Bab 3

2.3K 149 1
                                    

Kegiatan MOS ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa baru SMA Nusantara, yang dilaksanakan selama 3 hari. Setelah dibuka oleh kepala sekolah, kamipun mengikuti materi pengenalan sekolah yang disampaikan oleh guru yang ditugaskan sebagai pembicara tentang visi, misi, tujuan dan sejarah SMA Nusantara. Dan tentunya diawasi oleh kakak-kakak OSIS.

Dan beruntungnya hari ini aku bisa berkenalan dengan teman baru bernama Carly. Kami berkenalan karena Carly mengambil tempat duduk di sebelahku. Sebenarnya aku kaget saat Carly tiba-tiba ingin berkenalan denganku. Awalnya aku mengira Carly hanya ingin berkenalan dengan Pingkan, karena dilihat dari penampilannya Carly merupakan tipe gadis populer yang tidak sudi berkenalan dengan tipe gadis yang sepertiku ini. Tapi ternyata pikiranku salah. Carly merupakan gadis yang tidak hanya cantik wajahnya tapi juga ramah dan baik, tidak pilih-pilih dalam berteman. Karena keramahannya, aku dan Pingkan cepat jadi akrab dengannya.

Materi tentang pengenalan SMA Nusantara berakhir pada jam istirahat ditandai dengan bunyi bel.

"Hhh akhirnya selesai juga. Jadi ngantuk aku. Kelamaan sih", keluh Carly.

"Syukurlah. Lama banget tau materinya. Padahal kan tanpa dijelasin panjang lebar, semua materinya udah ada di buku pedoman. Malah laper lagi", keluh Pingkan sambil membereskan tasnya.

"Iya. Di tambah kakak-kakak yang ngawasin kita pada galak lagi. Jadi tadi aku tuh ya kalau mau menguap harus sembunyi-sembunyi. Takut dimarahin", tambah Carly.

"Yaudah sabar aja. Gimana kalo sekarang kita ke kantin. Aku laper nih. Kalian udah selesai kan ngeberesin barang kalian? Yuk", kataku.

"Ayo. Laper banget nih aku", balas Pingkan.

"Yuk", tambah Carly.

Dalam perjalanan ke kantin, kami berhenti karena penasaran dengan apa yang menjadi objek pandangan yang membuat para siswa jengkel dan para siswi menjerit karena terpesona.

Ternyata di lapangan basket ada 5 siswa yang sedang bermain basket.
Wajah kelimanya yang tampan membuat pemandangan di lapangan menjadi lebih bersinar di mataku.

"Wah ganteng-ganteng banget tuh yang main basket! Kayak lagi nonton 5 malaikat tanding basket deh.", kata Carly dengan wajah mupeng.

"Kalo tiap hari liat pemandangan kayak gini, nggak bakal bosan deh.", ucap Pingkan dengan wajah terpesona.

Saat sedang asyik melihat permainan mereka berlima, tiba-tiba salah satu dari kelima siswa tersebut bertatap mata denganku.
Deg...
Wajah familiar-nya yang tampan membuatku terpesona dan tatapan matanya yang tajam membuatku lupa diri.

1 detik..
2 detik..
3 detik..

Sampai akhirnya aku tersadar dengan pertanyaan dari Pingkan.

"Iya kan La?", tanyanya padaku.

"E--Eh, iya", kataku tergagap karena terkejut dengan pertanyaannya.

"Kalo gak salah yang pake kaos hitam itukan Darren Anderson kan? Yang ortunya pemilik sekolah ini.", kata Carly.

"Iya. Katanya dia sekarang kelas 11", tambah Pingkan membenarkan.

Saat mendengar perkataan Carly, akupun jadi teringat sosok yang sempat membuatku terpesona dan yang membentakku tadi pagi.

Pikiranku jadi berkecamuk, takut dan cemas karena tatapan tajam yang ditunjukkannya saat kami bertatapan mata. Perasaan tidak enak yang sempat kurasakan tadi pagi kembali menghampiri, malah terasa lebih tidak enak dibandingkan tadi pagi. Hingga aku tidak lagi mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh Pingkan dan Carly.

Ya ampun bodoh kamu Ella! Kenapa kamu bisa lupa sama wajah yang membuatmu terpesona tadi pagi?! Malah tadi pake sok natap matanya  lagi! Bisa mampus kamu sama dia kalo sampe dia dendam sama kamu!

Batinku berteriak pada diriku yang begitu ceroboh.

ExtraordinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang