34.loneliness and careless

5.7K 390 9
                                    

Tidak ada yang memulai. Keduanya sama keras kepalanya. Tidak ada yang mencoba membuka diri dan membuka hati.

Gracia semakin tenggelam dengan kegiatan dirumah sakit. Dia ambil semua jadwal jaga. Dia ambil seminar di luar kota. Dia bekerja seperti orang gila.

Gracia menjadi pendiam. Lelucon meta dan Rio tetap tidak membuat dia tersenyum.

Sedangkan Archer. Dia semakin mengganas tanpa ampun. Menggasak setiap tender. Akuisisi perusahaan yang dia inginkan. Dan merebut berbagai macam kontrak kerja besar. Dia berubah seperti manusia yang tanpa darah dan air mata.

Sikapnya selalu dingin sejak kejadian itu, dia tidak banyak bicara. Dia memindahkan kantornya ke Miami dan tinggal disana.

Tidak banyak yang terjadi diantara mereka berdua. Hari demi hari hingga Minggu berganti Minggu. Tidak ada yang mencoba mengalah.

Entah mereka hanya tidak mau mengalah atau hanya sama-sama bodoh.

***

Archer berjalan pelan menuju taman belakang. Deretan baby's breath berayun terkena angin. Beberapa Anggrek bulan tampak menggantung indah.

Archer menatap tanah lapang di depannya. Tempat favoritnya. Sudah lama dia tidak berkunjung kemari. Dia merindukan Maghra. Semoga gadis itu tidak melupakannya.

Archer membuka pintu. Hatinya sudah bulat. Ia menerima apapun yang terjadi seandainya Maghra sudah tidak bisa mengingatnya. Mungkin memang harus berakhir seperti itu.

Archer menyusuri tempat itu. Ada kaki yang melangkah dengan senyap. Archer tersenyum, gadis itu ada disini. Dia membalikkan badannya dan merentangkan tangan memeluknya.

Maghra berlari dan menimpa tubuh Archer hingga jatuh terguling di atas rerumputan. Archer tertawa bahagia.

Dia senang sekali. Maghra masih mengingatnya. Tubuh Maghra hangat dan lembut. Archer mengelus-elus kepala Maghra.

" Kamu semakin cantik. Aku menyesal tidak pernah mengunjungimu." Archer memeluk Maghra.

Maghra menjawab dengan raungan keras. Archer tertawa. Gadisnya ini sudah tumbuh dewasa. Dia menyandarkan tubuhnya ke tubuh hangat Maghra.

" Aku kesepian Maghra. Apa yang harus aku lakukan?"

Archer memegang tangan Maghra, Maghra menariknya kembali.

" Bahkan kamu juga menolakku Maghra. Sedikit lagi aku bisa hancur."

Maghra menggeliat. Archer memeluknya.

" Boleh aku bersamamu hari ini? Kamu boleh memakanku kalau kamu ingin Maghra. Kau tau? Aku lelah sekali."

Archer merebahkan tubuhnya di samping. Binatang piaraannya itu. Dia memejamkan matanya.

Maghra sudah tumbuh dewasa. Anak macan kecil itu sudah berubah menjadi seekor macan dewasa berbulu lebat, jingga dengan garis hitam. Dia mempesona.

Tapi sejinak apapun dia tetap macan, manusia ada didalam menu rantai makanannya.

***

Punggung ini sudah mulai terasa sakit. Sejak malam Gracia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Sakit sekali. Sakit itu tembus hingga ke ulu hatinya.

Dia lunglai berjalan di koridor rumah sakit. Langkahnya tertatih pelan. Napasnya sedikit sesak. Dia menahannya hingga masuk ke ruangannya.

Rio menemukannya dengan kepala lunglai di atas meja. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Rio berteriak. Sejurus kemudian tubuh Gracia sudah berada di atas brankar.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang