PROLOGUE

9.1K 387 13
                                    

Alysa Keyra, gadis cantik nan lincah. Di mana pun dia, semua orang akan selalu menyadari keberadaannya. Sedikit informasi, ia bukanlah orang yang mudah diatur, jauh berbanding terbalik dengan Arion--kakaknya, dalam berbagai aspek. Entah itu sifat, sikap, dan segala-galanya.

"Alysa balikin!"

Alysa merebut kamera baru milik Arion.

Menurut? yang benar saja. Alysa sengaja berlari agar Arion mengejarnya. Gadis itu seringkali mengganggu ketenangan sang kakak yang benci direcoki. Meski begitu, Alysa tetap saja Alysa, tetap mengganggu lelaki yang dua tahun lebih tua darinya itu, hobinya tidak pernah berubah.

"Hey! ayoo kejar," goda Alysa lagi sambil menjulurkan lidah.

Nihil. Arion tak menghiraukannya. Lelaki itu malah berjalan melewati tubuh Alysa untuk menuju ke kamarnya tanpa berniat mengambil kembali barang kesayangannya itu.

Prakk!
Kamera milik Arion berakhir mengenaskan. Benda itu dilempar mengenai pintu kamar yang sudah tertutup rapat, membuatnya hancur berkeping-keping tak terselamatkan.

"Gue benci sama lo, Arion!" teriak Alysa, menggema ke seluruh bangunan rumah.

Bukan tanpa alasan. Alysa selalu mencari gara-gara karena ingin dapat perhatian kakaknya, ia hanya ingin lelaki yang cenderung tak pernah menganggapnya ada itu mau melihatnya, itu saja.

"Dia bisa baik sama cewek lain, tapi kenapa sama gue nggak bisa?!" dengusnya, beranjak dari sana dengan berapi-api.

Untung saja Alysa masih memiliki kedua orang tua yang melimpahinya kasih sayang. Hal yang mampu membuat Alysa sedikit bisa melupakan rasa pilu.

____________

Aksa Pradipa, lelaki bertubuh atletis dan senyum penuh sensual. Ia dapat memikat hati semua gadis yang melihatnya pada awal jumpa. Buktinya sekarang, ini hari pertamanya masuk di sekolah baru, tapi namanya sudah ramai diperbincangkan seantero gedung sekolahan.

"I love it!" gumam Aksa ketika menjadi titik perhatian dari ujung kanan sampai ujung kiri koridor.

Funfact: Lelaki ini sangat suka menjadi pusat perhatian banyak orang.

Aksa seringkali dianggap sebagai gambaran sempurna seorang manusia oleh manusia biasa lainnya.

"Untuk hal ini, Tuhan emang baik sama gue."

***

"Aksa?"

Sekali melihat, Alysa langsung mengenali siapa lelaki yang sedang menjadi trending topic itu.

Dia teman kecilnya yang telah menghilang 10 tahun lamanya. Seseorang yang Alysa tunggui kedatangannya walau tanpa memegang janji apa-apa.

Bukankah di dunia ini tak ada yang tak mungkin? Semua bisa saja terjadi, baik yang diharapkan atau pun yang tidak sama sekali.

Entah mengapa kali ini Alysa merasa sesenang ini. Garis senyumnya mendadak terukir seakan menyimpan beribu harapan baru. Ya, sekarang Alysa memiliki keinginan yang lain selain daripada kakaknya lagi.

Namun ternyata ... sebuah harapan memang hanya sekadar angan. Tampaknya lelaki itu bukan lagi sosok yang pernah Alysa kenali waktu itu. Aksa yang sekarang telah jauh berbeda, dan Alysa tidak tahu dia itu siapa meski dia Aksa yang sama.

Dulu, Aksa selalu memperlakukan Alysa dengan amat sangat manis bak seorang putri yang patut dijaga, tapi kini tak sedikitpun Aksa melirik sosok gadis yang notabene salah satu the most wanted di sekolahannya itu. Parahnya lelaki itu tak sedikit pun menunjukkan rasa canggung, bahkan dengan penuh percaya diri dia menolak untuk berurusan dengan Alysa.

Marah? tentu.
Kecewa? sangat.
Terima? tentu tidak, jangan harap!

Bukan Alysa namanya kalau tidak bisa meluluhkan hati, siapa pun itu pemiliknya. Jangan sebut Alysa kalau tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

~ End Prolog ~

ALYAKSA (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang