40.Recovery and Revenge

5.9K 386 9
                                    

"Kamu mau minum?" Tanya Gracia.

" Tenggorokan ku kering sekali." Jawab Archer.

" Aku akan meninggikan kasurmu. Jangan bergerak." Gracia membawakan segelas air untuk Archer.

Pria itu mencoba duduk, tangan kirinya sulit digerakkan,

" Ahhh sial. Ini sakit sekali." Kata Archer

" Kamu perlu pain killer?" Tanya Gracia cemas.

" No. I'm fine."

Gracia mendekat, dan mendekatkan gelas itu ke bibir Archer.

Mata Archer terlihat tidak senang. Dia melihat memar di pipi Gracia, juga sedikit luka diujung bibirnya.

" Kurang ajar sekali mereka. Hanya karena sebuah motor mereka melukai wajahmu hingga seperti ini." Archer menyentuh bibir Gracia dengan tangan kanannya.

" Aku tidak apa-apa. Kamu harus segera pulih."

" Aku sudah baikan. Hanya saja ini masih terasa sakit." Kata Archer sambil menunjuk bahunya.

" Peluru itu mengoyak kulit dan ototmu. Beruntung sedikit meleset dari tulangmu, dan organ dalammu." Jawab Gracia.

" Rasanya sakit depan belakang, juga bagian dalam. Menyusahkan sekali."

" Dia menembakmu dari belakang, dan peluru itu tembus hingga depan. Tidak ada proyektil peluru lagi di tubuhmu, aku bersyukur kamu jadi tidak perlu menjalani operasi lagi mengangkat proyektil itu."

Archer menggeleng. Dia meringis sambil menurunkan kakinya.

" Mau kemana?"

" Kamar mandi."

" Kamu tidak perlu turun, aku bisa mengambilkanmu...."

" Pispot? No way."

Archer menyingkirkan selimutnya dan menuruni ranjang. Pandangannya tertuju ke arah pahanya.

" Apalagi ini?" Tanyanya sambil menunjuk ke arah pahanya yang juga tertutup perban.

" Luka gores. 5 jahitan." Jawab Gracia.

" Sial. pantas rasanya sakit sekali." Archer menggerutu sambil tertatih berjalan menuju kamar mandi diikuti Gracia.

***

Archer duduk di pinggir ranjangnya, dia hanya memakai selembar pakaian dalam, setengah bagian tubuhnya tertutup selimut.

Gracia sedang merapikan rambut Archer ketika pintu terbuka dan Meta masuk bersama dengan beberapa orang perawat.

" Kamu sudah terlihat cukup bagus." Kata Meta

" Apanya yang bagus. Lihat tubuhku. Kamu membungkusnya seperti mumi." Jawab Archer.

" G. Apa dia selalu menjengkelkan seperti ini?" Tanya Meta sambil menatap monitor di samping ranjang Archer.

" Memang, jadi dokter dia bukan pekerjaan yang mudah. Kamu harus tahan." Kata Gracia.

Meta memeriksa memar di tubuh Archer. Dan membuka perban yang melilit bahu dan dada. Wajahnya terlihat serius.

" Apa saja yang kamu lakukan, lukamu ini baru kemarin. Jangan dipakai bercinta dulu." Kata Meta sambil membersihkan luka itu.

" Kenapa Met?"

" Jahitannya sedikit geser."

Tampak sebuah luka kecil dengan bekas menghitam di sekelilingnya, yang mengatup dengan beberapa jahitan.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang