"Ngapain ngikutin sih?" Aksa menghentikan langkahnya. Merasa risi jalan berdampingan dengan Alysa. Pasalnya kini bukan hanya para gadis yang melihat iri ke arahnya, tapi barisan lelaki pengagum Alysa juga melakukan hal serupa.
"Ke parkiran 'kan?" sahut Alysa dengan polosnya.
"Gue bilang tunggu di sana. Gak barengan gini."
"Emang kenapa sih? lo juga kan ke sana."
Alysa hendak menyelipkan tangannya pada sela lengan Aksa, namun lelaki itu lebih dulu menarik diri membuat Alysa hanya menggapai angin.
"Duluan atau gak usah jadi?!"
Dengan langkah berat ia pun menurut atau tak akan ada yang ia dapatkan.
Baru saja ditinggal sebentar tapi para gadis yang menatap iri tadi sudah menggantikan posisinya, dan parahnya Aksa malah tak peduli, malah menanggapi dan membalas segala omong kosong mereka.
Alysa meniup poni rambutnya dengan kesal. Baru saja ia ingin melambaikan tangan, tapi ternyata arah lelaki itu tak tertuju padanya.
"Heyy ...."
"Misi cantik." Bagas tiba-tiba muncul dari arah belakang.
"Eh, lo ngapain? Ini motor Aksa ko lo yang bawa?" protes Alysa ketika lelaki itu naik ke atas motor yang Alysa tunggui.
"Gantian, Aksa pakek mobil gue. Emang kenapa sih? Yang penting nyampe."
"Kok gitu sih?"
"Mana gue tau. Tanya aja jenisnya langsung. Gue cuma manggut-manggut doang."
Tinnnnn!!
Aksa menekan klakson panjang.Alysa menatap kedua tangannya nanar. Oke, inginnya lagi-lagi tidak terealisasi.
"Eh, lo mau bawa anak orang ke mana?" riuh Bagas pada temannya yang tak memberi tahu apa pun.
"Woy!!" teriaknya lagi yang tetap saja tak didengar. Mobilnya sudah melaju, dibawa peminjam tak tahu malu.
Selama perjalanan tak ada sedikit pun suara. Cukup aneh memang seorang Alysa menjadi silent people meski Aksa seringkali risi menjawabi pertanyaan demi pertanyaannya tapi kalau gadis itu diam begini ia jadi sedikit bertanya-tanya.
Beberapa saat kemudian akhirnya sampai ke pelataran rumah yang nampak besar dari luar. Tanpa berniat untuk bertanya atau sekadar basa-basi selepas mesin mobil mati Alysa langsung turun saja dari sana masih dalam keterdiaman.
"Masuk aja. Gue mau ganti baju," ucap Aksa di pintu masuk, meninggalkan Alysa yang tak biasa nyelonong masuk tanpa diiringi pemilik rumah.
"Naya ..." Aksa mengetuk pintu kamar adiknya. "Di bawah ada yang mau ketemu tuh."
Cklek!
Nayara membuka pintu.
"Ketemu aku? siapa?""Liat aja di bawah."
"Mau ke mana?" tahan Nayara ketika Aksa hendak melangkah pergi. "Ada yang mau ketemu Kaka juga."
"Aku? Siapa?"
"Liat aja di bawah."
Aksa diam beberapa saat sebelum akhirnya ia sadar akan satu hal, kini di bawah ada dua orang gadis kenalannya.
"Kak Alysa?" panggil Nayara pada seseorang yang masih mematung di depan pintu.
Alysa menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang.
"Buat aku?"
Alysa mengangguk.
"Pasti coklat." Nayara bergumam, tapi sangkaannya terbantahkan. "Cheesecake Green tea?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYAKSA (completed)
Ficção Adolescente"Gue bisa ngelakuin sesuatu yang nggak gue mau demi dapetin apa yang gue mau." Alysa Keyra "Bisa gak, lo berhenti jadi orang yang nggak gue suka!?" Aksa Pradipa 10 tahun terpisah membuat semua yang seharusnya mudah menjadi tak bercelah. Dapatkah Aly...