7. Surat Cinta Risa

1.4K 164 7
                                    

JANGAN LUPA VOMEN!
.8.Apr.2020
.
.
.
Instagramku follow juga ya!
@rahma_rohilatul
.
.
.
.

"ATHAAA!!!" gendang telingaku hampir saja pecah. Aku yang baru saja datang langsung disambut oleh teriakan Risa. Oke, aku cukup senang karena Risa sudah masuk sekolah, namun teriakannya membuat rasa senangku berganti dengan rasa kesal.

"Ada apa sih?" tanyaku sambil duduk di kursi sebelah Risa.

"Liat deh." Risa menunjukkan sepucuk surat beramplop coklat.

Aku membuka surat di dalam amplop itu dan mulai membacanya.

Untuk Risa, seseorang yang entah sejak kapan telah mencuri hatiku.

Aku tahu kau tidak akan pernah membalas perasaanku. Jika memang perasaanku tidak terbalaskan, aku tidak apa-apa. Namun, ada satu hal yang aku inginkan. Aku ingin kau tersenyum kepadaku. Hanya sebuah senyuman. Ku harap kau mau mengabulkan keinginan kecilku itu.

Terima kasih.
Aku sayang padamu.

Dari: pengagum rahasiamu.

"Gila siapa yang nulis?" tanyaku antusias. Aku penasaran siapa pengagum rahasia Risa yang menuliskan sebuah surat dengan kata-kata romantis seperti ini. Ya ampun inu sangat manis. Membuat aku jadi iri.

Oke, aku pernah mendapatkan surat cinta seperti ini. Sering sekali sejak aku duduk di kelas 1 Smp. Aku rasa fisikku memang sangat menarik untuk lawan jenis. Namun, dari semua surat yang aku terima dulu. Tidak pernah ada yang aku baca. Aku langsung membuang surat itu karena menurutku tidak berguna.

Bahkan, ada yang memberiku coklat atau boneka. Aku memang menerimanya. Namun langsung aku berikan kepada teman-temanku. Bukannya aku tidak suka dengan hal manis seperti itu, aku hanya tidak ingin mamahku salah paham jika melihat benda-benda seperti itu. Untuk coklat, aku membenci makanan manis itu. Itu membuatku sakit gigi, makanya aku langsung memberikannya pada temanku.

"Gue sih ngga tau ini dari siapa. Udah ada di atas meja gue. Tapi, dari tulisannya, gue rasa ini ngga asing. Tapi siapa ya?" Risa tampak seolah-olah berfikir keras. Aku dapat mendengar suara hatinya yang menginginkan sosok Angga yang menulis surat ini. Astaga, kenapa jantungku jadi sesak begini. Apa aku sakit jantung? Atau justru aku...

Cemburu?

Ah tidak mungkin! Aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Angga dan tidak akan pernah. Aku hanya penasaran karena hanya kepada dia kutukanku normal.

"Menurut lo siapa?" tanyaku yang sebenarnya sudah tau.

"Gimana ya, gue malu ngasih tau lo." ujar Risa dengan pipi merona. Astaga! Gadis ini benar-benar jatuh cinta kepada Angga.

"Santai aja kali Ris. Sama gue doang kok." ujarku sambil terkekeh geli.

"Menurut gue sih." Risa berhenti sejenak, "Angga."

Aku menghela nafas sambil mencoba tersenyum, "cie... Kok bisa sih lo mikir itu tuh Angga?"

"Karena tulisan ini familiar, dan rapih. Udah jelas ini tuh Angga. Waktu itu gue ngga sengaja liat buku tulis fisikanya dia pas gue lagi ngebantuin Bu Dewi ngoreksi latihan soal." jelas Risa dan aku hanya menganggukkan kepalaku.

Entahlah, aku jadi malas berbicara sekarang. Apa yang membuat mood ku sekarang menjadi buruk? Padahal tadi biasa saja. Ya mungkin tadi memang kesal karena diteriaki oleh Risa. Tapi sekarang aku benar-benar kesal, rasanya ingin makan orang.

"Tha, lo denger gue ngga sih?" tanya Risa membuatku tersadar. Astaga aku sibuk dengan fikiranku hingga tidak tau apa yang diucapkan oleh Risa.

"Maaf tadi lo ngomong apa?" tanyaku.

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang