Beberapa menit terlewati dengan kami berpelukan, juga kak Darren yang tidak bosan mencium puncak kepalaku. Setelah merasa puas, kak Darren pun melepaskan pelukannya.
"Gue rasa, kita harus bicara", ucapnya yang kubalas dengan anggukan. Setelahnya, kak Darren mengiringku ke mobilnya.Dan disinilah kami. Di dalam mobil kak Darren dengan kecanggungan yang masih menyertai. Sama-sama tidak tahu siapa yang berhak bicara duluan.
Tidak ingin terlarut dalam kecanggungan, aku pun memberanikan diri untuk bersuara.
"Ekhm.. kak, aku minta maaf", ucapku. Mendengar ucapanku, kak Darren yang tadinya menghadap ke depan, memalingkan pandangannya kepadaku, yang masih menunduk.
"Hah?"
"Aku sadar aku salah nggak ngabarin kakak waktu itu, juga nggak bilang sebelumnya bahwa aku bakal nginap selama seminggu di rumah Opa dan Oma. Aku udah buat kakak khawatir dan marah. Seharusnya aku jangan begitu. Aku nggak bisa jadi pacar yang baik. Maaf, kak"
Kak Darren diam. Kelihatan belum ingin membuka suara. Mungkin ini saatnya aku menjelaskan semuanya.
"Rencana buat ngunjungin Opa dan Oma buat aku semangat banget. Dan entah kenapa aku ingin sekali menginap. Dan aku tanpa pikir panjang mutusin buat nginap. Aku juga baru minta izin sama Papa Mama saat kami sudah sampai disana. Waktu kak Darren pertama nelpon, aku sedang dalam perjalanan. Maaf, waktu itu aku nggak langsung angkat dan langsung mutusin sambungan karena aku udah ngantuk banget. Malamnya aku sedang nonton TV bareng Opa dan Oma, momen yang jarang terjadi. Waktu kak Darren nelpon, maaf, aku sengaja nggak angkat karena nggak ingin kelewatan momen. Tapi akhirnya aku angkat, berkat paksaan Oma dengan alasan tidak sopan mengabaikan telpon dengan sengaja. Setelah menerima telpon kakak aku sadar kelakuanku udah buat kakak marah dan kecewa. Salahku sendiri yang tidak memberitahu kakak sebelumnya tentang keputusanku buat nginap. Aku merasa bersalah dan ingin minta maaf juga jelasin ke kakak, tapi aku terlambat. Kakak yang terlanjur marah dan kecewa sama aku, langsung menutup semua akses komunikasi kita saat aku akan menghubungi kakak. Maaf.."
Keluarlah semua kata-kataku. Dan seperti kalian tahu, tidak semuanya adalah kebenaran. Aku sisipi dengan sedikit bumbu kebohongan karena kurasa belum waktunya aku memberitahu kak Darren.
Hening.
Belum ada respon dari kak Darren.
Aku menunggu dengan harap-harap cemas.
"Gue juga minta maaf. Nggak seharusnya gue judge lo tanpa dengerin penjelasan dari lo. Waktu itu gue khawatir banget sama lo. Lo berubah saat kita pulang dari pesta malam itu. Walau lo bilang nggak apa-apa, gue tetap khawatir. Walau gue penasaran banget sama penyebab perubahan lo, gue coba sabar sambil berharap nanti lo yang bakal bilang langsung ke gue. Gue berinisiatif buat ngehibur lo dengan ngajak lo jalan. Gue bahkan ngebujuk tante Nicole mati-matian supaya dia ngijinin si kembar buat ikut karena gue tahu lo seneng banget nemenin si kembar. Sorry, gue lupa sama omongan lo soal rencana keluarga lo. Dan mendengar nada bicara lo waktu gue telpon, rasa curiga gue bertambah. Rasanya gue pingin banget nyusul lo, tapi gue sadar, mungkin belum waktunya gue ikut acara keluarga lo. Seharian itu, gue nggak tenang nunggu lo pulang sambil ngehawatirin lo. Dan gue ngerasa sia-sia banget juga ngerasa nggak dianggap banget, saat gue udah di depan rumah lo, liat mobil lo udah ada, nelpon lo tapi nggak langsung diangkat dan setelah diangkat lo ngabarin kalo lo bakal nginap disana selama seminggu. Seminggu, tanpa lo ngasih tahu sebelumnya ke gue. Gue marah banget. Pengen teriak dan hancurin semuanya. Tapi nggak gue lakuin dan ya, gue lampiasin dengan ngeblokir lo. Selama seminggu ini, setelah kita nggak ngontak sama sekali, gue sadar gue udah salah banget udah marahin lo tanpa dengerin penjelasan lo. Gue ngerasa bersalah banget. Maafin gue ya, Ella"
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary
RandomSedari kecil aku diajarkan oleh untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah kualami dalam hidup. Tapi ternyata ada momen-momen yang kusesali, yaitu saat dimana berat badanku naik drastis dan susah untuk diturunkan dan.. bertemu denganmu yang telah...