Bab 16

1.7K 111 2
                                    

"Ella kenapa lo nggak nunggu gue? Gue khawatir banget tau nggak pas Tessa bilang lo belum pulang. Gue pikir lo udah diculik driver itu"

Aku yang awalnya terdiam karena kaget dengan kak Darren, tersadar dan langsung melepaskan diri.

"E-eh.. s-sorry kak"

Hanya itu yang dapat ku ucapkan karena masih kaget.

Ya ampun mati aku. Pasti pak Edwin dan Risa sedang memperhatikan kami.. mereka bisa salah paham...

"Aku dijemput Mama tadi kak. Jadi buru-buru"

"Jadi Mama lo sekarang ngojek ya?"

Mati aku..

"Hah?"

"Lo pikir gue nggak liat lo tadi naik ojek online? Lo kenapa? Ada masalah?", tanya kak Darren menyelidik.

Aku hanya bisa menyengir. Tidak tahu harus menjawab apa. Karena memang tujuanku adalah menghindari kak Darren. Dan aku nggak mungkin mengatakannya pada kak Darren.

"Aku disuruh sama Mama untuk gantiin Mama disini. Karena tadi ada banyak pembeli dan Mama harus ke rumah. Sorry udah buat kakak khawatir.", balasku setelah menemukan alasan yang masuk akal.

"Ya udahlah.. yang penting lo selamat. Tapi suara lo kok serak? Lo kenapa?"

Mendengar pertanyaan kak Darren, aku menegang.

"E-eh itu kak. T-tadi aku keselek pas makan. Jadinya serak deh. Hehe", bohongku.

Keselek? Apaan itu Ella? Memangnya nggak ada alasan lain yang lebih masuk akal?

"Beneran?", tanya kak Darren sambil memicingkan matanya.

"I-iya kak"

"Okedeh"

Hhh syukurlah..

"Kak Darren tau alamat toko ini dari mana?"

"O-oh i-itu.. gue nanya sama Mama lo. Kebetulan ketemu tadi di rumah lo pas gue mau pergi nyari lo"

"Ohh gitu.."

"Lo belum makan kan? Kebetulan si Lionel baru buka cafe. Kita makan disana aja ya"

"E-eh nggak usah kak. Aku udah makan kok. Masih kenyang"

"Alasan nggak diterima. Ayo"

Karena kak Darren memaksa, aku terpaksa mengikuti. Setelah berpamitan pada Risa dan pa Edwin - dan sempat digoda oleh mereka karena mereka melihat kak Darren memelukku tadi -, akhirnya kami menuju ke cafe-nya kak Lionel.

"Ella.."

"Ya?"

"Selama ini lo udah nggak dapet ejekan dan bully-an kan?"

"E-enggak kok kak"

"Baguslah. Kalo sampe gue tau lo di-bully atau diejek, bakal gue bales"

"Heh? Kenapa harus dibalas? Kan bukan kakak yang di-bully"

"Karna yang di-bully itu orang yang gue anggap special"

Aku bisa merasakan wajahku memanas saat ini.

"Maksud kakak?"

"Ya ampun Ella.. lo nggak sadar ya? Elo itu salah satu orang yang special buat gue"

Ya Tuhan...
Eits Ella.. kamu jangan kegeeran dulu. Pasti special yang dimaksud kak Darren karena kamu adalah temannya.

Aku hanya diam dan sibuk dengan pikiranku hingga tanpa ku sadari, kami telah sampai.

ExtraordinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang