JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
"Ah. Gue belum cerita ya." kata Risa sambil duduk di kursi itu.
"Dia itu pangeran sekolah Tha. Namanya Angga Saputra kelas 11 IPA 1. Baik banget orangnya, senyumannya juga manis. Dan yang lebih keren itu, dia tuh tau sifat orang-orang. Semua orang. Jadi, kalo kita mau tau sifat siapapun tinggal tanya aja sama dia. Seru kan Tha?" Risa bercerita dengan penuh semangat. Aku mengangguk-anggukan kepalaku. Bingung harus menanggapi seperti apa.
'Disenyumin kayak tadi, siapa juga yang ngga nge-fly. Aduhhh calon imam.'
Dan aku bisa mendengar suara itu dari dalam hati Risa. Aku bisa mendengarnya lagi. Lalu mengapa tadi indra pendengaran hatiku tidak bisa berfungsi kepada lelaki bernama Angga itu. Alasannya apa?
Risa menyantap baksonya dengan wajah yang masih berseri-seri. Aku juga melahap baksoku dengan santai namun masih memikirkan mengapa itu terjadi?
Apa karena tadi aku begitu lapar hingga semua kutukanku tidak berfungsi?
Atau justru karena...
Angga?
Jika benar karena Angga, namun apa sebabnya? Mengapa bisa seperti ini? Belum pernah ada yang bisa membuatku normal. Tapi kenapa tadi aku seperti manusia normal?
oOo
Aku melirik jam yang melingkar ditanganku, sekarang sudah pukul 3 sore. Dan orang-orang di kelas ini sudah berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumah masing-masing.
Risa masih setia menungguku yang sedang merapihkan buku-buku pelajaran ke dalam tasku.
"Ayo!" ajakku. Dan Risa menganggukkan kepalanya. Lalu kami berjalan beriringan menuju gerbang sekolah.
Saat berjalan bersama, Risa banyak berbicara namun fokusku tiba-tiba teralihkan saat melihat orang yang baru saja melaju dengan motornya.
"Ris, itu Angga kan?" tanyaku memastikan.
Sorot mata Risa mengikuti arah yang aku tunjuk. "Iya. Itu Angga. Dia emang biasa pulang naik motor Tha. Motornya keren kan? Orang kaya banget ya kayaknya."
Namun, bukan motornya yang membuatku penasaran. Masalah di kantin tadilah yang membuatku sangat penasaran akan sosok Angga.
"Rumah Angga besar?" tanyaku.
"Iya. Besar banget. Coraknya kaya istana gitu deh. Warna putih sama gold." jawab Risa.
"Orang tua Angga masih lengkap?" tanyaku lagi.
"Iya. Setahu gue, mommy dan daddy nya masih ada dan masih bersatu. Kecuali kakaknya. Kakaknya lagi nerusin S2 di Inggris." jelas Risa.
"Lo tahu semua tentang Angga?" tanyaku yang masih penasaran.
"Ngga tahu semuanya juga kali. Cuma beberapa hal doang." jawab Risa.
"Lo suka sama Angga?" tanyaku.
"Suka? Ya jelas lah. Siapa juga yang ngga suka sama pangeran sekolah kayak Angga gitu. Btw, kok lo dari tadi ngomonginnya Angga terus, lo naksir sama dia ya?" Risa bertanya namun menurutku itu seakan-akan menuduh.
"Nggak. Cuma penasaran aja." jawabku jujur.
"Oh."
'Jangan suka sama dia ya plis. Itu punya gue. Gue tahu kok, lo lebih cakep dari gue, jelas banget kalo Angga lebih milih lo dibanding gua. Tapi, cobalah biarin gue berharap sama Angga tanpa lo.'
Perkataan Risa dalam hati menurutku berlebihan.
"Gue ngga suka kok sama dia." kata ku.
"Iya gue juga denger kali Tha. Dikira gue budek apa?" kata Risa terkekeh meskipun aku sempat mendengarnya mengolok-olok namaku dalam hatinya.
"Yaudah. Gue balik duluan ya Tha. Supir gue udah jemput hehe. Bye." kata Risa sambil pergi meninggalkan diriku.
Pikiranku masih fokus kepada seorang lelaki bernama Angga itu. Bagaimana bisa semua kutukanku tidak berfungsi kepada Angga? Ada apa sebenarnya? Mengapa diriku bisa menjadi normal seketika?
Oh, oke mungkin hanya kebetulan. Aku tidak boleh menjadi stress hanya karena memikirkan hal konyol itu. Tapi kalau memang ada sesuatu dengan lelaki itu, aku harus menyelidikinya.
TBC?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Normal [COMPLETED]
Teen Fiction1#anugrah[1382020] 2#asyik[1482020] 2#rank[09062021] Agatha Qwertyra. Itu adalah namaku. Seorang gadis yang dipanggil dengan nama depanku, Agatha atau Atha. Gadis yang terkutuk. Ya! Aku sangat terkutuk dan aku membenci diriku sendiri. Aku hanya in...