CB 18

22.3K 2.3K 362
                                    


"Misi barumu" ucap seorang pria dengan tatapan angkuh yang melempar sebuah map diatas meja pada seorang pria cantik berambut putih yang duduk bersidekap didepannya.

"Kau yakin Boss? Seorang bocah?" tanya pria cantik itu sarkastis.

"Jangan remehkan dia. Dia sudah meledakkan tiga markasku" balas pria yang tak lain adalah Jonghyun itu.

"Apa yang harus kulakukan padanya?"

"Awasi dia lalu dekati dia perlahan. Setelah itu bunuh bocah itu" titah Jonghyun yang dibalas pria cantik didepannya dengan seringai tipis.

"Misi diterima Boss" ucapnya kemudian melangkah pergi.

"Rasakan pembalasku bocah. Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya" gumam Jonghyun kemudian tertawa seolah rencananya sudah pasti akan berhasil.

Sementara itu di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan jejeran senjata baru terlihat seorang pria tampan dengan gulungan nikotin yang menyala dengan kepulan asapnya.

Polusi udara.

"Boss yakin mengirimku untuk misi ini?"

"Tentu saja. Ini bukan hal yang sulit untukmu bukan?"

"Memang sih Boss. Tapi--- kupikir aku sudah terlalu tua untuk menjadi seorang pelajar"

"Yang mengatakan jika kau akan mendaftar sebagai pelajar siapa? Aku akan mengirimmu menjadi salah satu tenaga pengajar sementara disana"

"Tapi---"

"Tidak ada bantahan. Ini hanya satu semester sampai dia lulus"

"Satu semester? Bukankah Boss bilang dia masih tujuhbelas tahun?"

"Memang. Tapi dia anak yang cerdas dan mengikuti kelas ekselarasi" helaan napas terdengar.

"Apa yang harus kulakukan Boss?"

"Tidak ada. Kau hanya harus mengawasinya dan melindunginya karena anak itu sekarang banyak dijadikan target untuk memancing kedua orangtuanya"

"Mengawasi dan melindungi. Misi diterima Boss"

"Satu lagi--- jangan alihkan perhatianmu darinya. Anak itu jalan pikirannya tidak bisa ditebak bahkan kami saja tidak tau apa yang direncanakannya"

"Akan kuingat Boss"

"Bagus. Kau boleh pergi" titah si Boss yang dibalas dengan anggukan hormat oleh orang yang diutusnya. Setelah itu hanya terdengar suara kekehan geli yang mengisi ruang kaku itu.

"Nikmati hadiah Natal dan tahun barumu Prince" ucapnya dengan seringai miring.

C💛B

HUUUUUYAWW!!! DAMAGE!! DAMAGE!! DAMAGE!! DAMAGE!

DON'T MESS UP MY TEMPO!

Pagi yang tenang, tenteram dan damai di mansion Park seperti biasa akan terganggu karena teriakan-teriakan sang Pangeran yang terus berulang layaknya alarm.

Bahkan saat ini Chanyeol sudah duduk bersandar pada kepala ranjang dengan Baekhyun yang tiduran didadanya sambil sesekali terkekeh geli.

"Apa dia memang selalu begitu?" tanya Baekhyun disela kekehannya yang dibalas dengusan Chanyeol.

"Yeah. Seperti sebuah kebiasaan" jawab Chanyeol malas seraya mencium bertubi-tubi puncak kepala Baekhyun yang terus saja terkekeh apalagi mendengar suara Jaehyun yang terkadang lewat tepat di depan kamar---ehemm---mereka.

BRAK!

"Daddy~~ Dasi Jeyun hilang" rengeknya yang membuka kasar pintu kamar Chanyeol yang membuat Baekhyun tertawa dan memilih bangun.

ATTENTION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang