36.baikan / balikan ?

6K 378 36
                                    

Archer duduk di samping ranjang Gracia. Tangannya membawa semangkuk bubur. Dia menemani Gracia sarapan.

Hari ini Gracia boleh meninggalkan rumah sakit. Kondisinya sudah stabil, dia juga sudah bisa mulai makan sendiri.

" Lihatlah dirimu, seorang dokter tapi tergeletak disini memakai baju pasien. Apa kabar dengan pasien yang kamu tinggalkan." Archer membuka suara.

" Kamu pikir aku sengaja berencana sakit?"

Archer menggeleng sambil tersenyum, Gracia masih sedikit sensitif. Dia masih belum bisa diajak bercanda. Sebaiknya jangan membalas apa saja perkataan Gracia dulu.

Tidak menunggu lama Rio datang. Seorang perawat memberikan sebuah catatan yang kemudian dibaca Rio dengan cermat.

" Yakin kamu mau pulang hari ini G?" Tanya Rio

" Why not. Aku disini seperti orang yang benar-benar sakit." Jawab Gracia ketus.

" Andai tidak terikat sumpah dokter G. Aku uyel-uyel kamu sekarang." Tukas Rio jengkel.

Dia menurunkan stetoskopnya dan mulai memeriksa. Archer melihat pemandangan itu dengan bibir cemberut.

" Progres yang bagus. Pulanglah kamu hari ini. Aku tidak suka berlama-lama dengan pasien kayak kamu." Kata Rio

" Baguslah, aku juga tidak tahan lama-lama berada disini."

" Jangan abaikan jadwal makan dan obat. Jangan bilang kamu itu dokter, merawat diri sendiri saja gak bisa." Omel Rio sambil berjalan keluar kamar.

Gracia menatap punggung Rio yang menjauh itu dengan jengkel.

" Kalo ngomong ya, suka asal." Gracia menggerutu.

Archer masih cemberut. Dia tidak suka pemandangan barusan. Dia merasa terganggu gadisnya disentuh orang lain.

" Harusnya aku saja yang merawatmu Cia, aku tidak suka ada orang lain menyentuhmu?"

" Orang lain? Rio bukan orang lain, dia temanku." Gracia menjawab dengan tidak senang.

Archer tidak membalas, dia memainkan hpnya di sela jarinya.

" Orang lain itu, wanita-wanita yang bisa kapan saja menciummu, dan bersandar dibahumu. Bukan Rio." Tambah Gracia.

Archer duduk bersandar di kursi sebelah ranjang Gracia. menatap wajah Gracia yang terlihat marah. Apa gadis ini masih marah juga? Come on, dia sudah minta maaf meski dia sendiri masih bingung salah dia apa.

" Kenapa hanya diam?" Tanya Gracia.

" Aku tidak mau bertengkar." Jawab Archer.

" Kalo begitu, jangan memulai bicara macam-macam." Balas Gracia.

Archer menganggukkan kepalanya. Dengan sigap membantu Gracia turun dari ranjang.

" Mau kemana?"

" Ganti baju. Kan aku mau pulang."

" mau aku bantu?"

" Jangan cari kesempatan."

Archer berdiri sambil mengangkat pundaknya. Marah-marah terus, dari tadi dirinya salah terus. Gadis ini benar-benar galak.

***

Archer membukakan pintu mobil untuk Gracia. Gadis sebenarnya rindu. Tapi ada saja yang menghalangi keinginannya untuk memeluk kekasihnya.

Sepanjang perjalanan Gracia menatap kekasihnya, penampilannya seperti biasa. Sederhana, tapi menarik dan tetap terlihat mewah.

Archer hari itu memakai Kaos ketat putih dari Valentino, celana denim hitam dari Off-white dan sepatu Balenciaga. Tidak lupa kacamata Aviator favoritnya. Sebuah jam tangan Chopard hitam melingkari tangan kirinya.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang