Complicated premarital check up

5.5K 329 2
                                    

Sudah malam, berulang kali Gracia menguap, apalagi perutnya kenyang sekali. Koki di rumah Kimmy masakannya memang the best.

"Aku akan pulang habis ini, setelah beri kamu obat." Kata Gracia sambil mengucek mata.

"Kenapa harus pulang, menginap saja di sini." Pinta Archer.

"Kita belum menikah, aku tidak mau tidur bersama." Jawab Gracia.

"Tidak usah sok, kita sudah tidur bersama berulang kali, lagian kita hanya tidur, kenapa harus repot sekali...?" Tanya Archer gemas.

"Apa kata orang bila ada anak gadis tidur di kamar cowok...?" Goda Gracia.

"Lama-lama kamu membuatku mual Gracia sayang, tolonglah berhenti. Sudah berapa kali kamu tidur di kamarku....?" Kata Archer sambil tertawa.

"Itu berbeda, itu emergency." Gracia membela diri.

"Sekarang juga ada kasus emergency...." Kata archer serius.

"Emergency apa...?"

"Pintunya tidak bisa dibuka...."

"Jangan bercanda."

Gracia turun dari ranjang berjalan menuju pintu, tapi baru setengah jalan terdengar bunyi sesuatu.

"Cklekkkk..."

Archer tersenyum puas dengan memegang sebuah remote control. Dia mengunci pintu kamarnya. Gracia tidak akan bisa pulang.

"Sudah terkunci." Kata Archer.

"Bohong." Kata Gracia sambil terus menarik handle pintu.

"See....?" Archer memamerkan remote control di tangannya.

"Kenapa kau jahat sekali. Aku besok bekerja, aku harus pulang." Keluh Gracia.

"Kau boleh bekerja besok. Tapi malam ini, menginaplah disini." Jawab Archer.

"Aku tidak punya pilihan." Keluh Gracia lagi.

"Bagus kalo kamu sudah menyadari." Jawab Archer lagi.

***

Seperti biasa, setiap bangun tidur Gracia seperti orang linglung. Dia lupa kalo dia bermalam di rumah Kimmy, jaraknya lebih jauh daripada jarak rumahnya sendiri ke rumah sakit.

Sementara Archer sudah wangi dan rapi, dengan aroma khas Bleu de Chanel, shower gel favorit Archer. Dia duduk manis di sofa samping ranjang mengamati tablet di tangannya.

"Kenapa tidak bangunkan aku....?" Tanya Gracia kesal dan berlari ke kamar mandi.

"Tidurmu manis sekali, aku tidak mau mengganggu." Jawab Archer.

"Aku perlu baju ganti Archer. Apa ada bajuku disini...?"

Archer hanya tertegun, mencari kaos dan celana dalamnya sendiri saja dia kadang menyuruh orang, bagaimana dia tau ada baju Gracia atau tidak di closetnya.

Tiba-tiba Archer teringat sesuatu, dia mengambil sebuah paperbag besar di lantai closet itu. Sebuah midi dress tanpa lengan semi formal milik Ellaria yang belum sempat dipakai oleh ibunya. Lengkap dengan sepatu dan tas kecil.

Gracia hanya tertegun begitu membuka paperbag itu. Ya masa pergi ke rumah sakit pake baju beginian. Tapi tidak ada pilihan lain, ya masa Gracia pakai lagi baju yang kemarin.

"Cocok sekali." Puji Archer.

"Cocok apanya...? Memang bagus, tapi ini tanpa lengan, pinjami blazermu Archer." Pinta Gracia.

Archer tidak menjawab, dia hanya menunjuk ke arah closetnya, closet yang besarnya lebih besar dari kamar Gracia. Dia menyuruh Gracia memilih sendiri.

Hari ini wajah Gracia polosan, di tas dia hanya bawa bedak dan lipstik. Hanya itu yang dia pakai. Mau bagaimana lagi. Untung kulit wajahnya tidak buruk-buruk amat, dan tidak biasa memakai make up berlebihan. dia tidak perlu concealer, atau pun menggambar alis. Hari ini dia memakai parfum Archer. Lengkap lah sudah hari ini aroma Gracia sama persis dengan aroma Archer.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang