30. Hukuman

735 82 3
                                    

Jangan lupa vote dan komentar!
.
.
.
@rahma_rohilatul : instagram
.
.
.

Happy reading♡

Karena masalah yang diberbuat oleh Alya and the geng,  aku dan yang lain harus ikut di hukum. Ini menyebalkan! Pasalnya, kami tidak merasa bersalah.

Kalian tau kah hukuman apa yang kami dapatkan? Membersihkan lapangan basket indoor. Ya tuhan! Lapangan basket indoor itu cukup besar. Tapi untungnya kami berbanyakan.

"Ris, gue minta maaf ya." Kata lelaki bernama Gama itu. Aku memperhatikannya. Gama dan Risa. Sepertinya mereka memiliki hubungan. Entahlah. Tapi, aku bisa merasakan Gama tidak mencintai Mega atau pun Risa. Risa tampak cuek.

Aku menatap Arsena, lelaki dingin itu sedang menahan amarah dan rasa cemburunya. Tapi, Arsena itu hebat dia menahan cemburu tapi dengan wajah datar. Tuh anak emang muka tembok deh kayaknya.

"Sayang kok kamu malah minta maaf sama Risa sih?" Tanya Mega yang tampak kesal.

Gama menghiraukan ucapan Mega. Gama beralih kepadaku. Hah? Iya! Dia mendekatiku.

"Agatha, gue minta maaf ya. Jadinya lo harus cape-cape kayak gini deh." Kata Gama. Aku menganggukkan kepalaku. Tapi, aku yakin, ada yang aneh di diri Gama. Ia sepertinya menyukaiku? Ah! Aku tidak mau merasa kepedean.

"Meg! Cowok lo kok belain tuh anak sih?! Jelas-jelas dia yang salah." Kata Alya. Ya tuhan! Alya hobi cari masalah ya? Males deh!

"Tau nih. Gama sayang, kok kamu kayak gitu sih?" Kata Mega kepada Gama.

"Mulai detik ini, gue bukan cowok lo lagi." Kata Gama dengan tatapan dingin tanpa ekspresi. Sedangkan Mega? Jangan tanya keadaannya. Jelas saja ia sudah kacau.

"HEH DASAR LO BERDUA PELAKOR! NIAT BANGET YA BUAT GUE SAMA GAMA PUTUS!" kata Mega kepadaku dan Risa. Hah? Apa salah kami? Toh, itu semua sudah jadi keputusan Gama. Terus kenapa Mega marah-marah sama aku dan Risa?

"TAU TUH EMANG DASAR PELAKOR. APALAGI NIH ANAK!" Alya mengkompori Mega sambil menunjuk kearahku. Ribet! Udah di kasih hukuman tapi tetep aja cari masalah.

"Heh! Gausah nyalahin orang lain! Jelas-jelas lo yang salah di sini!" Kata Angga membela diriku dan Risa.

"Yang ngebuat hubungan lo sama Gama ancur tuh," Arsena menggantungkan ucapannya. "Dia!"

Arsena menunjuk kearah Alya. Alya tertegun. Dia merasa bingung dan tidak merasa bersalah. Dia malah semakin menyalahkanku dan Risa.

"Kok gue? Jelas-jelas 2 cewek sok kecentilan ini yang bikin onar!" Kata Alya kesal.

"Heh! Cewek kecentilan yang lo maksud itu siapa? Mega dan diri lo sendiri?" Kata Risa dengan cukup berani.

"Berani banget ya lo sama gue?!" Alya mencapai puncak kekesalannya. Aku takut, takut Alya melakukan sesuatu hal yang pernah dia lakukan kepadaku atau justru lebih parah dari itu.

"Berani lah. Ngapain gue takut sama orang kayak lo!" Kata Risa dengan tatapan menantang. Aku jadi semakin takut.

"Udah lah Ris. Biarin aja cewek kayak gini mah." Kataku mencoba menenangkan Risa yang sudah sangat kesal dengan Alya dan Mega. Sedangkan Gama dan Zilfa hanya menatap kami dan tidak mau ikut campur.

"Dia udah keteraluan Tha. Ngga bisa dibiarin." Kata Risa.

"Mega! Harusnya lo marahin dong sahabat lo ini. Kan dia yang udah bikin hubungan lo sama Gama hancur." Kata Angga mencoba mengompori Mega.

Mega menatap Alya. Aku tau, Mega saat ini benar-benar merasa kacau. Ia jadi membenci semuanya yang ada di sekitar sini. Ia juga membenci Alya. Tapi, Mega itu teralu takut untuk marah kepada Alya.

"Apa lo? Mau nyalahin gue?" Kata Alya menatap Mega dengan tatapan menantang.

"Jelas dia yang salah. Kalau aja lo ngga ikut sama dia bikin masalah sama Atha. Pasti lo sama Gama masih pacaran." Kata Angga. Hal itu membuat Mega memuncak di kekesalannya. Alya yang merasa disalahkan juga tidak rela.

"Angga sayang kok lo nyalahin gue sih?" Kata Alya dengan kesal.

"Yaiyalah lo yang salah di sini Al! Gue benci banget sama lo! Coba aja lo ngga nyuruh gue buat nyari masalah sama Agatha. Pasti kejadiannya ga bakal kayak gini!" Bentak Mega. Sungguh, tidak ada satupun diantara kami yang menyangka kalau Mega akan mengatakan hal itu.

"Meg, dia tuh emang orang ngga bener! Lo jangan mau bareng sama dia." Kata Risa mengkompori Mega. Aku hanya diam. Tidak mengerti.

"Jadi lo nyalahin gue?" Kata Alya kesal.

"Jelas! Lo ngga ngerasa bersalah gitu? Lo yang udah bikin masalah disini. Lo yang bikin kita semua dihukum. Lo yang udah buat gue sama Gama putus. Lo juga yang bikin gue kena masalah tiap harinya." Bentak Mega.

"Oke. Kalo lo emang masih nyalahin gue. Artinya lo ngga setia kawan. Gue ngga mau punya temen yang ngga setia kawan kayak lo!" Bentak Alya.

"Gue juga ngga mau punya temen yang tukang bikin masalah kayak lo!" Kata Mega.

Alya menatap Zilfa, "Zilfa, ayo ikut gue!"

Zilfa menatap kedua sahabatnya dengan bingung, "tapi..."

"Gausah mikirin orang yang ngga setia kawan kayak dia." Kata Alya lalu menyeret Zilfa. Aku dan yang lainnya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Alya.

Mega menangis tersendu-sendu. Ia merasa semuanya meninggalkannya. Mulai dari pacarnya, dan sahabatnya. Semuanya. Kasihan sekali.

"Lo ngga usah nangis Meg. Kan masih ada kita. Gue sama Atha mau kok jadi temen lo. Ya kan Tha?" Kata Risa dan aku tersenyum sambil menganggukkan kepala. Tentu saja aku mau berteman dengan Mega. Asalkan, dia tidak akan membuat masalah lagi denganku.

Mega tersenyum meskipun dengan air mata yang mengalir. "Makasih ya. Gue ngga nyangka kalau selama ini, orang yang gue anggap baik ternyata busuk. Justru orang yang gue anggep busuk ternyata baik."

Aku tersenyum, "lupain aja soal Alya."

Mega menatap Gama. "Gam, lo mau ngga balikan sama gue?"

"Sorry Meg. Gue ngga bisa. Tapi kita masih bisa temenan kok." Kata Gama sambil tersenyum. Mega membalas senyuman Gama meskipun hatinya masih ingin bersama Gama.

"Ris, gue minta maaf ya dulu gue udah rebut Gama dari lo." Kata Mega. Hah? Jadi dulu Mega merebut Gama dari Risa. Artinya Gama itu mantannya Risa dong?

"Iya sans aja." Kata Risa sambil terkekeh geli.

"Ngapain sih bahas masa lalu." Kata Arsena dengan datar meskipun aku tau dirinya sedang cemburu. Aduh kapan ya aku bisa melihat Risa dan Arsena bersatu. Pasti couple yang paling lucu deh.

"Sirik lo hah?!" Kata Risa. Aku dan yang lain hanya bisa menghela nafas. Pasti sebentar lagi kami akan mendengar pertengkaran maut antara Risa dan Arsena.

.
.
.
.
.
.
.

TBC?

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang