"Kok baru pulang, sih?" tegur Kesya ketika yang ditunggui muncul.
"Hujan, Mah. Tadi neduh dulu!" jelas Alysa.
"Terus kenapa kamu mama telponin dari tadi gak diangkat-angkat?"
"Huh! nelpon.." Alysa merutuki dirinya karena belum meminta kembali ponselnya, mungkin sekarang benda itu sudah terbawa pulang oleh lelaki yang merampasnya tadi. "Hp-nya mati, Mah. Lowbat."
"Yaudah, sana ganti baju!" titah Rangga, "pada basah gitu, nanti masuk angin."
"Iya, Pah."
Sepuluh menit berlalu, Alysa pun sudah turun kembali dengan baju tidurnya untuk sesi makan malam bersama, aktifitas rutin keluarganya.
"Besok Arion kemping ya, Mah. Pulang hari Minggu."
"Oh gitu, mau mama bikinin apa buat bekal besok?"
"Apa aja, masakan mama enak semua."
Kesya tersenyum geli, "kamu bisa aja."
"Kok kamu diem aja? ikut juga, kan?"
Alysa yang sedari tadi fokus dengan makanannya pun melihat pemilik suara. "Enggak, Pah."
"Loh, kenapa? bukannya seru, ya?"
Alysa mengangkat bahunya, "Takut pingsan lagi!"
"Justru harus dibiasakan, sehat loh explore alam kayak gitu tuh, terapi mata," tutur Rangga.
Alysa menggelengkan kepalanya lalu mendelik ke arah Arion. "Entar ada yang kerepotan."
"Siapa yang kerepotan? kan ada pihak sekolah, ada kakak kamu juga."
"Yaudah sih, Pah. Jangan dipaksa, dia apa-apa harus selalu instan, gak bakal bisa kalau harus susah payah dulu."
Alysa mendengus, lelaki itu bukannya merasa bersalah malah nambah memojokkan.
***
Matahari sudah menyambut pagi, Alysa pun sudah menghirup udara segarnya. Hanya saja, sepagi ini ia sudah merasa gabut parah.
Apa yang harus ia lakukan untuk menjalani hari kosongnya tanpa ponsel?? bahkan tidak ada tanda-tanda kalau lelaki itu akan mengantarkannya, atau bahkan Aksa sendiri tidak sadar dengan insiden ketinggalannya itu.
Di hari apapun, sekalipun itu hari libur, Alysa todak pernah meninggalkan mandi paginya. Itu merupakan suatu kebiasaan bagus dan menyehatkan. Setidaknya kebiasaan seperti itu membuat tubuhnya lebih kebal terhadap penyakit semacam flu. Tapi akibat hujan kemarin, Alysa mulai merasa hidungnya mampet, kerongkongannya pun terasa kering padahal sudah berkali-kali minum sampai kebelet pipis.
Hari sudah siang, Alysa pun mulai turun ke bawah untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan.
Pertanda akhir bulan, isi kulkas pun hanya meninggalkan remah-remahnya saja. Tak ada satupun masakan yang siap untuk dimakan.
Di rumah sebesar ini tak ada satu pun orang yang terlihat kecuali lelaki paruh baya yang sedang memotong rumput di taman. Jam-jam segini asisten rumah tangganya pasti sedang ke pasar, dan sang ibu hanya akan keluar ketika waktunya makan. Ini yang membuat Alysa malas dengan hari libur, tidak ada hal yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYAKSA (completed)
Teen Fiction"Gue bisa ngelakuin sesuatu yang nggak gue mau demi dapetin apa yang gue mau." Alysa Keyra "Bisa gak, lo berhenti jadi orang yang nggak gue suka!?" Aksa Pradipa 10 tahun terpisah membuat semua yang seharusnya mudah menjadi tak bercelah. Dapatkah Aly...