"Udah jam segini kok Alysa belum pulang, ya."
Sudah beberapa kali Kesya mencoba untuk menghubungi anak gadisnya itu tapi tak kunjung tersambung.
"Tadi katanya mau jenguk temannya yang sakit," ucap Rangga sesaat setelah melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 6 lewat, hari sudah mulai gelap.
"Sedari pulang sekolah? jangan dibiasain gitu dong, Pa. Harusnya pulang dulu," Kesya menggerutu.
"Arion!" panggil Rangga ketika anak sulungnya keluar dari kamar. "Bisa tolong susuli adikmu sekarang?"
"Dia belum pulang?"
"Kamu itu seharusnya lebih perhatian dong, masa sampai gak tahu."
"Dia kan udah gede, harusnya tau waktu."
"Adikmu itu perempuan, Arion. kamu harusnya lebih aware!"
Bukannya saling mendukung dua lelaki ini malah saling menyalahkan.
"Sudah, kenapa kamu jadi marah sama Arion sih?!" protes Kesya pada suaminya.
Rangga menghela napas panjang. "Sekarang cari Alysa sampai ketemu."
"Aku ada acara."
Rangga bangkit dari tempat duduknya. "Sepenting apa pun, adikmu lebih penting!"
"Iya."
Akhirnya Arion menurut. Walau ibunya tak banyak bicara tapi ia bisa melihat kegelisahannya dan ia tak bisa membiarkannya.
Arion menghubungi beberapa nomor teman Alysa yang sengaja ia simpan, ini bukan kali pertama gadis itu menyusahkannya dan sudah pasti hal semacam ini akan kembali terjadi.
***
"Gendong!" pinta Nayara.
"Kok ketagihan?" delik Aksa. "Gak malu? kamu udah gede."
"Aku sakit Ka."
Aksa pun mengikuti kemauan adiknya. Lagipula ia tak pernah sekalipun menolak walaupun gadis kecilnya itu banyak mau.
"Eh, bunga sama coklatnya Kak." Nayara mengingatkan.
"Tangan Kakak cuma ada 2, dan dipakek buat gendong kamu yang tambah berat ini."
Nayara berdecak, "Masa ditinggal, sayang banget kann ...."
"Nanti Kaka beliin lagi."
"Yang banyak tapi."
"Iya. Princess kok bawel sih."
Nayara tertawa senang mendengarnya.
"Ka Elvan?" gumam Nayara, melihat sosok yang ia kenal dari kejauhan.
"Eh, Ka bukannya itu temen Kaka yang tadi ya? Kok belum pulang sih caper banget."
"Temen yang mana?"
"Itu ..." Nayara menggerakkan kepala Aksa ke arah yang tidak dia sadari. "Di sana."
"Temennya Kaka, temennya Kak Elvan juga, ya? Tumben."
Hening.
"Kak?" panggil Nayara yang tak menapati sahutan dari kakaknya.
"Naya tau gak?"
"Apa Ka?"
"Kamu itu berat, Kakak mau cepet nyampe." Aksa berdalih lalu melanjutkan langkahnya.
"Ishh!"
Alysa yang masih berada di pelataran Rumah sakit sedang menunggui seseorang keluar barulah ia pun akan pulang. Walau ponsel sudah berdering sejak tadi, ia hanya penasaran dengan perkataan Nayara tadi. Bisa saja adiknya itu mengarang cerita lalu Aksa hanya mengiyakan saja untuk membuatnya tertipu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYAKSA (completed)
Teen Fiction"Gue bisa ngelakuin sesuatu yang nggak gue mau demi dapetin apa yang gue mau." Alysa Keyra "Bisa gak, lo berhenti jadi orang yang nggak gue suka!?" Aksa Pradipa 10 tahun terpisah membuat semua yang seharusnya mudah menjadi tak bercelah. Dapatkah Aly...