Jangan lupa vote dan komen.
.
.
Follow instagramku yuk!
@rahma_rohilatul
.
.
Aku baru saja selesai menghadiri acara pemakaman kak Gemy. Aku sudah izin kepada Risa kalau aku tidak masuk sekolah untuk hari ini. Sungguh aku masih tidak menyangka akan hal ini. Kenapa kak Gemy begitu cepat meninggalkan diriku.
"Kami turut berduka cita ya." para tetangga mencoba menyemangatiku dan mamah.
Setelah mengatakan hal itu orang-orang pergi dari pemakaman. Hanya ada aku dan mamah. Kami sangat merasa kehilangan.
"Gemy kenapa kamu ninggalin mamah? Sekarang mamah udah nggak punya siapa-siapa." mamah masih saja menangisi kepergian kak Gemy. Aku tahu, ini berat untuknya. Bahkan, ini juga berat untuk diriku.
"Mah yang sabar ya. Kita berdoa aja semoga kak Gemy tenang di alam sana." kataku mencoba menyemangati mamah.
Mamah langsung menatapku dengan sinis. "Anda benar-benar manusia pembawa sial! Kasian Gemy yang sudah baik terhadap anda, malah anda menyumpahi Gemy menjadi seperti ini!"
Aku mencoba bersabar, aku tidak mau melihat kak Gemy ikut menangis di alam sana. "Mah aku nggak pernah nyumpahin kak Gemy."
"Alah! Anda yang membuat anak saya mati! Apa kurang puas anda membunuh suami saya hingga anda membunuh anak saya?" mamah kembali membentakku. Ya Tuhan apa salahku?
Aku hanya bisa diam sementara mamah kembali membentakku. Rasanya memang perih apalagi aku baru saja kehilangan malaikat baikku, kak Gemy.
"Sekarang siapa yang akan membiayai hidup saya? Mulai sekarang anda harus bekerja untuk saya!"
Aku terkejut dengan ucapan mamah, aku tahu apa yang ada di fikiran mamah dan aku tidak mau melakukan hal itu. "Tapi mah aku belum lulus sekolah."
"Anda bisa bekerja sebagai jalang. Uang yang dihasilkan akan lebih banyak dan mencukupi kebutuhan saya."
Sungguh menyakitkan, mamahku sendiri menyuruhku menjual diri? Ya Tuhan cobaan apalagi ini? Aku tidak mungkin melakukan hal itu. "Aku nggak mau mah! Aku akan cari pekerjaan lain yang halal untuk kita berdua."
"Terserah! Yang jelas anda harus mencukupi semua kebutuhan saya!" kata mamah acuh.
Ya Tuhan bantulah diriku! Aku harus mencari pekerjaan kemana? Adakah orang yang mau menerima gadis yang masih bersekolah?
oOo
Keesokkan harinya aku harus tetap masuk sekolah dan mencari pekerjaan. Bagaimana pun itu sangat penting. Aku tidak mungkin hanya berdiam di rumah dengan rasa sedih yang terus menerus.
"Tha gue turut berduka cita ya." kata Risa setelah aku duduk di kursiku. Aku hanya membalas dengan senyuman singkat.
"Lo pasti sedih banget ya? Sabar ya Tha, ada gue kok." kata Risa dengan ketulusan.
"Iya."
"Lo ada masalah lain ya?" tanya Risa yang membuatku sangat terkejut. Dia cenayang ya?
"Tuh kan bener. Lo cerita aja sama gue. Siapa tahu gue bisa bantu." kata Risa dengan penuh ketulusan.
Aku tahu, Risa tulus berteman denganku. Tapi, aku belum pernah menceritakan masalahku kepada orang lain kecuali kak Gemy. Aku masih takut. Apakah Risa bisa dipercaya?
"Kenapa? Lo nggak mau cerita sama temen lo sendiri?" tanya Risa yang sebenarnya sedikit kesal karena diriku belum memberikan kepercayaan untuknya.
Akhirnya aku menceritakan semua masalahku. Dari mulai mamahku yang membenciku sejak aku lahir hingga kak Gemy meninggal dunia dia masih membenciku bahkan semakin membenciku. Dan mamah yang menyuruhku untuk mencari pekerjaan bahkan menyuruhku menjual diri. Aku tidak kuasa menahan air mataku. Untungnya kelas masih sepi di pagi ini.
"Gila gue ngga nyangka hidup lo bener-bener menyedihkan." komentar Risa setelah aku selesai bercerita. Aku tahu sekarang Risa kasihan terhadapku. Biarkan saja! Toh, aku pantas dikasihani.
"Gimana Ris? Lo bisa bantuin gue nyari pekerjaan nggak?" aku mencoba bertanya meski masih berlinang air mata.
Risa memang tidak mempunyai jawaban. Ia sendiri berfikir-fikir bagaimana cara untuk membantuku. Tapi tidak masalah, setidaknya ada 1 orang yang mau mendengarkan keluhanku setelah kepergian kak Gemy.
"Gue juga bingung Tha. Gue nggak tahu harus nolong lo kayak gimana."
Aku hanya bisa tersenyum dan kasihan pada nasibku sendiri. "Iya nggak apa-apa. Makasih udah mau dengerin curhatan gue."
"GUE BISA BANTUIN LO!" teriak seseorang membuat diriku dan Risa menoleh.
Itu Angga?
Dia menguping pembicaraanku dengan Risa? Itu artinya dia tahu masalah keluargaku? Ya Tuhan apa-apaan lagi ini?
"Angga kok lo?" Risa benar-benar terkejut. Bukan hanya Risa yang terkejut dengan kehadiran Angga, aku juga sama terkejutnya.
"Sebelumnya sorry gue lancing nguping pembicaraan lo berdua. Gue sama sekali ngga ada niatan. Gue ke kelas kalian cuman mau nyari Arsen." jelas Angga. Aaku dan Risa hanya terdiam tanpa berniat bicara apapun.
"Lo butuh pekerjaan?" tanya Angga kepadaku. Aku hanya bisa mengangguk membenarkan.
"Gue bisa bantuin lo."
"Caranya?" tanyaku bingung.
"Dengan bokap gue." kata Angga sambil senyum.
Aku sangat bingung dengan apa yang ada di fikiran Angga. Tiba-tiba terlintas fikiran kotor di otakku, "Gue nggak mau jadi jalang!"
Risa terkejut. "Angga! Lo nggak boleh macem-macem sama Atha! Dia masih suci."
Angga sedikit terkejut lalu tertawa. "Siapa yang nyuruh lo buat jadi jalang? Gue nggak setega nyokap lo."
"Terus maksud lo ngomong bokap lo apa?" tanyaku semakin bingung.
"Bokap gue punya café di deket sekolah ini. Lo bisa jadi pramusaji di café itu. Emang sih gajinya ngga seberapa, tapi setidaknya lo punya pekerjaan tetap kan? Halal lagi." jelas Angga membuatku akhirnya paham.
Ide yang bagus! Tapi, apa mamah akan marah kalau uang yang aku dapatkan tidak teralu banyak? Ah terserah! Aku lebih baik bekerja sebagai pramusaji dari pada seorang jalang!
"Gue setuju." kataku dengan senang. "Tapi gue belum punya pengalaman."
"Lo tenang aja. Biar gue yang atur." kata Angga.
Risa menatapku dengan pandangan bingung. Sejujurnya Risa cemburu, namun ia tidak mau teralu berharap lagi dengan Angga. Lagi pula Risa sedang menyelidiki kasus surat cintanya yang entah dari siapa.
Terima kasih Tuhan! Engkau telah mengirimkan Angga untukku.
TBC?
Maaf ya part ini kurang dari 1000 suku kata:(
Aku udah bingung.
Btw, kalian suka ngga sih sama ceritaku?
Apa ada kekurangan?
TOLONG komen dong!!!!
26.Mei.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Normal [COMPLETED]
Teen Fiction1#anugrah[1382020] 2#asyik[1482020] 2#rank[09062021] Agatha Qwertyra. Itu adalah namaku. Seorang gadis yang dipanggil dengan nama depanku, Agatha atau Atha. Gadis yang terkutuk. Ya! Aku sangat terkutuk dan aku membenci diriku sendiri. Aku hanya in...