Salah satu hal yang membuatku merasa beruntung bisa menjadi siswa di SMA Nusantara adalah karena kantinnya. Ada banyak jenis makanan yang tersedia mulai dari makanan ringan sampai makanan berat, baik makanan lokal maupun internasional, juga meja dan kursi yang disediakan, dan pelayan yang bertugas mengantar pesanan. Semua melebihi ekspektasiku.
Saat ini aku, Pingkan dan Carly sedang menikmati pesanan masing-masing, setelah sebelumnya Pingkan dan Carly dengan iseng menggombali pelayan yang membawakan pesanan kami sampai wajahnya memerah. Sementara makan, obrolan kami bertiga didominasi oleh Pingkan dan Carly yang masih heboh dengan pemandangan di lapangan basket tadi. Dari obrolan mereka aku jadi tau tentang kelima siswa tersebut.
Yang pertama Darren Anderson anak dari pemilik sekolah. Keluarganya bukan hanya pemilik SMA Nusantara tapi juga memiliki bisnis penginapan, travel, properti dan kuliner yang tersebar di seluruh Indonesia.
Yang kedua Lionel Wijaya, sepupu Darren. Keluarganya memiliki bisnis percetakan dan penyiaran yang tersebar di seluruh Indonesia.
Yang ketiga Andrew Lau, orang tuanya merupakan akuntan yang memiliki Kantor Akuntan Publik yang dinobatkan sebagai Kantor Akuntan Publik terbaik di Indonesia.
Yang keempat Nick Pratama, ayahnya merupakan perintis dari aplikasi ojek dan taksi online yang saat ini digunakan oleh 75% masyarakat Indonesia.
Dan yang kelima Nathan Scott, orang tuanya memiliki bisnis konsultan arsitek yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jadi intinya mereka berlima itu kaya banget! Saking kayanya, keluarga mereka itu termasuk dalam jajaran 10 besar keluarga terkaya di Indonesia. Dan merekapun sudah bersahabat sejak TK, jadi kayaknya hubungan mereka lebih seperti saudara.
Lagi asyiknya makan, tiba-tiba suasana kantin yang memang ramai menjadi lebih ramai karena pekikan beberapa siswi. Ternyata The Boys - nama geng Darren dan teman-temannya, yang didengar Carly dari penggemar mereka - memasuki kantin dan langsung mengambil tempat di bagian tengah. Aku, Pingkan dan Carly tanpa sadar menunda acara makan siang kami demi melihat mereka masuk kantin. Dan menurut pengamatanku, mereka berlima sudah terbiasa dengan pekikan dan pandangan terpesona yang ditujukan kepada mereka.
Saat melihat kak Darren, tiba-tiba aku mengingat kejadian saat aku ke toilet.
.......
Sementara kegiatan MOS berlagsung tiba-tiba aku kebelet pipis. Setelah meminta izin pada salah satu kakak OSIS dan menanyakan letak toilet, akupun bergegas keluar dari aula.
"Duh, toiletnya dimana ya? Udah kebelet banget nih", gumamku berjalan sambil mencari toilet.
"Ah itu dia", gumamku lega setelah akhirnya menemukan toilet dan langsung masuk ke salah satu bilik.
Setelah mencuci tangan dan mengeringkannya, ada suara yang membuatku bergidik. Karena penasaran akupun mencari asal suara itu, dan mataku membulat setelah melihat adegan yang sedang dilakukan oleh sepasang insan di dalam tempat penyimpanan alat bersih toilet.
Kak Darren...
Tiba-tiba mata kak Darren tertuju padaku.
Ya Tuhan...
Aku segera tersadar dan berlari meninggalkan toilet.
"Wah gila.. semoga kak Darren nggak tau kalo itu aku", gumamku saat sedang berlari.
.......
Setelah tersadar, akupun kembali meneruskan acara makan siangku dan mencoba untuk tidak terlihat oleh kak Darren walupun itu mustahil mengingat bentuk tubuhku yang diatas rata-rata. Lain halnya dengan Carly dan Pingkan yang masih asik memandangi The Boys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary
RandomSedari kecil aku diajarkan oleh untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah kualami dalam hidup. Tapi ternyata ada momen-momen yang kusesali, yaitu saat dimana berat badanku naik drastis dan susah untuk diturunkan dan.. bertemu denganmu yang telah...