26. Pasien Tampan: klien vvip

7.2K 436 6
                                    

Hari-hari tanpa Archer serasa seperti liburan bagi Gracia. Dia bisa langsung menuju kasur sepulang kerja. Jadi seorang dokter bukan pekerjaan ringan. Kalo ada Archer, di sela senggang Archer akan sibuk menyeretnya kesana kemari menemaninya.

Sejak 4 hari yang lalu Archer pamit pergi drifting dan lanjut mengunjungi grandma Catelyn di Skotlandia. Dia belum bilang kapan pulang. Gracia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk berlapis sprei renda warna biru muda. Dia melihat sekeliling kamarnya.

Suasananya sudah sedikit membosankan, dia ingin mendekorasi ulang kamarnya, seperti video tentang DIY di YouTube, tapi itu hanya berakhir sebagai cita-cita luhur yang belum pernah kesampaian.

Dia mengganti pakaiannya dengan piyama. Memakai kaus kaki berwarna pink bergambar kelinci. Malam ini pun dia akan bisa tidur dengan nyaman. Tapi hanya 30 menit dia tidur. Hp nya berdering terus. Lama-lama semakin mengganggunya. Dengan malas dia bangun dan meraih hp nya. Nomor Daniel?

"Ya Dan," jawabnya.

"Segera datang ke rumah." Kata Daniel singkat.

Hanya itu suara yang dia dengar. Ada apa lagi? Kenapa malam-malam seperti ini dia harus kesana? Archer juga sedang pergi. Dia mengganti pakaiannya sambil menelpon taxi. Suara Daniel tadi tidak terlalu cemas, tapi nadanya seperti sedikit memaksa.

Ya sudahlah berangkat saja. Gracia menguap sambil menggeliat meluruskan punggungnya. Taxinya datang. Di tengah jalan Gracia menelpon Archer, kenapa tidak di angkat? Apa mungkin dia masih main disana? Berapa jam perbedaan antara sini dan sana Gracia tidak paham.

Taxi berhenti. Gracia memandangi sekitar, rumah dr. Kim sepi. Ya memang sepi, setau Gracia tiap hari ya begini ini hingga akhirnya Mr. Pram membuka pintu,

"Kami sudah menunggu anda Dok."

"Memang ada apa Pak?"

"Tuan Archer pulang dalam keadaan demam tinggi, tapi dia menolak langsung di bawa ke rumah sakit ketika menginjakkan kaki di bandara."

Gracia menggeleng, anak itu selalu pulang bawa penyakit. Kenapa ga langsung ke rumah sakit aja sih, kan Gracia ga perlu malam-malam kesini. Ah kan tapi dia pasien VVIPnya, biarlah deh. Ini memang kewajibannya. Gracia juga tidak ingin makan gaji buta.

Mereka tiba di lantai 3. Gracia melangkah menuju kamar besar paling ujung. Archer tampak bersandar dikasur ditemani oleh Kimmy. Wajahnya sedikit pucat. Ada beberapa orang di dalam ruangan itu, termasuk Kim. Pemandangan yang tidak umum melihat Daniel ada disitu. Tumben.

"39.1°." Kata Kimmy. Gracia terperangah. "Menurut Daniel, dia mulai demam sejak kemarin, semua yang dia makan aman ketika dia berada di rumah Catelyn, chef dan nutrisionis keluarga Catelyn sudah mengkonfirmasinya." Sambung Kimmy.

Nutrisionis? Oh baiqlah.

"Saya mencurigai steak yang dia konsumsi sepulang drifting nona, tuan Archer memakan steak medium rare." Terang Daniel.

Kimmy menarik napas panjang. infeksi bakteri salmonella? Anak ini daya tahan tubuhnya rendah sekali, kenapa makan yang begituan di tempat seperti itu.

"Segera lakukan blood test saja." Perintah Kimmy.

Gracia segera paham, dia mengambil peralatannya di ruangan serba putih yang berada di pojok kamar Archer. Dia tampak tidak menyukainya, dia mendelik protes. Dia terlalu malas untuk berteriak memarahi bibinya.

Kimmy melirik keponakannya, biar saja dia marah. memangnya sekarang dia bisa apa. Dia beranjak menyandarkan kepala Archer ke tubuhnya dan memegang tangannya agar anak itu tidak bergerak. Panas sekali.

Gracia memasang turniket dan mencari pembuluh darah di lengan, ketemu.Beberapa CC sample darah sudah berada di tabung kecil. Kimmy menyerahkannya kepada seorang pria. "Segera proses dan laporkan." Perintah Kimmy sambil berjalan keluar kamar.

I call it loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang