14. Kematian Kak Gemy

970 111 6
                                    

jangan lupa vote dan komen!

.

Menerima segala kritik dan saran.

.

.

@rahma_rohilatul

.

.

Aku sedang sibuk mengerjakan tugasku. Lumayan banyak, apalagi aku tidak mengerti cara penyelesaiannya. Menyebalkan! Sulit sekali.

"Heh! Ngapain anda enak-enakan duduk di kursi. Sementara saya dan putri saya, Gemy sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah." tiba-tiba mamah datang dengan sorot mata penuh kebencian. Aku sudah terbiasa akan hal itu. Mamah memang membenciku.

"Aku lagi ngerjain tugas mah." jawabku. Aku tahu, sebentar lagi mamah akan memarahiku. Kenapa sih hatinya selalu menjelek-jelekan diriku, dan bahkan tidak menganggapku sebagai anak.

"Alasan!" Mamah berdecih, sakit yang aku rasakan saat mendengar kata-kata menjengkelkan itu. "Nih!"

Mamah memberikanku kertas, aku tahu itu daftar belanjaan dan pasti mamah menyuruhku berbelanja. Tapi aku ingin berbasa-basi dengan mamah, "Ini apa?"

"Pake nanya lagi! Itu tuh daftar belanjaan yang harus anda beli! Jadi, saya menyuruh anda untuk berbelanja ke pasar dan supermarket!" jelas mamah dengan penuh penekanan. Aku senang, mamah berbicara kepadaku. Meskipun dengan nada jutek, cuek, dan bahkan ketus.

"Uangnya mana mah?" tanyaku bingung.

"Pake uang anda!"

Aku mengerutkan kening, "Tapi mah, aku kan nggak punya uang. Aku belum kerja. Uang tabunganku juga udah ada di celengan. Ngga mungkin kan aku ambil."

"Saya tidak peduli!" ujar mamah ketus. Aku menghela nafas, segitu bencinya mamah kepadaku?

"Apaan sih mah. Atha kan masih ngerjain tugas sekolahnya. Biarin aku aja yang belanja." Mendadak kak Gemy datang dan menyelamatkan diriku. Ya ampun baik banget kakakku.

"Eh tapi---"

"Udah ngga apa-apa." kata kak Gemy lalu merampas daftar belanjaan dan pergi menuju pasar dan supermarket. Akhirnya aku bisa mengerjakan tugas dengan tenang. Meskipun mamah menatapku jengkel dan bahkan menyumpahiku dalam hatinya. Ya Tuhan! Tolong, jangan kabulkan permintaan mamah yang kali ini. Aku tidak mau dikutuk!

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, "Mah, ini tanggal berapa?" tanyaku dengan panik.

"Mengapa harus bertanya kepada saya? Anda bisa melihat kalender." jawab mamah membuatku seketika menatap kalender yang ada di dekatku. Aku benar-benar terkejut melihat tanggalnya. Ya ampun! Ini tidak mungkin! Astaga!

"Mah ini serius tanggal 23 Mei?" tanyaku dengan nada penuh ketakutan dan keterkejutan.

"Iya. Memangnya mengapa?"

"Mah, kita harus selamatin kak Gemy! Harus mah!" kataku dengan panik. Aku benar-benar takut kehilangan kakak kesayanganku itu. Tidak mungkin kan kalo kak Gemy akan meninggal di hari ini? Aku harap tidak. Aku mohon!

"Maksud anda apa?" tanya mamah yang bingung. Aku tahu, mamah bertanya-tanya dalam hatinya apa maksudku dan mengapa aku mengatakan hal itu.

"Ayo mah kita selamatin kak Gemy! Dia butuh bantuan kita! Aku ngga mau kak Gemy mati." Aku berusaha mengajak mamah menyusul kak Gemy. Namun yang ku dapatkan adalah emosi mamah yang memuncak.

"APA MAKSUD DARI PERKATAAN ANDA? APA ANDA MENDOAKAN ANAK SAYA MATI?" bentak mamah dengan nada kebencian yang tidak pernah hilang.

"Sumpah mah, aku nggak ngedoain kak Gemy. Lagian aku juga ngga mau terjadi apapun kepada kak Gemy. Aku juga sayang sama dia mah." jawabku dengan nada sendu. Aku berusaha menahan air mataku. Sungguh, sakitnya dibentak tidak akan mengalahkan apapun. Apalagi dibentak oleh orang yang sangat kita sayangi. menyakitkan!

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang