31. a CEO and a doctor day

6.1K 363 5
                                    

Sedikit berlari Gracia menuju emergency room. Beberapa hari ini dia mengambil jadwal jaga malam. Liburan begini banyak staff rumah sakit ambil cuti. Yang tersisa di rumah sakit biasanya para dokter dan perawat muda yang belum berkeluarga. Atau yang memang mereka yang berdedikasi tinggi

Baru saja dia dapat kabar ada pasien transfer dari rumah sakit yang lebih kecil. Mereka harus segera bersiap. Seorang bayi prematur yang masih kecil sekali. Berat badannya hanya 1.240 gram. Dia lahir beberapa bulan lebih awal karena ada komplikasi pada ibunya.

Penanganan bayi kecil seperti ini tidak boleh main-main, terlambat sedikit mereka bisa kehilangannya. Dan itu bisa mematahkan hati banyak orang. Mereka harus segera menyiapkan NICU. Juga berbagai macam alat pendukung kehidupannya. Bayi itu akan berada disana hingga beberapa bulan kedepan sampai berat badannya dan pernafasannya sudah normal.

Baru saja dia duduk menikmati kopi, sebuah ambulance datang. Seorang balita, sesak napas, Hipoksia. Gracia kembali berpacu dengan waktu. Kesulitan bernafas itu mengerikan, apalagi pada balita. Belum selesai dengan pasien hipoksia nya, ambulance datang lagi. Korban kecelakaan, 1 keluarga.

Beberapa dokter langsung sigap mendorong brankar dan memberikan tindakan dengan segera.Gracia kebagian seorang anak yang berusia 11 tahun. Dia mengalami cedera kepala dan tidak berhenti muntah. Gracia mengirimnya segera untuk CT scan.

Menjelang subuh Gracia sudah lunglai, dia menyandarkan punggungnya ke kursi. Sebentar lagi jadwal ganti shift. Dia akan mencoba tidur sebentar di ruang istirahat sebelum mulai visit pasien rawat inap.

Gracia melihat hp nya. Pesan dari Archer. Pria itu selalu mengingatkan dia saat sarapan, makan siang juga makan malam. Gracia seperti memiliki reminder pribadi.

Jam berdetak sangat lambat. Di penghujung pergantian shift. Ada pasien lagi masuk. Pendarahan dan harus segera dilakukan cesarean section. Para staff menelpon dr. Kandungan, dan Gracia kembali bergegas lagi.
Pekerjaannya seperti tidak pernah berakhir.

***

Archer masih bicara di telepon ketika Clara masuk ke ruangannya. Pembicaraan itu sepertinya serius. Archer berulang kali mengernyitkan dahi.

"Anda harus segera terbang ke Brisbane, Sir. Untuk persiapan akuisisi perusahaan peternakan." Kata Clara sejenak setelah Archer menutup telponnya.

Archer tidak menjawab, dia memandang Clara. "Posisi mereka sudah siap melepas. Team kita sudah berada di sana lebih dari 1 bulan." Terang Clara.

"I know. Aku sudah bicara dengan Karen tentang hal itu."

"Mereka hanya mau deal dengan anda Sir."

"Kenapa harus aku?"

"Tanpa persetujuan mereka, pelepasan saham itu tidak akan pernah terjadi. Kita butuh dukungan politik, sedangkan mereka butuh undertaker personal anda." Jelas Clara.

"Siapa pemimpin teamnya?"

"Dylan."

"Kirim pesan ke Dylan, aku hanya akan kesana ketika izin itu sudah keluar. Pastikan dia menyelesaikannya hingga akhir bulan ini. Kalo gagal, tarik semua team. Pulangkan mereka, pecat." Kata Archer tegas.

Clara menghela napas panjang. Dia tidak segera pergi.

"Sir," kata Clara.

"Mau protes? Pikirkanlah, buat apa ku pekerjakan team kalau pada akhirnya semua harus aku yang urus?" tanyanya tegas.

"Yes Sir," jawab Clara.

"Ada lagi?" Tanya Archer

"Mitra kita di Thailand default setor saham. Apa yang harus saya lakukan?" Tanya Clara.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang