Follow akunku yuk!
Follback? Dm aja ya.
@rahma_rohilatul | instagram
.
.
.
.
.
."Kalo emang aku harus berhenti mencintaimu, aku rela. Tapi aku tidak yakin aku bisa."
.
.
.
.
.
.
.
N/A: suka ngga suka kalo udah baca ya harus vote!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.♡happy reading♡
Prakkk!!!
Aku sangat terkejut karena cewek badut bernama Alya itu tiba-tiba datang ke kelasku setelah bel istirahat pertama berbunyi. Apa maksudnya? Ia menampar pipi kanan ku.
Ah aku lupa, aku kan bisa mendengar suara hatinya. Aku tau dia marah dan iri kepadaku. Tapi, itu sangat kekanak-kanakan bukan? Dia membenciku karena fisikku bisa mengalahkannya. Ia juga membenciku karena aku dan Angga dekat? Ya Tuhan! Alya badut ini sudah kelas 11 SMA bukan? Tapi sifatnya kekanak-kanakan.
Semua mata kini tertuju padaku. Banyak siswa laki-laki yang ingin menolongku. Tapi, mereka semua takut dan juga kagum kepada Alya. Heran, apa yang dikagumkan dari gadis badut ini?
"Maksud lo apaan!" Alya membentakku.
Aku menatapku tajam, "harusnya gue yang nanya sama lo."
Alya menatapku dengan tatapan yang lebih tajam, "Ngapain lo deketin cowok gue!"
"Cowok lo?" Tanyaku bingung. Pasalnya aku tidak tahu identitas lengkap Alya badut. Bahkan aku baru mengetahuinya tadi pagi dan itupun diberitahukan oleh Risa.
"Iya. Angga itu cowok gue!" Kata Alya dengan nada tinggi.
Aku langsung terdiam. Entah kenapa hatiku langsung hancur. Aku tidak rela kalau Angga sudah memiliki pacar. Apalagi pacarannya sama Alya badut. Idih ga rela banget, mending sama aku.
"Hah? Sejak kapan gue jadi pacar lo?" Tanya Angga yang tiba-tiba datang. Aneh, kok Angga bilang gitu sama pacarnya sendiri?
"Angga sayang, kamu kok ke sini? Aku lagi marahin orang yang tadi centil sama kamu." Kata Alya sambil memegang tangan Angga dan mencoba memeluk Angga. Ya ampun, ini sangat membuatku sakit. Mereka bermesraan di kelasku? Tidak tahu diri! Ini bukan kelas mereka!
Angga menepis tangan Alya badut, "Apaan sih lo sentuh-sentuh!"
"Sayang kok kamu gitu si?" Tanya Alya badut dengan tatapan sedih. Di hatinya ia sangat marah diperlakukan seperti itu oleh Angga. Bahkan ia menyalahkan diriku. Astaga! Apa salahku?
"Gausah panggil sayang! Jiji gue!" Kata Angga mendekatiku, "lo bukan pacar gue!"
Aku tertegun. Jadi, Alya bukan siapa-siapanya Angga? Tapi kok kelakuannya seakan-akan Angga miliknya? Astaga! Cewek ini sangat gila! Katanya terkenal dan banyak yang suka, kok pacar aja ngaku-ngaku doang. Idih amit-amit.
"Sayang. Kok kamu gitu si? Semenjak aku di Singapura kamu sama cewek ini? Kok kamu jahat sih selingkuhin aku?" Kata Alya mendramatis. Bahkan ia sampai mengeluarkan air mata. Aku saja sampai tidak tega. Dalam hatinya ia jujur sangat sakit. Aku jadi merasa bersalah.
"Stop dramanya! Sumpah lo udah keteraluan Al! Lo berani banget nampar Atha. Kenapa? Lo iri karena dia cantik dan lo kalah dari dia? Buka mata lo! Bahkan bencong aja jauh lebih cantik dari pada lo!" Kata Angga yang sepertinya sangat kesal. Aku hanya diam, tidak mengerti dan tidak ingin membuat masalah.
Mata Alya memerah, ia menatapku sambil mengolok-olok diriku dalam hati, "Ini semua gara-gara lo! Semuanya karena lo! Dasar pelakor!" Kata Alya menunjuk-nunjukku.
Aku sangat bingung, Risa pun diam saja melihat kejadian ini. Risa tidak berani ikut campur meskipun ia tidak tega aku memiliki masalah dengan gadis bernama Alya badut itu.
"Dia punya nama! Namanya Agatha! Lagian dia ngga salah. Lo aja yang kepedean ngaku-ngaku jadi pacar gue!"
"Sekarang lo pilih! Gue atau cewek pelakor ini?" Tanya Alya mendramatis. Ia yakin kalau Angga akan memilih dirinya.
"Gue pilih Atha." Kata Angga sambil menggenggam tangan kananku. Astaga! Jantungku rasanya ingin copot. Aku ingin terbang ke langit! Ya Tuhan aku benar-benar sudah jatuh cinta pada Angga.
Alya badut benar-benar sudah kacau. Matanya sangat merah. Air matanya sudah bercucuran menghapus make up tebal yang ada diwajahnya. Make up yang luntur membuat dirinya terlihat seram.
"Lo jahat banget si! Apa kurangnya gue?" Kata Alya sambil menangis. Sudah banyak para lelaki yang menghampirinya, bahkan kedua temannya yang entah namanya siapa sudah menyuruhnya pergi daripada makin parah.
"Gue heran sama lo, hobi lo kan ngaca. Masa lo ngga tau seberapa kurangnya diri lo?" Kata Angga meremehkan. Aku benar-benar merasa kasihan kepada Alya. Tapi aku juga kesal karena dia datang dan langsung menamparku. Bahkan menuduhku sebagai pelakor.
"Udah lah Al, kita pergi aja dari sini." Kata salah satu temannya.
"Iya Al, muka lo udah parah." Kata temannya yang satu lagi.
Alya menepis kedua temannya, lalu menatap Angga, "ngga ada kata-kata maaf gitu dari lo?"
Angga diam. Sedangkan aku benar-benar kasihan kepada Alya. Dia tidak seburuk itu. Dia juga perempuan dan aku bisa merasakan betapa hancur hatinya.
"Maaf ya Alya, gue ngga bermaksud bikin kalian berantem. Lagian gue bukan pelakor kok." Kataku tak kuasa melihat air matanya. Aku pun menangis. Astaga, rasanya seperti sakit hatinya tersalurkan kepadaku.
Alya menatapku sinis, "gue nggak ngomong sama lo!"
"Hargain dong orang yang udah minta maaf padahal dia ngga salah!" Kata Angga membelaku. Aku sedih karena Alya membenciku. Jujur, meskipun aku kesal kepadanya bukan berarti aku membencinya kan?
"Dia salah Angga. Dia salah! Dia yang udah bikin hubungan kita hancur kayak gini." Kata Alya menyalahkanku. Terserah aku tidak peduli. Ya mana aku tau kalo Angga memiliki pacar. Bahkan pacarnya seperti Alya badut, aku tidak menyangka.
"Sorry, dari dulu kita ngga ada hubungan apapun." Kata Angga. "Tha, kita pergi yuk! Laper gue."
Angga menarik tanganku menuju kantin sekolah dan meninggalkan kerumunan orang. Alya yang ditinggalkan begitu saja tidak terima. Aku tidak yakin hidup di sekolahku akan baik-baik saja. Apalagi aku gadis terkutuk.
Sesampainya di kantin, aku heran karena kantin tidak seramai biasanya. Ah itu pasti karena masalahku dan Alya membuat kebanyakan siswa dan siswi kepo.
"Gue minta maaf ya. Alya emang suka gitu, dia suka sama gue dari kelas 10. Dia juga suka ngaku-ngaku jadi pacar gue. Tapi, gue sama dia ngga ada hubungan apapun jadi lo tenang aja." Jelas Angga. Tapi, aku tetap saja takut jika dekat dengan Angga. Aku tidak mau bermasalah dengan siapapun apalagi dengan Alya.
Lagipula kasihan Alya. Dia juga sepertinya hanya ingin perhatian dari orang yang ia sukai. Memang caranya salah. Tapi, aku rasa ia tidak seburuk yang aku fikirkan.
Rasa sakit akibat tamparan Alya masih terasa sampai sekarang. Rasa sakit akibat sebutan yang diberikan Alya kepadaku yaitu pelakor masih saja membekas. Rasa sakit yang hanya satu obatnya.
Yaitu aku harus
Menjauhi Angga.
Tapi, apakah aku bisa?
.
.
.
.
.
TBC?
3 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Normal [COMPLETED]
Teen Fiction1#anugrah[1382020] 2#asyik[1482020] 2#rank[09062021] Agatha Qwertyra. Itu adalah namaku. Seorang gadis yang dipanggil dengan nama depanku, Agatha atau Atha. Gadis yang terkutuk. Ya! Aku sangat terkutuk dan aku membenci diriku sendiri. Aku hanya in...