26. MENDAPATKAN

1.3K 118 5
                                    

Ini hari yang ditunggu-tunggu, hari di mana Alysa tidak akan melihat Arion dan Kallista jalan beriringan menuju kelas lagi, atau mengobrol di depan papan pengumuman, atau bercanda di bangku taman.

Hari ini adalah hari terakhir Arion menjadi bagian dari sekolahnya. Lelaki itu akan mulai berlanjut ke tahap yang lebih tinggi, otomatis akan lebih sibuk, lebih banyak teman baru, dan tentunya akan melupakan Kallista. Setidaknya itu lah yang Alysa pikirkan.

Arion menjadi siswa dengan nilai terbaik, tak bisa dipungkiri Alysa memang sangat mengagumi kakaknya itu sejak ia masih balita. Lelaki itu punya banyak kebisaan, termasuk bisa membenci adiknya sendiri. Bahkan sampai sekarang Alysa tidak tahu tentang alasan Arion yang selalu bersikap dingin padanya.

Apa kehadirannya yang membuat kasih sayang orang tuanya pada Arion jadi berkurang? Tapi itu tidak mungkin, yang ia tahu selama ini kedua orang tuanya cukup bersikap adil. Alysa pun masih mengingat moment di mana saat kakaknya bersikap manis padanya, dulu lelaki itu selalu menuruti semua permintaannya. Entah perubahan itu berawal sejak kapan, yang jelas sudah terjadi lama.

Alysa melihat benda yang melingkar pada lengannya, sebelum terlambat ia pun undur diri, toh keberadaannya pun tidak diharapkan oleh pemilik acara. Lihat saja sekarang, Arion dan Kallista sedang bersama, mungkin untuk terakhir kalinya.

Tak membutuhkan waktu lama bagi Alysa untuk sampai ke lokasi selanjutnya, tempat di mana acara kelulusan Elvan berlangsung, setidaknya kali ini kedatangannya begitu diharapkan oleh pemilik acara dan ia merasa harus memenuhi undangannya.

Kemunculannya tentu saja membuat Elvan senang bukan kepalang, bahkan mungkin hanya keberadaan Alysa yang ia harapkan sejak tadi. Terlihat dari perubahan raut wajahnya yang tadi tidak secerah setelah gadis ini ada.

"Happy graduation." Alysa menyodorkan sebuah buket bunga berukuran sedang pada Elvan.

Elvan menerimanya, tapi setelah itu ia menyimpannya di atas kursi, lalu meraih lengan pemberinya. Ia merangkul tubuh gadis itu agar berfoto dengannya, tak ada penolakan, Alysa pun mengumbar senyumnya di depan kamera.

"Please, be mine." Elvan mengatakannya di sela jepretan foto.

Mendengar hal itu, membuat Alysa menoleh ke arah suara, barulah lelaki itu pun ikut menoleh ke arahnya. Alysa mengerjapkan matanya, mungkin ia hanya salah dengar, tapi ketika Alysa hendak kembali ke posisinya Elvan kembali mengulang kata-katanya.

"Gue mau lo jadi pacar gue." Elvan meraih lengan Alysa. "Gue serius."

Alysa kebingungan sendiri, lelaki ini malah membuat acara di dalam acara, dan ternyata sekarang ia dihadapkan dengan anggota keluarga Elvan. Mereka seolah ikut bertanya-tanya dengan apa yang akan jadi jawabannya.

Kemunculan seseorang yang tak terduga membuat Alysa terdorong, membuatnya segera memeluk lelaki yang sedang menyatakan cintanya. Elvan membalas pelukannya dan seketika ia sadar dengan apa yang terjadi karena ulahnya. Bukankah sudah jadi hal yang biasa baginya?! menjadi yang melengkapi hati seseorang lalu setelahnya membuat patah begitu mudah.

***

"Lo serius jadian sama Elvan?" Via mempertanyakannya begitu heboh.

Lagi-lagi teman serba tahunya itu mendapatkan kabar tentangnya begitu mudah, padahal ia sama sekali belum menceritakan hal ini pada siapapun, dan memang sama sekali tidak berniat untuk itu, kecuali hanya untuk dipamerkan pada lelaki yang kini berjalan ke arahnya.

"Gue mau ngomong." Aksa berkata begitu tegas, tidak menyerupai sebuah permintaan.

Bukannya menjawab, Alysa malah mengoperasikan ponselnya untuk terhubung pada salah satu kontak. "Mau bilang pacar gue dulu."

ALYAKSA (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang