Tear up the very well mind

6.4K 320 2
                                    

Ruangan gym sepi, hanya ada Nick dan Ryan yang sedang melakukan gerakan cooling down dengan beberapa teknik stretching.

"Aku mandi keringat." Ujar Ryan sambil duduk di bench.

Nick melempar sekaleng minuman isotonik. "Gaya hidup kita buruk. Kalo tidak sering olahraga, kita akan terlihat seperti kentang." Jawab Nick.

"Seperti Aaron?" canda Ryan.

"So true," jawab Nick.

"Sayangnya cuma kita berdua. Mereka sedang sibuk." Kata Ryan.

Nick meletakkan kalengnya dan meraih handuk. Tubuhnya juga basah berkeringat. Dia melirik ke arah smartwatch yang melingkar di pergelangan tangannya, detak jantung normal, semua normal. Good.

"Apalagi Archer, dia sedang tidak begitu sehat. Istrinya meminta trainernya mengatur ulang jadwal dan teknik gymnya." Jawab Nick.

"Anak itu sampai kapan begitu terus." Gumam Ryan.

"Anak itu hidupnya sudah sulit, dia masih hidup sampai sekarang saja sudah keajaiban."

"Aku paham."

"Makanya, jangan kau tambah dengan acara naksir istrinya segala. Kalian mau perang?" tanya Nick.

Ryan menjatuhkan tubuhnya dilantai, berbaring telentang mengatur napasnya. "Cinta yang memilihnya, bukan aku Nick." Jawab Ryan.

"Cinta apaan. Ambil modelmu satu, kencani dia."

"Bosan."

"Sejak kapan kamu tertarik dengannya?"

"Bali."

"Otakmu ada di mana...? Bali yang waktu itu adalah pernikahan mereka."

"Setelah acara itu. Di kamar Edgar. She is so sweet and caring."

Nick melempar handuknya ke arah Ryan. "Ini hanya antara kita Ryan. Dan hanya sampai disini saja. Bila kau masih lanjut, aku hajar kau. Dia istri temanmu." Nick sedikit marah.

"Aku tau, aku hanya bilang aku suka, aku hanya akan mengambilnya bila Archer meninggalkan dia. Aku juga tidak suka mengambil milik orang lain." Jawab Ryan.

"Kau benar-benar kurang ajar Ryan. Bahkan Richard si penjahat wanita saja masih lebih baik. Setidaknya dia tidak menginginkan milik temannya." Sambung Nick.

"Aku bisa apa? Rasa itu datang begitu saja."

"Aku mohon Ryan. Hentikan itu. Dia temanmu."

Ryan hanya tertawa. Nick berlebihan, apa Ryan gila sampai nekat mengambil milik Archer. Mereka teman baik. Ryan hanya suka, mungkin cinta. Sebatas itu saja. Salahnya dimana.

***

Archer mencerna semua laporan Daniel, sejenak dia diam memikirkan sesuatu sebelum ia menelpon Nick. Ada hal penting yang harus dibahas.

"Dimana?" Tanya Archer.

"Kantor."

"Yang mana...?"

"Pusatlah, NYC."

"I'll be there."

"Aku sedang kerja."

"Aku juga."

"Ada apa...?"

"Proyek yang pernah kau tawarkan, siapkan itu."

"Untuk tambang minyakmu?"

"Betul."

"Beri aku waktu sebentar."

"Lakukan cepat."

"Sesuai prosedur.

"I'll be there soon."

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang