41. jadi kapan?

979 88 9
                                    

Lagi lagi Irene mengunggah fotonya dengan Nayara di akun instagramnya, seolah ingin menunjukkan seberapa dekat gadis itu dengan anggota keluarga dari kekasihnya. Padahal jalannya untuk mendapatkan Aksa sudah tertutup rapat, namun tampaknya gadis itu sama sekali belum menyerah.

"Kok?!" Alysa menggebrak meja dengan ponselnya, membuat seseorang di sampingnya menjadi tersentak.

"Bisa kali, kalau mau ngagetin bilang dulu?!" Via mengelus dadanya.

Alysa sama sekali tak bersuara, padahal Via yang dibuat jantungan, tapi malah napas gadis ini yang tidak teratur.

Tanpa perlu mengulangi pertanyaannya, Via pun melihat benda pipih yang layarnya masih menyala milik temannya. Namun baru saja ia menyentuh, gadis itu sudah kembali mengambil alihnya.

"Ngapain coba, posting foto pacar orang? gak ada kerjaan banget tuh cewek!!" gerutu Alysa lagi.

Via menjadi semakin penasaran, ia pun merebut benda yang sudah jadi objek amukan temannya dari tadi.

"Udah setahun yang lalu, kali, Al!" keluh Via, menunjukkan tanggal yang tertera jelas di bawah foto yang terunggah.

Merasa keliru, Alysa pun kembali melihatnya. Tanggung naik darah, ia tak berniat untuk berubah pikiran, Alysa tetap dengan kekesalannya.

"Tapi yang gue heran, kok dia bisa foto sama bokapnya Aksa, sih?"

Alysa mengangkat bahunya, "akun akun dia, ya hak hak dia lah mau posting apa."

"Maksud gue bukan itu!" Via memutar bola matanya malas, padahal tadi gadis itu yang paling tidak beralasan, sekarang malah seolah Via yang melakukan kesalahan.

"Dia bisa foto sama bokapnya Aksa, emang Irene sedeket itu sama keluarganya?" Via memperjelas maksudnya.

Sontak saja Alysa menjadi kepikiran, kalau hanya Nayara maka ia pun dekat dengan gadis kecil itu, tapi kalau ayahnya? bahkan Aksa sama sekali tidak pernah membicarakan pria itu kepadanya. Lalu apakah ia akan jadi bahan obrolan 2 lelaki itu ketika bertemu? bagaimana mungkin, kalau ayahnya Aksa sendiri sama sekali tidak mengenalinya?!

"Tapi bisa foto bareng gak harus deket juga, sih." Via kembali bersuara, "buktinya fans dan artis, mereka saling berfoto tapi jarak keduanya tetep jauh."

Via masih berargumen, tak sadar kalau sekarang Alysa sudah berpindah posisi. Kini, temannya itu berada di tempat yang terhalang 4 meja darinya, tempat di mana Aksa berada.

"Kapan mau ajak aku ke rumah?" ucap Alysa nyaring, membuat Aksa tersedak minumannya.

Ya, Alysa memang seperti ini, selalu menjadi terlalu jelas. Entah hanya berambisi atau memang polos, Via yang notabene teman dekatna sekali pun tidak bisa memastikan.

Tentu saja kini keduanya menjadi pusat perhatian, bahkan jawaban Aksa jadi yang ditunggu-tunggu. Dan sekarang lelaki itu tidak bisa lagi menjadi si penggantung harapan, khususnya pada Alysa, gadis yang tidak menerima segala ketidakjelasan.

"Bukannya lo pernah ke rumahnya Aksa?" sambung Genta, membantu temannya untuk sekadar mengambil napas.

"Memang," Alysa menjatuhkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan Aksa, "tapi sekarang, kan, posisi gue sebagai pacar."

"Jadi kapan?" bahas Alysa lagi, menagih jawaban pada lelaki yang sudah mulai baikan.

"Besok. Puas?"

Alysa menautkan alisnya, "kenapa gak sekarang? pulang sekolah? ya?"

"Udah, pergi aja, latihannya bisa besok lagi, kok." Bagas yang baru menampakkan diri pun ikut bersuara, padahal ia tak tahu menahu akar pembicaraannya.

ALYAKSA (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang