Bab 19

1.5K 110 4
                                    

Saat kami berada di antrian yang paling depan, bukan hanya tangan kak Darren yang sedingin es, tapi sekarang wajahnya sudah jadi seputih kertas. Aku jadi kasihan melihat kondisi kak Darren saat ini. Aku pun memutuskan untuk tidak naik wahana roller coaster ini - padahal aku sangat ingin menaikinya.

"Aduh.. kak, kita nanti aja yah naiknya. Aku kebelet banget nih"

"Eh? Kok? Ya udah", seketika wajah kak Darren berbinar.

Mungkin, karena saking senangnya nggak akan naik roller coaster, kak Darren yang tadinya menggenggam tanganku, menjadi merangkul bahuku sambil tersenyum. Aku yang mendapat perlakuan seperti itu, menundukkan kepalaku untuk menyembunyikan wajahku yang memerah dan senyum maluku. Puas karena akhirnya kak Darren bisa tersenyum lagi.

Kami pun berjalan ke arah toilet untuk melancarkan alasanku.

"Udah?", tanya kak Darren saat aku  keluar dari toilet.

"Iya. Kita mau naik wahana apa? Kita belum naik apa-apa loh"

"Mmm.. itu aja.. yang Viking"

"Viking?"

"Iya.. itu tuh yang bentuk kapal itu"

"Oke.."

"Ayo", ucap kak Darren dan menarikku untuk masuk ke antrian.

Malam ini merupakan malam yang menyenangkan. Dipenuhi oleh canda dan tawa semakin membuat malam ini menjadi lebih spesial. Setelah puas menaiki hampir setengah wahana yang ada, aku dan kak Darren memutuskan untuk makan. Dan jadilah sekarang ini kami sedang berada di restoran cepat saji yang berada di sebelah pasar malam.

"Ahh kenyang..", ucap kak Darren. Ya iyalah. Gimana tidak kenyang. Kak Darren memesan paket makan untuk 4 orang - dengan alasan porsinya sedikit jika memesan paket untuk 2 orang -, ditambah french fries 3 dan burger 2. Dan yang menghabiskan separuh makanan yang dipesan adalah kak Darren. Membuatku tidak habis pikir, bagaimana bisa kak Darren mempunyai tubuh yang proporsional dikala porsi makannya yang sama denganku. Malahan lebih. Karena saat ini, kak Darren sedang melirik ingin pada burger di hadapanku - yang sebenarnya punyaku. Karena merasa lucu dengan kak Darren, aku memutuskan untuk memberikan burger itu kepadanya karena kelihatannya dia masih lapar.

"Makasih ya.. pengertian banget sih lo.. tambah sayang deh", ucapnya senang setelah mendapat persetujuanku, dan langsung memakan burger itu. Aku hanya tersenyum melihat pemandangan di hadapanku. Cowok ganteng yang sedang memakan burger seperti orang belum makan 3 hari.

Tapi tetap ganteng sih.. banget malahan..

"Udah?", tanyaku saat kembali dari mencuci tangan, dan melihat kak Darren sedang minum.

"Udah. Yuk..."

"Ehh.. cuci tangan dulu kak"

"Ehh.. hehehe.. gue lupa, karena pengen banget ngajak lo naik wahana lagi.. tunggu ya"

Setelah melihat aku menganggukkan kepala, kak Darren bergegas untuk pergi mencuci tangannya. Sambil menunggu kak Darren, aku memilih  membuka akun instagramku untuk mengirimkan story. Dan yang menjadi objek-ku kali ini adalah wahan bianglala, karena kelihatan sangat indah dari bawah sini, tapi sayangnya aku yang takut ketinggian sangat tidak ingin menaikinya.

Tak lama muncul balasan dari Pingkan dan Carly yang menanyakan alamat pasar malam ini, dan bersama siapa aku datang. Aku menjawab jujur - dan dibalas dengan kata-kata untuk menggodaku dan memberikan semangat. Karena menurutku tidak ada gunanya aku menutupi hal ini dari mereka berdua. Lagipula mereka yang sudah tahu semuanya dengan baik.

Tiba-tiba masuk DM dari pengguna yang tidak ku kenal.

Lo hati-hati sama Darren.

Membuatku bingung siapa pengirimnya. Karena akun-nya yang di privat, dan foto profil yang hanya boneka. Tapi akhirnya aku putuskan untuk mengabaikannya, karena dia tidak tahu apa-apa antara aku dan kak Darren.

ExtraordinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang