33. Audy Reyna

747 82 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentar!
.
.
.
.
.
@rahma_rohilatul // instagram
.
.
.
.
Happy reading♡

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun aku masih berada di Cafè. Termenung sendiri. Merasakan sepi meskipun di malam yang penuh orang berpacaran. Ya, ini malam minggu.

Sudah hampir 1 minggu setelah kematian Risa, Mega dan Zilfa. Alya juga sedang berada di penjara untuk menebus kesalahannya.

Semua teman dekatku pergi. Hanya aku sendiri. Ah ralat, ada Audy baik hati yang mau berteman denganku. Setelah kematian mereka, aku dan Audy menjadi cukup dekat. Tapi, Arsena malah lebih cuek. Arsena juga jarang masuk sekolah. Aku tau, dirinya sedang merasa stress ringan atas kepergian Risa.

Dan selama 1 minggu ini, Angga dan Gama mendekatiku secara bersamaan. Aku menyukai Angga dari dulu dan tidak berubah sampai sekarang. Aku bahkan tidak mengetahui asal usul Gama. Lagi pula, aku tidak tertarik kepadanya.

Sedangkan mamah, masih saja sama seperti biasanya. Beda nya, ia menjadi sedikit cuek dan matanya selalu sembab. Aku tidak tau kenapa mamah seperti itu. Yang jelas aku merasa sangat kasihan. Tentu saja aku tidak ingin orang tuaku satu-satunya menyembunyikan sesuatu dariku. Andai saja mamah mau berbicara pada hati kecilnya, pasti aku tau apa yang menyebabkan mamah seperti ini.

Kling...kling...kling

Aku mendengar suara notifikasi pesan dari ponselku. Ada 2 pesan dari orang orang yang berbeda. Audy dan Gama. Tentu saja aku lebih memprioritaskan sahabat baruku yang baik itu.

Audy::
Tha, gue kesel banget masa!

Agatha::
Kenapa Dy?

Audy::
Lo kenal Rama kelas 11 Ips nggak?

Aku mengingat-ingat nama itu. Nama yang tidak asing di telingaku. Awalnya aku lupa. Tapi akhirnya aku ingat. Rama yang waktu itu terlambat dan dihukum bareng sama aku dan yang lain kan? Rama yang tidak sopan dengan Bu Tata kan?

Agatha::
Gue ngga kenal sih. Tapi pernah denger namanya. Rama yang katanya langganan terlambat dan hukuman Bu Tata kah?

Audy::
Hah? Iya kali. Gue ngga kenal.

Aku mengerutkan kening. Ada apa sih dengan Audy? Kalau dia tidak kenal, kenapa dia bertanya tentang Rama? Apakah Audy memiliki perasaan kepada lelaki bernama Rama yang notenya seorang badboy?

Agatha::
Lo ngga kenal kok nanyain? Lo suka sama dia?

Audy::
Idih kaga.
2 hari yang lalu dia ngechat gue. Minta save gitu deh.
Nah hari ini dia malah ngajakin malming. Gila ngga tuh?

Agatha::
Anjir kok bisa??? Terus lo mau?

Audy::
Ya ngga lah. Lo kayak ngga tau bokap gue aja. Ya jelas gue ngga bakal dibolehin.

Agatha::
Untungnya tuh anak ngga tau rumah lo:v

Audy::
Terus lo tau ngga sih nyebelinnya dia manggil gue pake nama Reyna.

Aku tertegun. Apa yang salah? Namanya kan memang Audy Reyna. Apa ada yang salah jika orang memanggilnya dengan nama belakangnya?

Agatha::
Lah emangnya kenapa? Itu kan nama belakang lo.

Audy::
Masalahnya panggilannya kan Rey.
Kayak nama cowok! Nyebelin banget!

Aku terkekeh membayangkan bagaimana ekspresi Audy saat sedang marah dan kesal. Gadis berpipi chubby dan bertubuh pendek itu memang sangat imut jika sedang kesal.

Oke, aku akan mendekspresikan sosok Audy agar lebih jelas. Audy Reyna, gadis berpipi chubby dengan tubuh yang pendek. Tapi, badannya memang mungil. Rambutnya panjang dan berwarna hitam, giginya gingsul, matanya berwarna coklat yang indah, bibirnya pink alami, dan kulitnya putih. Hal itu cukup membuat para lelaki kagum dan menyukainya. Selain itu, ia cukup pintar meskipun ia sangat bodoh dalam hal matematika. Dia baik hati dan friendly. Meskipun cukup galak. Tulisannya sangat rapi makanya tidak heran kalau ia ditunjuk sebagai sekertaris kelas.

Aku cukup senang karena bisa berteman baik dengan Audy. Meskipun Audy memiliki banyak teman tapi ia tidak mudah menganggap temannya sebagai sahabat baiknya. Orang tuanya sangat posesif, mungkin karena dirinya adalah satu-satunya anak perempuan dikeluarganya. Ia memiliki 3 kakak laki-laki. Kadang aku iri kepadanya karena ketiga kakaknya memang sangat menyayanginya. Aku merindukan sosok kak Gemy.

Meskipun aku dan Audy belum cukup lama berteman, aku cukup terkejut saat mengetahui kalah Audy berani cerita kepadaku. Apalagi hal yang cukup pribadi menurutku. Soal lelaki.

Meskipun banyak cowok yang mendekatinya, Audy tidak mudah membuka hati. Karena semasa smp ia pernah disakiti oleh fuck boy yang membuatnya jadi sulit membuka hati. Kasihan.

Audy::
Tha, main ke rumah gue dong!
Gue mau cerita sama lo soal nih cowok gila. Sumpah dia makin gila anjir!

Aku sebenarnya mau main ke rumah Audy. Tapi masalahnya apakah mamah akan mengizinkan? Lagi pula aku sedang ingin mendengarkan cerita Audy. Apalagi tentang cowok.

Akhirnya aku berniat menelfon mamah untuk mengabari kalau aku ingin main atau mungkin menginap di rumah Audy.

"Halo?"

"Halo mah. Aku mau izin main ke rumah temen aku ya. Sekalian nginep di sana. Cuman satu malem kok."

"Cowok?"

"Cewek lah mah. Masa iya aku nginep di rumah cowok."

"Oh."

"Boleh ngga?"

"Mengapa bertanya kepada saya?"

"Aku kan izin mah."

"Anda bukan siapa-siapa saya. Silahkan berbuat sesuka anda."

Aku menghela nafas, "Mamah marah ya sama Atha? Kalo ngga boleh ngga apa-apa kok."

"Saya malah senang anda akan pergi dari rumah. Saya harap anda pergi untuk selama-lamanya."

Aku menghela nafas. Selalu saja seperti ini. Aku harus sabar. Aku sudah terbiasa dengan hal ini, aku tidak boleh lemah. Aku tidak ingin menangis lagi. Aku lelah harus menangis lagi. Setelah menangisi Risa, Mega dan Zilfa.

"Yaudah mah, Atha ke rumah Audy ya. Besok jam 9an Atha pulang."

Bukannya jawaban yang kudapatkan, mamah justtu mematikan panggilan secara sepihak. Aku tidak tau kenapa mamah sepertinya sangat sulit menganggapku sebagai anaknya. Padahal aku juga tidak menginginkan papah meninggal saat mamah melahirkanku. Aku juga tidak menginginkan kutukan ini. Aku ingin menjadi normal supaya mamah bisa menerimaku. Kapan aku bisa menjadi normal?

Audy::
Bisa nggak? Kalo ngga bisa nggak apa-apa kok.

Agatha::
Gue lagi mau on the way.

Aku akhirnya menghela nafas lagi. Aku bergegas menuju rumah Audy. Mencari taxi untuk menuju rumah Audy. Semoga saja di rumah Audy aku bisa melupakan rasa sakit saat mamah bersikap seperti itu. Aku harap aku bisa.

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC?

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang