19. Evgenia

7.2K 423 7
                                    

Sepasang kaki kecil memakai sepatu kitten heels terbuat dari kulit buaya berwarna hitam turun dari sebuah Maybach panjang. Seorang wanita yang sudah berumur tampak berdiri sambil menatap sekitar, dia memakai setelan dari Chanel. Tampak anggun dan berkelas.

Dia memasuki ruangan yang luas melewati hiruk pikuk manusia, termasuk wartawan juga beberapa selebritis yang juga hadir di situ. Sebuah ruangan luas dan banyak kursi tersaji di hadapannya, juga sebuah panggung catwalk berwarna hitam memanjang dari ujung ruangan.

Sebenarnya dia sudah terlalu tua untuk menghadiri acara seperti ini. Tapi dia sangat merindukan cucunya. Evgenia duduk di sebuah kursi bertuliskan namanya dan sekretarisnya menyerahkan hp kepadanya.

"Pesan dari Simon ma'am. Tuan muda Archer sebentar lagi keluar."

Evgenia menjawab dengan anggukan kepala. Dia menarik napas panjang. Cucunya ini, tidak pernah membuatnya kecewa. Campuran darah Rusia Amerika darinya yang menetes ke tubuh Archer, menjadikan perpaduan sempurna pada wajah Archer. Banyak temannya yang iri padanya, bagaimana dia bisa memiliki seorang cucu seperti Archer. Dan berebut ingin menjodohkan putri dan cucunya.

Sayangnya hanya satu orang cucu saja yang dia punya. Joffrey putranya satu-satunya, sedangkan Ella, dia sudah tidak bisa memiliki anak lagi setelah kecelakaan itu terjadi.

Tapi bagaimana pun, seorang Archer sudah cukup baginya, kehadirannya memberikan warna pada hidupnya. Cucunya selalu menjadi anak yang manis, memang dia sedikit nakal, tapi bukankah itu wajar, tidak ada anak muda yang tidak nakal.

Evgenia juga tidak menyangkal, betapa Archer sering bersikap semaunya, sikap itu menurun darinya, tapi itu tidak masalah, selama mereka masih bisa mendampinginya. Suara music terdengar, seorang MC mulai berbicara. Bicara apa saja mereka Evgenia tidak mau ambil pusing, dia menantikan cucunya berjalan dengan baik di hadapannya.

Wanita tua itu sabar menanti, dan mulai tersenyum, satu persatu model mulai keluar, cucunya lama sekali, dia sudah tidak sabar. Matanya terbelalak senang. Archer keluar, dia memakai setelan jas dengan kerah unik warna hitam yang sangat keren. Dia berjalan tanpa ekspresi menyusuri catwalk dan kembali lagi masuk ke dalam.

Beberapa kali cucunya berjalan keluar, membawakan setelan yang berbeda. Dia tampak tegap juga tampan. Sekretarisnya diminta untuk mengabadikan penampilan Archer, dia ingin memandanginya lagi nanti sebelum tidur.

Riuh gemuruh suara tepuk tangan, sang designer muncul melambaikan tangan dan membungkukkan tubuhnya. Pria designer itu tangannya masih dingin menciptakan berbagai baju yang bagus. Karya-karyanya selalu menjadi favorit di rumahnya. Dan mungkin Evgenia akan memesan beberapa untuk Archer. Terutama setelan yang sudah dia pakai tadi. Sangat pas sekali.

Evgenia kembali melihat sekitar. Acara sudah usai, tapi dimana cucunya? Dia sudah mengirim pesan kepada Simon, harusnya Archer tahu grandmanya datang untuknya. Hingga akhirnya tampak ada seorang pria muda tersenyum dan berlari kecil ke arahnya. Ah anak itu, Evgenia merentangkan tangannya menyambut cucunya.

"Aku sangat merindukanmu sayang, beruntung aku bisa datang kesini, akhirnya aku bisa melihat lagi hidungmu." Evgenia tidak mau melepaskan tangan cucunya.

Archer membimbingnya kembali ke kursi. Dia memeluk granda Evgenia sekali lagi. "Jangan berdiri terlalu lama Grandma, lututmu akan pegal." Archer tersenyum ke arah neneknya.

"Grandma sudah tua Archer, lutut grandma memang sudah sering mengeluh." Evgenia tertawa kecil sambil memegang tangan cucunya.

Ruangan itu masih ramai, baik pengunjung, wartawan dan entah siapa lagi. "Ikutlah ke hotel grandma Archer, kita akan makan malam bersama." Pinta Evgenia.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang