, bagaimana aku tidak tergoda, setiap inci tubuhmu terlihat sempurna."

" Kamu juga."

" Kamu seperti menghukum aku setiap hari. Kamu selalu tampil cantik sempurna dihadapanku." Tangannya membelai kening Gracia

" Aku tidak menghukum siapapun." Gracia menggigit bibirnya.

" Kamu menghukumku Gracia. Aku hanya bisa melihatmu, tapi tidak bisa menikmatimu. Ini sedikit menjengkelkan."

" aku...." Gracia tidak meneruskan kalimatnya.

" You said that you don't wanna have a sex before married. Aku masih ingat itu. Tenang saja." Kata Archer sambil tersenyum.

" I Will make it happen. Don't worry." Kata Archer sambil mencium tangan itu. Sekali lagi.

Sambil berlalu keluar Archer mengambil secangkir kopi hangat di meja. meninggalkan Gracia yang masih bengong didalam Jacuzzi.

Gracia hampir saja terlena. Bersama di dalam sebuah jacuzzi, berbagi kehangatan, tanpa pakaian.

Bagaimana dia tidak terhanyut. Di depannya ada sosok pria yang berfisik nyaris sempurna. Fantasinya kemana-mana, ketika mata biru indah itu menggodanya. bagaimana bisa dia menahan semuanya.

Gracia menghela napas panjang dan melangkahkan kaki keluar dari jacuzzi. Dan memakai jubah handuk lembut berwarna putih. Langkahnya meninggalkan jejak basah di sepanjang jalannya.

***

Sepanjang jalan Gracia tidak berhenti mengutuk diri. Hampir saja dia tergoda. Yang tadi malam di yacht. Oh Tuhan Gracia merasa malu sekali.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang