Bab 1

6.3K 203 2
                                    

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah di SMA Nusantara, SMA terbaik di kotaku. Bisa dibilang aku adalah siswa yang beruntung bisa menimba ilmu di SMA Nusantara. Bagaimana tidak, termasuk dalam 200 siswa yang diterima dari total 1000 pendaftar merupakan hal yang aku syukuri. Akhirnya usahaku selama ini dengan belajar giat membuahkan hasil yang manis.
Tapi yang ku khawatirkan jika bersekolah di SMA Nusantara adalah ketidakmampuanku untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial disana dan takut di bully. Ya, itulah hal yang menjadi kekhawatiran terbesarku. Karena bentuk tubuhku yang sudah kuduga akan menjadi bahan bully-an.
Ah sudahlah, daripada menduga-duga hal yang belum tentu terjadi, lebih baik aku memeriksa dulu penampilanku juga perlengkapan yang harus dibawa ke sekolah.

Seragam. OK.
Tas. OK
Buku pelajaran. OK
ID card. OK
Kacamata. OK.

Oke semua telah siap. Tinggal Yang perlu ku siapkan adalah mentalku. Ya mentalku.

"Oke semangat Ella!", gumamku di depan cermin sambil mengepalkan tanganku untuk menyemangati diriku sendiri.

Tiba-tiba ketukan di pintu kamarku  terdengar.

"Ella apa kamu sudah selesai bersiap? Ayo kita sarapan. Tinggal kamu yang belum ada di meja makan, nak". Suara Mam terdengar di balik pintu.

"Iya mam, Ella udah selesai kok. Ini udah mau ke meja makan", ucapku setelah membuka pintu kamar pada Mama.

"Oke ayo", balasnya.

Seperti biasa, suasana meja makan saat ini sangat ramai dengan ocehan adikku Tessa tentang idola kesayangannya yang beberapa waktu yang lalu baru saja menggelar konser di Jakarta.

"Ya ampun kak, kakak tau nggak Jeno oppa sangat manly di konser kemaren. Aaahhhh!", katanya dengan mata berbinar membayangkan idolanya. Yah, Tessa sangat menyukai boyband asal Korea NCT Dream. Bukan hanya menyukai idol-nya, Tessa juga sangat suka menonton variety show dari negeri ginseng tersebut.

Mendengar perkataannya, aku hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Pa, Ma, tahun depan ada acara fan meeting-nya NCT. Tessa boleh hadir? Please..", pintanya pada Papa dan Mama dengan wajah penuh permohonan disertai puppy eyes andalannya.

"Hmm boleh. Tapi dengan syarat ranking kamu harus masuk 3 besar. Semester lalu kan kamu hanya masuk 10 besar. Jadi intinya kamu harus belajar lebih giat lagi", jawab Papa.

"Oke Pa. Tessa akan berusaha untuk belajar lebih giat lagi. Supaya bisa hadir di fanmeet. Ahhh!", balas Tessa dengan wajah riang dan diakhiri dengan pekikan tertahan.

"Oh ya Ella, hari ini kan hari pertama kamu masuk sekolah di SMA Nusantara, dan hari pertama MOS juga kan. Kalau boleh hilangkan sedikit rasa malumu itu dan cobalah untuk lebih percaya diri, supaya kamu bisa dapat teman baru nanti. Soalnya mama perhatikan teman dekat kamu cuma Pingkan aja sedari kamu TK nak. Cobalah bersosialisasi nanti di sekolah, supaya kamu bisa dapat teman baru dan nantinya kamu bisa nyaman bersekolah disana nak", kata Mama kepadaku.

"Oke Ma. Aku akan berusaha supaya bisa dapat teman baru nanti", jawabku.

"Mama dan Papa tahu kamu menjadi pemalu dan tidak percaya diri karena bentuk tubuhmu. Nak, harus kamu tahu di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jadi kamu jangan menganggap diri kamu rendah ya nak." Tambah Papa.

Mendengar kalimat dari Papa membuatku termenung akan semua ejekan teman-temanku dulu.

_Badan kayak gentong! Nggak pantas kamu gabung sama kita_

_Liat tuh kursi kamu udah gak muat nampung badan kamu. Kebesaran sih.._

Mengenang semua perkataan teman-temanku dulu, membuatku kurang yakin untuk lebih percaya diri. Dan juga, siapa yang mau berteman dengan gadis yang bertubuh gempal, pemalu, introvert pula. Tidak menarik sama sekali.

"Oh ya, kalian berdua sudah selesai makan kan. Ayo berangkat", kata Papa

"Ma, kami berangkat dulu ya. Doain", kata Papa sambil memeluk Mama disertai ciuman di dahi. Itulah rutinitas Papa dan Mama sebelum Papa berangkat kerja.

Rutinitas yang membuatku berdoa semoga nanti aku dapat diberikan jodoh seperti Papa.

Setelah kami berpamitan dan berpelukan dengan Mama, kami bertiga pun berangkat dengan mobil.

Di jalan, perasaanku campur aduk. Antara senang, cemas, antusias dan takut. Aku hanya diam sepanjang perjalanan dengan pikiran bercabang kemana-mana. Hanya Suara Papa dan Tessa yang sedang bercerita tentang kejadian di berita tadi pagi. Hingga akhirnya tak terasa kami sudah tiba di depan gerbang SMA Nusantara. Karena jaraknya yang tidak begitu jauh dari rumahku, hanya sekitar 15 menit dari rumah.

"Ella sudah sampai nak." Suara Papa mengejutkanku yang masih asik dengan pikiranku.

"Eh iya Pa. Makasih yah udah dianterin. Ella masuk dulu Pa." Jawabku

"Iya nak sama-sama. Oh ya Papa mau bilang nanti kamu harus berusaha jadi pemberani yah nak. Jangan pelihara terus tuh rasa malu kamu itu." Kata papa dengan wajah jenaka.

"Iya kak betul itu kata Papa. Jangan cuma malu-malu aja kamu tuh", tambah adikku.

"Iya. Hati-hati yah Papa sama Tessa. Dadah"

Sambil berjalan memasuki sekolah, ada doa yang ku panjatkan dalam hati, semoga hari ini dapat berjalan lancar.

ExtraordinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang