Love for them

5K 331 6
                                    

" aku mau pulang." Kata Gracia.

Gadis itu duduk di ujung ranjang, masih memakai pakaian rumah sakit, memarnya sudah memudar, hanya leher dan lengannya masih diperban.

Archer tidak menjawab, dia naik ke atas ranjang dan merebahkan kepalanya di atas pangkuan Gracia.

" Sepertinya kamu yang lebih cocok jadi pasien sayang." Gracia membelai rambut Archer di pangkuannya.

" Aku kangen seperti ini. Sudah seminggu lebih aku menjagamu." Kata Archer sambil menggerakkan kepalanya.

" Sudah seminggu, lama sekali. Kenapa juga aku belum boleh pulang. Aku sudah bisa menelan makanan." Gracia memprotes

" Aku bukan dokter mu sweetie, jangan omeli aku." Balas Archer sambil memeluk pinggang Gracia.

" Kamu memang selalu tidak sadar tempat ya." Kata Gracia sambil tertawa.

" Aku hanya ingin bermanja." Jawab Archer.

Gracia memandang tunangannya di pangkuannya, Archer dengan nyaman memejamkan matanya. wajah lelah ini begitu menggemaskan. Penampilannya berantakan tapi tetap mempesona.

" Apa yang kamu lihat." Tanya Archer.

" Malaikatku, yang sudah menolongku." Jawab Gracia.

" Tentu saja. Aku tidak akan meninggalkanmu, bagaimana caranya aku hidup tanpa kamu." Jawab Archer lirih.

" Kamu hidup dengan baik sebelum bertemu aku."

" Itu berbeda Gracia."

" Kalo aku mati?"

" Kamu tidak boleh mati."

" Kenapa?"

" Sebanyak apapun hartaku, aku tetap tidak bisa membeli nyawa. Aku minta, jangan mati."

Gracia ingin sekali tertawa terpingkal, tapi lehernya masih sakit, dia masih belum bisa menoleh. Tapi bagaimana lagi. Perkataan Archer lucu sekali.

***

Terdengar suara yang sangat gaduh di luar, suara yang sangat mereka kenal. Archer masih menikmati berada di pangkuan Gracia ketika pintu terbuka.

" What the hell. Siapa sebenarnya pasiennya." Tanya Edgar begitu masuk ruangan.

Dia datang dengan penampilan casual, kaos, celana pendek, juga sneakers. Rambutnya seperti biasa, berantakan.

Tangannya menjinjing sebuah tas agak besar. Entah apa yang di bawa oleh anak itu. Keberadaannya disini saja sudah pasti akan mengganggu. Terutama bagi Archer

Archer melirik dengan sebal, orang ini mengganggu saja. Dia sedang beromantis ria dengan Gracia. Tapi makhluk ini malah tiba-tiba muncul.

" Hello my sweet sister. Getting better?" Edgar datang dan memeluk Gracia.

" Kenapa kamu kesini? Mengganggu saja." Protes Archer sambil berkacak pinggang.

" Aku mengunjungi kakak iparku. Apa yang salah?"

" Darimana kamu tau?"

" Jangan meremehkan aku, telingaku ada banyak."

Edgar tidak memperdulikan Archer, dia mendatangi Gracia dan mengeluarkan sebuah kotak kecil yang mewah. Sebuah kalung mutiara berpadu dengan beberapa titik berlian kecil.

" Aku melihatnya tadi di jalan, sepertinya cocok untuk kakak ipar." Kata Edgar.

" Cantik sekali, tapi tidakkah kau lihat leherku Ed, aku belum bisa memakainya." Gracia tersenyum senang.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang