37. Jenguk Mamah 1

673 94 4
                                    

.Jangan lupa vote dan komentar!
.
.
.
.
.
@rahma_rohilatul // instagram
.
.
.
.
Happy reading♡
.
.
.
.
.
.
.
.

Ternyata, hasil lab menyatakan bahwa mamah mengidap penyakit mematikan itu, kanker darah. Aku sangat sedih. Kenapa orang-orang yang aku sayang selalu mendapatkan nasib buruk seperti ini? Mulai dari kak Gemy, Risa, bahkan sekarang, Mamah.

Aku sebenarnya ingin berada di rumah sakit dan menemani mamah yang kondisinya sedang kritis. Namun, hari ini ada ulangan harian fisika. Bu Dewi menyuruh seluruh murid untuk hadir.

"Nyokap lo gimana?" Tanya Audy.

"Dia kanker darah. Kata dokter, hidupnya udah ngga lama lagi." Kataku dengan lesu. Jelas saja aku sedih. Hanya mamah yang aku punya, dan kenyataan itu membuatku benar-benar terpuruk.

"Lo yang sabar ya. Ntar gue ikut jenguk nyokap lo." Kata Audy. Aku tersenyum, untungnya aku masih memiliki Audy. Teman baikku.

"Tha, seriusan nyokap lo sakit?" Tiba-tiba Angga datang bersama dengan Arsena dan juga Gama. Aneh, Gama tumben ikut bersama dengan Angga.

"Sakit apa Tha?" Tanya Gama.

"Iya mamah sakit. Kanker darah." Jawabku dengan lesu.

"Lo yang sabar ya. Terus gimana keadaannya?" Tanya Angga.

"Semalem sih dia bangun dari komanya. Tapi ya gitu, kata dokter hidup mamah ngga akan lama lagi." Kataku lemas. Air mataku sudah mengalir karena membahas masalah ini.

"Yaudah kita jenguk aja." Kata Gama. "Nyokap lo sukanya apa? Biar gue bawain."

"Gausah modus lo!" Kata Angga sinis.

"Iri lo?" Gama tak kalah sinis.

"Apaan si lo berdua. Udah tau keadaannya lagi kayak gini. Masih aja berantem. Lo ngga kasihan sama Atha?"  Audy kesal karena Angga dan Gama sering bertengkar. Aku tau mereka ingin mengambil hatiku. Jelas jawabannya aku suka Angga. Tapi, aku tidak peduli soal itu sekarang. Yang ada di otakku saat ini adalah mamah. Tidak peduli apapun hal lainnya. Bahkan aku tidak peduli nilai fisikaku.

"Pulang sekolah, jenguk." Kata Arsena dingin. Memang semenjak kehilangan Risa, Arsena semakin dingin dan cuek. Aku kasihan kepadanya. Ia sering murung dalam sendirinya.

"Lo bareng gue aja Tha." Kata Gama.

"Apaan sih, Atha tuh udah biasa bareng gue." Kata Angga tak mau kalah.

"Gue duluan yang ngajak." Gama juga tidak mau mengalah.

"Tapi Atha udah sering di motor gue."

"Kalo udah sering, gantian lah." Kata Gama kesal.

"Atha ngga bakal betah di motor lo. Ngga selevel." Kata Angga.

"Emang harga motor lo berapa? Mahalan juga motor gue." Kata Gama menantang.

"Motor gue jelas mahal lah. Lo mah motor butut."

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang