15. Gue gak sempurna,

1.4K 105 5
                                    

Nayara sudah cukup umur untuk mengerti perkataan orang dewasa, termasuk apa yang dikatakan oleh wanita yang selama hidupnya sudah dianggap sebagai Ibunya.

"Apa Naya bukan anak Mami?"

Monica tak berkata-kata, ia sudah kewalahan dengan mood nya yang berubah-ubah secara drastis selama beberapa minggu ini.

Tak ada yang bisa Nayara simpulkan selain bahwa kebahagiaan yang dirasakannya selama ini bukan yang sebenarnya, kelengkapan yang dimilikinya ternyata bukan sesuatu yang nyata, kesempurnaan itu tak pernah ada, semuanya sirna.

Nayara berlari dengan berderai air mata, ia ingin berlari sejauh mungkin dari kehidupan yang penuh kebohongan.

Bruk
Nayara terjatuh ketika tak sengaja menabrak seseorang yang melintas di hadapannya.

"Naya, kenapa?" tanya Elvan hendak meraih tubuh kecilnya, namun Naya lebih dulu menarik diri. Lelaki di hadapannya ini bukan miliknya juga, Nayara tidak ingin lagi tenggelam lebih dalam. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya yang entah akan membawanya ke mana, saat ini Nayara hanya ingin pergi jauh dari sini, hanya itu.

Nayara akhirnya menemukan satu-satunya orang yang tidak ada kaitannya dengan keluarga ini. "Aku mau ikut Kak Alysa."

"Ikut?" tanya Alysa, gadis itu sudah menggenggam erat tangannya yang sudah keriput akibat sesi renang mendadak tadi.

"Ayo Kak!"

"Tapi ke mana?"

"Kak Alysa bilang kalo Kakak mau main sama aku bukan karena hal lain kan?"

"Iya, tapi.."

"Kalo gitu aku ikut."

"Oke, tapi kamu janji habis itu harus cerita."
Nayara mengangguk setuju.

"Yaudah, kita ijin dulu sama.."
Nayara menahan pergerakan Alysa. "Gak usah. Mereka bukan orangtuaku."

Alysa dibuat terkejut dengan pengakuan Nayara. "Berarti kita bilang ke Aksa."

Nayara berdecak kesal, "Gak usah ijin ke siapapun karena aku gak punya siapa-siapa. Aku sendirian."

***

"Nih!" seseorang menyodorkan handuk pada Aksa yang masih terduduk di pinggir kolam renang. "Nanti masuk angin," ucapnya lagi.

Hening

"Gue gak pernah liat lo berenang, pasti keren. Jadi iri." Irene kembali bersuara.

Aksa melap wajah basahnya. "Lo gak bisa renang?"

Irene menggelengkan wajahnya, "Gue seneng kalo lo mau ngajarin."

"Gue basah karena habis tenggelem, bukan karena habis berenang."

"Haa, kok? ya ampun, tapi kamu gak apa-apa kan?" Irene memperhatikan beberapa bagian tubuh Aksa yang sekiranya terdapat luka.

Aksa bangkit dari duduknya. "Gue gak sempurna, sebaiknya lo pulang."

"Gimana bisa kamu bilang hal semacam itu dengan Nayara?" suara bariton dengan nada penuh amarah membuat semua penghuni rumah berdatangan ke tempatnya.

Elvan merangkul tubuh Ibunya yang sudah bergetar. "Papi udah. Kenapa semarah ini?" helanya.

"Tanyakan saja pada Ibumu yang tidak menganggap anakku sebagai anaknya juga." Emosi Roby masih meluap, ia tidak menyangka dengan sang istri yang sudah dinikahinya selama 10 tahun bisa segegabah ini.

"Apa sekarang dia mengakui sendiri kalau Nayara bukan anaknya?" Aksa yang sudah memerhatikan segera menyimpulkan.

"Jaga omongan lo! selama ini kita baik-baik aja, cuma lo yang gak pernah setuju buat jadi satu keluarga." Elvan menimpali.

ALYAKSA (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang