Bab 18

1.6K 109 7
                                    

Apa?

"K-Kak, jangan seperti ini"

"Seperti ini apa Ella? Perasaan seseorang itu nggak bisa dikendalikan semaunya. Dan yang gue rasain ke lo itu nyata, walaupun berbagai cara udah gue lakukan buat menyangkalnya, tapi nyatanya gue nggak bisa. Malahan rasa itu bertambah kuat."

"Tapi.. kenapa harus aku? Masih banyak cewek disekolah yang lebih dari aku"

"Menurut gue, untuk menyukai seseorang itu nggak mandang fisiknya doang. Dan lo, tanpa lo sadari lo punya inner beauty yang udah buat gue terpesona"

"Kak kalo ini sebagai bentuk rasa terima kasih karena aku yang nolongin kakak, aku ikhlas kak. Nggak perlu sampe begini"

"Ella, harus berapa kali gue jelasin ke lo? Ini karena gue terpesona sama kepribadian lo. Bukan karena bentuk rasa terima kasih"

"Tapi kak, aku nggak berani buat nerima perasaan kakak"

"Ella please.. jangan seperti ini. Jangan bikin gue tambah sakit dengan semua penyangkalan lo. Cukup lo terima aja, dan mulai saat ini, gue yang akan berusaha buat bikin lo membalas perasaan gue. Ya?"

Melihat wajah memelas kak Darren saat ini, membuat hatiku terenyuh dan akhirnya aku hanya bisa mengangguk. Tidak dapat berkata apa-apa.

"Oh.. thanks God", ucap kak Darren lega dan langsung memelukku erat disertai kecupan di dahiku. Bisa kurasakan saat ini detak jantungku menggila dan wajahku saat ini memanas.

Kak Darren menciumku? Oh my God.. Jantung, wajah.. please be nice..

Kak Darren melepaskan pelukannya, tapi tangannya tetap memegang pinggangku. Kak Darren menatapku sambil tersenyum, membuatku salah tingkah dan jantungku saat ini lebih menggila.

Kak Darren kok senyumnya manis banget sih? Duh malu banget.. please stop kak.. lama-lama bisa meleleh aku..

Untuk menyembunyikan rasa gugupku, aku hanya bisa menyengir.

"Jadi, mulai sekarang lo mesti siap-siap. Karena gue bakal melakukan hal-hal yang bakal bikin lo terpesona sama gue", ucap kak Darren seraya mengelus pipiku.

Wajahku memanas.

"Hehe.. manis banget sih.."

Cup..

Kak Darren menciumku di hidung. Mataku spontan membulat akan perlakuan kak Darren.

KAK DARREN MENCIUMKU?! LAGI?! YA TUHAN SELAMATKAN AKU DARI GODAAN INI..

Wajahku spontan lebih memanas dan detak jantungku berpacu lebih cepat.

"Kak.."

"Uhh gemesin banget sih. Jadi tambah suka deh", ucap kak Darren lagi dan kembali memelukku erat.

"Oh ya.. lo belum makan kan? Nih gue bawa makanan"

"Kakak nggak perlu repot-repot"

"Repot apanya? Demi cewek yang gue suka, nggak ada yang namanya repot"

Aku menundukkan kepalaku, mencoba menyembunyikan wajahku yang pastinya merona dari kak Darren.

"Panggil Tessa gih. Kasian dia kelamaan nunggu di cafe sendirian"

Aku seketika merasa bersalah karena telah melupakan Tessa. Akibat terlalu menaruh perhatian pada kak Darren.

"Oh iya. Aku panggil Tessa dulu ya kak"

Sebenarnya Tessa bisa ku telpon, tapi karena masih canggung usai pengakuan kak Darren, aku memilih untuk menghampiri Tessa secara langsung.

"Eh lo mau nyamperin Tessa? Telpon aja lah. Masa lo mau ninggalin gue sendiri disini sih"

ExtraordinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang