an angel with the broken wings

5.2K 375 26
                                    

Teman-temannya melihatnya dengan heran. Bukannya Archer sudah pamitan ?
Siapa pun tau Archer hanya berdinas 1 Minggu saja. Tapi kenapa sekarang berkeliaran lagi di rumah sakit?

Risa dan Amy, teman sesama dokter umumnya dulu menatapnya dengan heran. Antara senang dan tidak percaya. Kalo Archer dinas lagi, mereka akan mendapatkan vitamin untuk mata mereka tiap hari. Lumayan.

"dr. Niklaus...? Dinas lagi...?" Sapa Amy.

Archer menggeleng. "Aku sudah ganti profesi, sekarang aku jadi sopir. Baru saja aku mengantar majikanku." Jawab Archer asal.

"Sudah berhenti jadi gigolo? Pasti nanti jawabannya ngaco." Ujar Risa.

"Aku masih cuti, belum nemu lagi tante-tante yang kaya raya." Jawab Archer

"Masih ngaco juga ternyata ngomongnya, untung kau tampan." Kata Risa.

"Kalian terlalu serius." Jawab Archer sambil tertawa.

"Memang." Jawab Risa.

"Aku pergi dulu." Pamit Archer.

"Yang di depan itu mobilmu?" Tanya Amy.

Archer menggeleng. "Itu mobil majikanku." Jawab Archer sambil melambaikan tangannya.

Risa dan Amy gemas sekali. Archer memang seperti itu sejak pertama kali mereka mengenalnya, dia cuek dan selalu semaunya sendiri.

Gracia melirik dari jauh. Dalam hati dia tidak berhenti tertawa. Dia tampil sangat berbeda dari tadi malam. Dia terlihat baik. Sangat baik malah. Tidak ada yang mengira dia sedang sakit.

Archer datang ke rumah sakit hanya untuk mengantarnya. Mereka memakai Ferrari merah milik Gracia. Mobil kecil dan ceper itu sempat mengundang perhatian. Archer tadi bilang dia akan pergi balapan dengan Kevin. Biarlah, setidaknya bila dia sibuk dia tidak akan tenggelam semakin dalam. Dia masih rapuh.

***

Gracia berjalan di koridor, tangannya sibuk mencari hp di tasnya. Sebuah langkah menjejerinya, dari aroma parfumnya, ini bukan Rio atau pun Meta. "Joseph." Sapa Gracia.

"Bagaimana hasilnya..?" Tanya Joseph.

"Aku pake cara persuasif, dia akhirnya bisa tidur. Ga tega mo kasih obat."

"Tanda vitalnya pagi ini...?"

"Tekanan darahnya membaik, dia bangun pagi sekali."

"Baguslah. Tapi pendekatan yang kau lakukan perlu effort yang lebih."

"Memang, mulutku sampai berbusa dan pegal. Tapi aku bersyukur, pagi ini dia terlihat segar."

"Apa kau yakin dia tidak pernah ada percobaan bunuh diri...? "

"Tidak ada. Semangat hidupnya tinggi."

"Trauma macam apa itu...?"

"Penculikan, belasan tahun lalu, selama 47 hari."

"Pantas saja."

"Aku terlambat menyadarinya."

"Terus pantau dia. Jangan sampai terlewat detil sekecil apapun."

"Siap Dok...!"

"Apa kegiatan dia hari ini? Kerja...?"

"Dia cuti selama 1 bulan untuk fokus pada penyembuhannya, hari ini dia pergi balapan dengan temannya."

"Balapan...?"

"Ya, dia suka sekali balapan. Balapan motor, balapan mobil, jetski.  mengendarai benda yang berkecepatan tinggi."

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang