6. Uks

1.5K 159 11
                                    

Jangan lupa vote dan komentar!
.
.
.

Aku membuka mataku. Terlihat sebuah tembok bercat putih dengan tirai yang berada di sisiku. Aku bangkit dari tempat tidur yang nyaman ini. Ku rasa, aku berada di uks sekolah.

"Udah sadar? Gimana keadaan lo?" tanya Angga. Ya ampun, aku teralu sibuk untuk bangkit hingga tidak menyadari kehadiran lelaki itu yang sedari tadi berada di sebelahku.

"Masih pusing?" tanya Angga lalu aku hanya menggeleng.

"Lo belum makan ya?" Angga bertanya lagi. Namun, kali ini aku terdiam. Aku memang belum sempat sarapan tadi.

"Lo mau makan apa? Biar gue yang beliin." ujar Angga membuatku terkejut.

"Ngga perlu. Gue kenyang."

Kriuk...kriuk... (Anggap aja suara cacing di perut.)

Ya ampun! Cacing tidak tau diri! Bagaimana ia bisa bersuara di saat-saat seperti ini? Suaranya besar lagi, sudah pasti Angga mendengar. Aduh, aku jadi malu.

Angga terkekeh sementara aku menunduk, "noh kan lo laper. Yaudah, gue beliin ya. Sebentar."

"Angga." entah setan apa yang merasuki diriku hingga aku berani menghentikan langkah Angga dengan memegang tangan kanannya.

Angga menoleh, kini aku benar-benar panik. Tadi hanyalah refleks ketika aku memegang tangannya. Aku ingin mengucapkan terima kasih. Kok susah begini ya?

"Ngga jadi." kataku asal. Ya ampun! Sesulit itu berkata terima kasih kepada Angga?

Angga terkekeh, "yaudah kalo ngga jadi, lepasin dong tangan gue!"

Spontan aku melepaskan tangan Angga. Aku langsung salah tingkah. Ya ampun kenapa aku menjadi seperti ini sih? Bocah yang memalukan! Agatha Qwertyra sadar! Di mana urat malu mu?

Angga terkekeh sebentar, lalu berjalan pergi menuju kantin untuk membelikan aku makanan. Semoga saja ia cepat, aku tidak mau ditinggal lama-lama olehnya.

Astaga! Bukan itu maksudku. Semoga saja ia cepat, agar aku bisa memakan makananku secepatnya.

Kenapa aku jadi seperti ini ya? Ada yang tau?

Sambil menunggu kedatangan Angga, aku mengambil ponselku yang memang selalu aku bawa kemana-mana. Ponsel yang setia menemaniku. Memang sih, tadi pelajaran olahraga dan dilarang membawa ponsel. Namun, aku kan bisa menyembunyikannya di kantong celanaku. Bajuku yang kebesaran bisa menutupinya. Huh hebatnya aku. Eh tapi, jangan bilang siapa-siapa ya! Apalagi Pak Asep! Aduh.

Ada pesan dari Risa. Ya ampun, gadis itu sangat menyebalkan karena tidak masuk sekolah memaniku.

Darisa:: Tha, pelajaran Pak Asep tentang apa?

Agatha:: bola basket.

Darisa:: Angga main basket dong? Jago ngga dia maennya? Aduh nyesel gue ngga masuk sekolah.

Agatha:: Dia ngga jago. Buktinya dia ngelemparnya meleset kena kepala gue.

Darisa:: Lah terus gimana?

Agatha:: Gue pingsan, terus masuk uks deh.

Darisa:: maksud gue Angganya gimana? Dia di hukum ngga? Kasihan ya dia kalo sampe dihukum.

Agatha:: Idih bukannya khawatirin temen dulu_-

Darisa:: Maaf Tha hehe. Yaudah gimana nih keadaan lo? Baik-baik aja kan? Apanya yang sakit? Wkwk lo kayaknya kena karma.

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang