14. PEDULI

1.6K 122 3
                                    

Alysa sudah mengabaikan rasa hausnya dengan berniat kembali ke kamar Nayara, amun bukannya masalah selesai ia malah menghadapi masalah baru. Sejak tadi Alysa memasuki ruangan yang salah, semuanya nampak sama. Kenapa bisa teresat di dalam rumah begini? kalau Nayara tahu, gadis kecil itu pasti menertawainya.

"Dilarang masuk!" tulisan yang menempel di depan pintu sebuah ruangan. Bukannya menjauh, Alysa malah mendekatinya.

Baginya larangan adalah sesuatu hal yang membuatnya wajib tahu dengan permasalahan seperti apa yang membuat larangan itu sampai terjadi.

Cklek
Alysa membuka pintu yang di dalamnya ternyata sebuah kamar. Tidak merasa cukup dengan hal itu, ia pun melangkah lebih jauh hendak mencari tahu sesatu yang membuat seseorang menempel tulisan semacam itu pada pintunya.

Tema kamar yang didominasi warna putih dengan sedikit warna biru muda sebagai polkadot di beberapa bagiannya, tidak ada kesan manis ala perempuan, bahan saking simplenya di sini tak tersimpan banyak barang seperti kamar setiap orang pada umumnya.

Kasur kingsize dengan nakas di sampingnya, lemari pakaian yang cukup besar, lalu meja belajar yang tidak memiliki tanda-tanda kehidupan di sana. Alysa kembali mengedarkan pandangannya, sama sekali tidak ada yang menarik. Mungkin dilarang masuk agar tidak membuang-buang waktu seperti apa yang dilakukannya sekarang saja.

Alysa berjalan ke arah meja belajar yang terjejer beberapa buku dengan sebuah kotak misterius yang ada di sampingnya.

Cklek
Seseorang membuka pintu.
"Kak Alysa ngapain di sini?"

Alysa menghembuskan napasnya lega, "Salah masuk!" kekehnya.

"Nyasar?" tebak Nayara.

Alysa mengangguk, dan seperti dugaannya Nayara pun menertawakan kelakuannya. "Bukan kakak satu-satunya."

"Haa, sering ada yang masuk kamar ini?"

Nayara menggelengkan kepalanya. "Yang sampe ke sini cuma Kakak doang."

"Oh. Kirain."

"Kak Elvan nyariin tuh," ucap Nayara.

"Di mana?"

"Di sini." Nayara menunjuk lubang hidungnya.

Alysa mendesis, "Naya ngelucu?"

"Lagian! udah ayok."

"Nih orang yang Kakak cariin!" Nayara membawa Alysa sampai ke hadapan Kakaknya. "Lagian ni rumah nyusahin banget sih, bilang ke Papa ahh biar ganti!" gumamnya lalu beranjak pergi mencari Papanya.

"Sorry lama, tadi ada perlu dulu."

Alysa mengangguk, "Gapapa kok, ada Naya jadi gak bete."

"Ohiya, tempat minumnya masih ada di mobil. Bentar, jangan ke mana-mana, gue ambil dulu." Elvan menginterupsi.

Alysa mengangguk.
Setelah merasa tidak ada siapapun, Alysa mulai mengeluarkan kotak yang diambilnya tadi.

Deg
Terdapat beberapa lembar foto 2 anak kecil yang sedang saling merangkul, juga beberapa lembar kertas dengan tulisan khas anak di bawah umur, lalu jepitan yang mirip dengan yang masih menempel pada rambutnya saat ini.

Alysa mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan pemilik dari kotak yang diambilnya tanpa ijin ini.

"Aksa di mana bi?"

ALYAKSA (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang