"Gue bisa ngelakuin sesuatu yang nggak gue mau demi dapetin apa yang gue mau." Alysa Keyra
"Bisa gak, lo berhenti jadi orang yang nggak gue suka!?" Aksa Pradipa
10 tahun terpisah membuat semua yang seharusnya mudah menjadi tak bercelah. Dapatkah Aly...
bagi yang belom nonton silakannnn klik videonya! kalo ga ya gas langsung next ke ceritanya😉🙌🏻
Happy Reading ...
Aksa yang tak ingin melihat keributan pun langsung menengahi, kini ia sudah berada di antara dua perempuan yang sedang saling tatap tanpa berkedip di kedua sisi nya.
"Kalian kan rumahnya searah, jadi kalian aja yang barengan, biar gue pulang sendiri." Aksa berusaha untuk bersikap adil, namun seharusnya tidak demikian, karena tentu saja hal itu tidak akan pernah jadi pilihan. Mana mungkin 2 orang yang bersaing harus melakukan hal itu? yang ada, Aksa malah bakal digaet perempuan lain di tengah jalan, dan tentu saja lawannya akan menjadi semakin banyak.
"Kok jadi pulang, sih? yang mau pulang kan cuma dia!" tunjuk Irene ke arah si gadis pencetus rencana kepulangan pertamakali.
Alysa tak memberi tanggapan apapun yang seharusnya ia lakukan, namun kemudian Aksa menyadari dan segera menangkap tubuh gadis yang hampir terjatuh ke tanah.
"Alysa?!" panggil Aksa panik, begitu pun dengan Irene, ia tak berpikir kalau gadis ini memang benar-benar butuh untuk pulang.
Di tengah-tengah kepanikan yang Aksa rasakan, membuat Alysa berseru senang, dan lagi, ia yang menang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan perasaan yang masih tak karuan, Aksa pun segera membawa tubuh gadis itu, sedangkan Irene merasa tak terima.
"Tapi..." ucapan Irene terhenti, lelaki itu tak akan mendengar keluhannya, terbukti dari kepergiannya yang sama sekali tidak membutuhkan izin.
Irene mengepal tangannya ketika melihat sebuah tangan mengacungkan jempol ke arahnya lalu memutar posisinya ke bawah, benar-benar membuatnya merasa dikalahkan.
Alysa tersenyum semu dalam keadaan matanya yang masih tertutup, lalu tangannya kembali pada posisi menyentuh bahu lelaki yang sedang membawa tubuhnya.
Aksa sudah membunyikan bel beberapa kali, tapi pintu rumah di depannya sama sekali tidak ada yang membuka. Tapi ternyata pintu tersebut dalam keadaan tidak terkunci, sebenarnya ia agak canggung untuk masuk kalau tanpa sepengetahuan orang rumah, tapi bukankah si pemilik rumah sedang berada dalam genggamannya? ini hal yang cukup untuk dijadikan alasan.
