"Ke supermarket, Pak." Alysa memberi intruksi.
"Supermarket mana, Buk?" sahut lelaki yang duduk di bangku kemudi.
"Mana aja kek!" sahut Alysa. Selama 16 tahun Alysa hidup, tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat itu sendirian, apa lagi membeli bahan makanan yang namanya saja aneh didengar.
Mobil yang ditumpanginya tak juga melaju, membuat waktunya terbuang lebih banyak, mungkin nanti Aksa akan meledeknya habis-habisan. Namun ketika ingin memprotes ternyata yang duduk di bangku kemudi adalah sosok yang tadi berpamitan.
"A-rion?!" gumamnya senang segera berpindah duduk ke jok depan tanpa perlu keluar mobil terlebih dulu. "Katanya, tadi mau pergi."
Arion hanya mengangkat bahunya lalu kemudian menyalakan mesin mobilnya. Ya, lelaki itu tahu kalau gadis ini pasti perlu bantuannya. Tidak disengaja, ia pun memiliki keperluan, jadi kenapa tidak sekalian?!
Sepanjang jalan Alysa tak berhenti memandangi lelaki di sampingnya, memang sejak dulu ia melakukan hal ini, dan Arion tak pernah sekali pun protes akan perilakunya, hanya saja kali ini ia dapat melihat senyumnya.
"Jangan ke mana-mana." Alysa menyentuh lengan Arion yang sedang memegangi persneling mobil.
"Kita ke Supermarket, kan?"
"Ck." Alysa memutar matanya, "lanjut kuliah di sini aja, kalau perlu, biar gue yang bilang sama papa."
Secara bersamaan, Arion menginjak rem mobilnya. "Udah sampe." ia tak memberi kesempatan untuk Alysa menyangkali keputusannya lagi.
Tak ingin membuat lelaki itu kesal, Alysa pun segera turun tanpa dimintai dua kali. Entah apa yang akan ia lakukan setelah ini, lihat saja nanti.
Berkali-kali Alysa mengitari rak tepung untuk mencari apa yang tertera di daftar belanjaan nomer 1, tapi ia tak kunjung menemukan nama tepung yang dimaksud. Sudah dirasa menyerah dengannya, ia pun berpindah ke nomer selanjutnya untuk didahulukan.
Hampir saja Alysa mengeluh lagi, namun seseorang menyodorkan sesuatu yang Alysa cari. Arion menyelamatkan hidupnya lagi.
Tanpa bicara, lelaki itu pun mengambil alih daftar belanjaan yang jadi pacuannya, tak lupa juga membawa keranjang besinya, membiarkan Alysa hanya mengekori dari belakang.
Seolah sudah terbiasa, Arion bisa mendapatkan banyak bahan yang tertera di daftar dalam waktu singkat, bahkan tepung yang tadi Alysa cari susah payah, lelaki itu telah mendapatkannya begitu mudah.
Tampaknya adiknya ini sedang dikerjai, karena seharusnya Aksa memahami gadis ini dengan baik. Alysa tidak akan bisa melakukan semua ini sendirian, ketika biasanya Arion abai pada adiknya yang kesulitan, kali ini ia tidak akan membiarkan.
Arion baru sadar ternyata sejak tadi ia berjalan sendirian, dan ketika hampir panik karenanya, ia malah menemukan Alysa sedang terduduk santai di kursi dekat kasir sambil memakan eskrim. Siang hari yang cukup terik, seharusnya menyegarkan ketika berada di posisi gadis itu, sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYAKSA (completed)
Teen Fiction"Gue bisa ngelakuin sesuatu yang nggak gue mau demi dapetin apa yang gue mau." Alysa Keyra "Bisa gak, lo berhenti jadi orang yang nggak gue suka!?" Aksa Pradipa 10 tahun terpisah membuat semua yang seharusnya mudah menjadi tak bercelah. Dapatkah Aly...