Unconditional Love

5.3K 344 5
                                    

Evgenia berdiri mematung, di depannya David tersungkur dengan isi kepala bertebaran, dia menukar nyawanya untuk keselamatan anak istrinya. Baguslah, Evgenia tidak perlu mengotori tangannya.

Archer mendorong tubuh Rob secepat kilat berlari menghampiri Gracia, terlambat. Beberapa bagian tubuh Gracia memerah terkena percikan darah David, ada yang aneh. Dia menunduk tidak bergerak.

" Gracia, do you hear me..?!" Kata Archer sambil memegang kedua pipi Gracia.

Tidak ada jawaban,

Rob melepas ikatan di kaki dan tangan Gracia sementara Archer mengamati setiap lekuk tubuh gadis itu. Lengan dan lehernya berlubang.

Sialan. Kenapa yang seperti ini harus terjadi.

" Dia terkena pecahan proyektil." Kata Archer,

Archer membebat lengan Gracia dengan sobekan dari baju Gracia. Dan mengangkat tubuh Gracia sambil tangannya menutupi luka dilehernya.

Dia membawa Gracia keluar secepat mungkin, dia tidak tahu seberapa dalam proyektil itu menerjang, dia bisa melihatnya nanti, tidak sekarang.

" Ellaria, hubungi rumah sakit terbaik di dekat sini, gunakan koneksimu, pastikan perawatan anak ini privat dan rahasia." Evgenia menutup telponnya.

Wanita tua itu melangkah keluar,

" Bereskan semuanya, aku tidak mau siapapun mengendus masalah ini, tidak juga polisi." Perintah Evgenia kepada Rickard.

Rickard hanya mengangguk,

***

Sepanjang jalan Archer memeluk tubuh gadis itu, tangan kanannya berada di leher, tangan kirinya tetap di lengan Gracia, dia menahan tubuh Gracia dengan kakinya.

Keringat mengalir di dahi Gracia, Archer hanya memandangnya dengan getir.

" Lihatlah, aku bahkan tidak bisa mengusap keringatmu Cia." Kata Archer lirih.

Kembali Archer mengamati tubuh Gracia dari ujung kaki, beberapa bagian bajunya robek dan koyak. Telapak kakinya terluka. Lecet -lecet di lutut. Memar di kaki dan tangannya.

Dada dan perut Gracia masih turun naik, dia masih bernapas, syukurlah, denyut nadinya juga masih terasa di leher yang dipegang Archer, meski semakin melemah.

" Aku tau rasanya Cia, apa ini yang kamu rasakan dulu?" Archer berbisik didekat telinga Gracia.

Archer melihat ke depan, mobil ini lamban sekali. Tidak bisakah Jake menyetir lebih cepat?

" Faster Jake....faster...!!!" Teriak Archer.

Sebenarnya mau secepat apa lagi?
Jake sudah memacu mobilnya dengan sangat kencang. Mobil Evgenia dan Rickard saja tidak kelihatan di belakang.

" Rumah sakit sudah konfirmasi." Kata Aryo.

" How long....!" Tanya Archer.

" 14 minutes to go." Jawab Aryo.

" Go faster Jake...!" Perintah Archer.

Tubuh Gracia bergerak,

" Are you there girl, don't worry, everything Will be fine." Bisik Archer di telinga Gracia.

" It hurts." Erang Gracia pelan. Hampir tidak terdengar.

" I know, I'm sorry, teruslah bernapas dengan tenang." Archer merapatkan pelukannya,

Mata pria itu berkilat dan tergenang. Pikirmu apa yang akan kamu rasakan, ketika orang yang kamu cintai ada di pelukanmu, dengan darah yang terus mengalir di sela jarimu, membasahi bajumu.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang