32. Kematian Mega dan Zilfa

788 84 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentar!
.
.
.
.
.
@rahma_rohilatul // instagram
.
.
.
.
Happy reading♡

Setelah satu hari kematian Risa, Alya memang akan dilaporkan ke pihak yang berwajib atas kesalahan fatal yang dibuat olehnya. Gama sedang mengurus semuanya. Zilfa yang akan menjadi saksi.

Kejadian kemarin memang menjadi trending topic yang dibicarakan satu sekolah. Bahkan sampai ke telinga murid sekolahan lain. Membuat pentas seni berantakan. Bahkan membuat sekolah kehilangan reputasi. Alya sudah dikeluarkan dari sekolah.

"Gue takut banget sama Alya." Kata Zilfa.

"Lo ngga perlu takut sama dia Fa. Dia yang salah. Lo ngga salah. Lo harus membela kebenaran!" Kata Mega.

Aku tau Zilfa itu takut kalau ia akan ikut masuk ke dalam penjara. Tapi, seharusnya ia tidak akan masuk ke penjara kan? Karena ialah yang membuat ini semua terungkap.

"Tha, semuanya lagi diurus. Zilfa, nanti siang ikut ke kantor polisi ya. Om gue mau minta kesaksian dari lo." Kata Gama yang tiba-tiba menghampiri kami.

"Tapi Gam, gue ngga akan dipenjara kan?" Tanya Zilfa.

"Nggak. Lo kan ngga ikut ngebunuh Risa." Kata Gama.

oOo

Ini jam istirahat kedua. Zilfa saat ini sedang membuat kesaksian atas kasus yang menimpa Risa. Aku dan Mega hanya bisa berdoa semoga semuanya lancar dan Alya mendapatkan hal yang pantas ia dapatkan.

"Kok gue jadi takut ya Tha?" Tanya Mega. Aku menatap Mega.

"Takut kenapa?" Tanyaku heran.

"Gue takut si Zilfa diapa-apain sama Alya." Kata Mega membuatku tersadar. Ah, Alya kan memang kejam. Aku kok jadi ikutan takut gini.

"Kita ke tempat Zilfa yuk!" Ajak Mega dan aku hanya menganggukkan kepala mengiyakan.

"Eh tapi, gimana sama sekolahnya?" Tanyaku bingung.

"Kita bolos aja. Nanti lo titip absen sama temen sekelas lo." Kata Mega. Kayaknya dia sering deh bolos kayak gini.

"Masa gue harus nitip absen ke Arsena?" Tanyaku bingung.

"Goblok! Jangan Arsena! Dia kan lagi galau! Yang lain aja. Siapa kek." Kata Mega. Aku berfikir sejenak lalu teringat kepada gadis berpipi chuby. Siapa lagi kalau bukan Audy.

"Yaudah ayo ke kelas. Gue mau nitip absen ke Audy." Ajakku.

"Nitip absennya lewat Line aja! Kelamaan kalo harus ke kelas. Nanti kalo kita kelamaan minta tasnya di taro di loker aja!" Perintah Mega.

Aku langsung mengambil ponselku dan mengetikkan pesan kepada Audy. Untungnya, aku memiliki kontak Audy. Jadi mudah.

Agatha::
Audy gue nitip absen ya. Gue sama Mega mau nyusul Zilfa. Kasihan kalo dia sendirian. Kalo gue sama Mega kelamaan, tasnya taro di loker aja. Hehe makasih.

Aku dan Mega langsung pergi dari sekolah lewat gerbang belakang. Tentu saja tanpa memberitahukan kepada Arsena ataupun Angga. Oh iya, aku jadi lupa menceritakan tentang hubunganku dengan Angga dan juga tentang kerjaku di Cafè.

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang