Another side of love story

5.2K 334 7
                                    

Profesionalisme Gracia selalu terlihat hampir sempurna. Tapi itu hanya permukaan, di balik itu ada Gracia dengan segala kecerobohan dan ketidak disiplinan dia memanage rutinitas dirinya sendiri.

Seperti pagi ini. Archer terpaksa harus mengebut karena Gracia ada janji dengan pasien pagi sebelum jam kerja. Sedangkan dia jam 06.30 baru bangun dari tidurnya.

Archer baru menutup pintu Lambo Aventador kuning nya ketika Risa, teman sesama dokter umum menyapanya dari belakang.

" Mobilmu?" Tanya Risa.

" Sepertinya begitu." Archer tersenyum kecil.

" Bagaimana caranya seorang dokter umum punya mobil seperti ini." Tanya Risa heran.

" Apa kau tidak tahu? Sepulang dari rumah sakit aku menyambi jadi gigolo." Jawab Archer.

" Kalau kau jadi gigolo dr. Niklaus, aku akan menabung untuk menyewamu." Jawab Risa kesal.

" Segeralah menabung. Tarifku mahal." Kata Archer tertawa meninggalkan Risa yang mengomel dan menggerutu.

Gigolo. Entah kenapa kata itu muncul begitu saja di kepala Archer. Lucu juga sesekali ngerjain teman-temannya, mereka terlalu serius bekerja. Sesekali perlu juga bercanda.

Sebuah pesan masuk ke hp-nya, beberapa detik kemudia Archer terlihat tersenyum senang. Tangannya dengan lincah membalas pesan tersebut. Entah apa isi pesan itu. Bibirnya tidak berhenti tersenyum.

***

Langkah Gracia dan Meta terhenti di depan lobby. Ada tangan yang tiba-tiba nangkring di atas pundak mereka berdua. Aroma ini. Gracia mengenalinya. Siapa lagi yang pakai parfum ini di sini.

" Ini, maksudnya apa?" Tanya Gracia sambil menunjuk ke arah tangan di pundaknya.

" Kalian berdua jangan pulang, ayo ikut aku." Kata Archer.

" Kemana?" Tanya Meta.

" Bali. Ajak Rio." Jawab Archer.

" Rio ada jaga besok." Jawab Meta.

" Ya sudah. Kalian berdua saja. Ayo ikut sekarang." Kata Archer sambil menyeret kedua gadis itu.

" Hei heeeeei. Pergi keluar pulau, apalagi menginap, aku perlu packing dan siap-siap." Protes Meta.

" Kenapa kamu repot sekali. Sudahlah ayo ikut saja." Balas Archer.

" G. Ini seperti diculik." Meta mengadu kepada Gracia.

" Sudahlah, ikut saja, sebelum dia berubah pikiran." Kata Gracia sambil tertawa.

" Kamu sekarang sudah mulai mirip Archer." Keluh Meta.

Tanpa persiapan apapun Gracia dan Meta di seret Archer ikut dengannya. Mereka bertiga naik Hummer kuning yang dikemudikan Jake menuju airport.

Sepanjang jalan Meta menggerutu, pergi ke Bali tanpa ada persiapan apapun. Memangnya disana dia tidak perlu ganti baju? Berenang cuma pake bra atau celana dalam? Yang benar saja.

" Bisa kau suruh diam temanmu itu cia." Terdengar suara Archer dari jok depan.

" Kau tidak akan bisa menghentikan nenek-nenek yang sedang mengomel sayang. Biarkan saja dia." Balas Gracia.

Meta semakin mendelik kesal.

***

Mobil kuning hitam itu berhenti di sebuah hangar besar di samping landasan yang luas. Seorang pria berambut pirang memakai kacamata hitam berkacak pinggang menunggu mereka.

" Kenapa lama sekali. Padahal kalian tidak naik siput." Kata Edgar.

" Kami bukan pengangguran seperti kamu Ed. Maklumilah." Jawab Archer.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang