Bab 43

1K 105 26
                                    

Dalam rangka ulang tahun sekolah, SMA Nusantara menyelenggarakan berbagai event dan lomba selama seminggu. Ada lomba Nusantara Idol, lomba English Speech, lomba menghias kelas, Mr. & Miss Nusantara, dan acara puncak sekaligus penutupan yang dilaksanakan dalam bentuk Prom Night disertai dengan pengumuman dari setiap lomba. Dan tanggal ulang tahun SMA Nusantara bertepatan dengan tanggal yang ditetapkan sebagai hari kasih sayang seluruh dunia. Yass. Tanggal 14 Februari a.k.a. Valentine's Day. What a perfect kebetulan! Dikarenakan hal itu, acara penutupan sekaligus Prom Night dilaksanakan pada tanggal 14.

Begitulah yang dikatakan oleh 2 orang anggota OSIS yang datang mengumumkan ke kelas kami tadi pagi sebelum pelajaran dimulai.

Dan karena acara pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 10, yang berarti 4 hari dari sekarang. Itulah yang membuat kami semua agak kelabakan. Pihak sekolah sepertinya mengerti, dan mengadakan rapat guru sampai jam istirahat pertama, yang artinya semua kelas lowong. Toni, ketua kelas kami memanfaatkan waktu ini untuk mengadakan rapat kelas. Toni kelihatan mulai pusing, karena kelas sangat bising karena berbagai pendapat yang dikemukakan, Pingkan dan Carly termasuk di dalamnya, sedangkan aku hanya diam dan menyimak.

"Yang jadi perwakilan buat English Speech kamu aja, Ton", goda Carly yang berteriak saking bisingnya kelas kami. Dan sayangnya, tidak didengar oleh yang lainnya. Khususnya Toni.

"STOP!!!", teriak Toni kesal, berhasil membuat kelas hening. "Kita mulai dari Nusantara Idol", lanjutnya.

"Kalo Nusantara Idol, usul gue si Pingkan aja. Lumayan biar jadi hiburan nanti", Nino, teman sekelasku yang terkenal paling berandal seangkatan bersuara sambil menatap Pingkan jahil. Akhir-akhir ini, Nino memang sering menjahili Pingkan.

"Usulan yang nggak berfaedah", balas Pingkan cuek. "Atau Zoe aja yang jadi perwakilan buat Nusantara Idol. Zoe 'kan sering ikut kontes nyanyi", lanjutnya. Mendengar usulan Pingkan, teriakan setuju terdengar. Salah satunya aku. Zoe terlihat senang dan semangat karena dia terpilih. Di saat Toni akan menulis nama Zoe di papan tulis sebagai perwakilan Nusantara Idol, suara seseorang menghentikan.

"Eh Ton, jangan ditulis dulu. Tadi kan gue nggak bilang setuju. Guenya setuju kalo si Pingkan yang jadi perwakilan. Emang lo semua nggak pengen ada hiburan nanti?", ucap Nino.

"HEI TIANG LISTRIK BERJALAN! DIAM NGGAK?!", teriak Pingkan kesal. Sehingga menjadikan postur Nino yang jangkung sebagai bahan ejekan atas bentuk kekesalannya.

"Pokoknya gue pengennya si Pingkan yang jadi perwakilan Nusantara Idol", lanjut Nino mengabaikan Pingkan.

Pingkan yang kekesalannya telah berubah jadi kemarahan, sudah akan beranjak menuju ke mejanya Nino. Aku dan Carly akhirnya menahan Pingkan untuk mencegah keributan.

"Udah Ping sabar aja", bisikku pada Pingkan.

"Ih nggak tahu deh tuh orang. Bikin tambah benci aja", rutuk Pingkan.

"Hei nona. Katanya, benci dan cinta itu cuman dipisahin sama benang yang tipis banget loh", goda Carly ke Pingkan yang masih bisa kudengar.

"Hiiihhh.. amit-amit", balas Pingkan seraya bergidik.

Teman sekelas lain yang sudah terbiasa akan interaksi Pingkan dan Nino tidak menanggapi lebih. Setelahnya kami kembali memusatkan perhatian pada Toni, dan ternyata saat ini sedang didiskusikan perwakilan untuk English Speech.

"Rania aja. Lo kan suka ngobrol pake bahasa Inggris", usul Nino lagi.

"Eh? Nggak, nggak. Nggak siap guenya", tolak Rania yang terkejut namanya disebutkan.

"Jadi, siapa yang bersedia?", tanya Toni.

Hening. Tidak ada yang bersedia.

Bukannya kami semua tidak bisa berbahasa Inggris. Tapi, lomba English Speech mengharuskan kami untuk menyusun sendiri pidatonya. Waktu yang tersisa tidak akan cukup untuk menyusun pidato dan akan sangat memalukan jika ketahuan menyontek dari internet. Dan jika pidato disampaikan tanpa membaca teks, peserta bisa mendapat poin tambahan.

ExtraordinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang