Special Chapter 0.2

14K 1.6K 162
                                    

Suasana terasa mencengkam setelah para petinggi menyampaikan presentasi mereka mengenai hasil kerja mereka selama sebulan kemarin.

Mereka terlihat was-was menunggu komentar dari Jaehyun dan Mark yang masih terlihat fokus membaca semua informasi yang tertulis didepan mereka.

"Kerja kalian sudah cukup bagus" itu adalah komentar pertama yang keluar dari mulut Jaehyun seraya meletakan berkas yang dibacanya.

"Laporan yang mereka buat juga membuatku lumayan puas hyung" imbuh Mark menimpali yang membuat Jaehyun mengangguk pelan.

"Pekerjaan kalian memang sudah bagus tapi aku masih belum puas dengan bagian kesepakatan dengan kelompok di utara" ucap Jaehyun seraya bangkit berdiri yang sontak membuat semua peserta rapat menunduk.

"Bagaimana mungkin keuntungan dari mereka hanya meningkat 1% sedangkan mereka terus meminta peningkatan jumlah produk?" tanya Jaehyun dengan nada dingin.

"Maaf Boss. Kami akan memeriksa hal itu lagi nanti" ucap salah seorang dari pemimpin devisi.

"Bagus. Kurasa rapat ini bisa kita akhiri. Pertahankan kerja kalian, aku akan meminta Yuta mengirim sedikit hadiah sebagai bentuk apresiasi kami"

"Terimakasih Boss" balas mereka kompak, kemudian pamit pergi satu-persatu meninggalkan Mark dan Jaehyun yang saling melempar pandangan.

"Hyung memikirkan apa yang kupikirkan?"

"Tidak tau. Jika kau memikirkan Bubu maka pertanyaannya adalah-- kenapa kau memikirkan kekasihku?" ucap Jaehyun penuh penekanan diakhir yang membuat Mark berdecak kesal.

"Hisss. Aku serius hyung"

"Baiklah-baiklah. Aku hanya bercanda. Kita bahas lagi nanti. Aku sudah lapar" balas Jaehyun seraya melangkah keluar.

"Aku harus berangkat ke kampus sekarang hyung. Kau bisa makan sendirikan? Atau ajak saja Bubu"

"Tidak mau. Aku tidak mau makan sendiri, Bubu sedang ada misi" ucap Jaehyun setengah merengek pada sang adik bermaksud untuk membujuk Mark supaya menemaninya makan.

"Aku sudah terlambat hyung. Aku juga ada janji untuk menjemput Fullsun. Bye-bye" ucap Mark yang langsung berlari pergi.

"Hey. Kenapa aku ditinggalkan. Kau tega sekali Mark" kesal Jaehyun setengah mengumpati kelakuan adiknya itu.

"Apa liat-liat!" hardik Jaehyun pada orang-orang yang tengah menatap kearahnya.

"Akukan lapar. Tapi makan sendiri tidak enak. Papa sibuk. Daddy juga pasti sibuk. Uncle Bear pasti sedang honeymoon lagi dengan uncle tampan. Hiss Jeno-yaa" gerutunya sepanjang jalan dan akhirnya memutuskan untuk menjemput Jeno.

Yeah. Harapan terakhirnya hanya si bungsu. Semoga saja dia juga tidak sibuk.

Karena kalau iya, Jaehyun sudah memikirkan aksi merajuk seharian.

Mungkin dengan memecahkan seisi mansion, atau mengganti furniture dengan tokoh barbie lalu dia pindah rumah saja.

Tidak buruk untuk membuat keluarganya kesal.

Owh. Jaehyun sudah pernah melakukannya beberapa waktu lalu, bedanya dia merubah mansion menjadi taman hiburan.

Kembali ke putra Park Chanyeol yang paling tampan. Jaehyun sekarang sudah tiba di depan kampus Jeno.

"Ramai sekali? Apa ada acara ya?" gumam Jaehyun yang memilih keluar dari mobil seraya melonggarkan dasinya.

Dengan wajah dingin dan langkah angkuh, akhirnya Jaehyun berjalan masuk kedalam gedung universitas untuk mencari Jeno sambil mengotak-atik ponselnya.

"Kenapa tidak diangkat sih? Adik kemana?" gerutunya kesal hingga tidak sengaja menabrak beberapa orang yang terlihat menjaga jalannya.

"Kau mahasiswa pindahan ya? Kau masuk fakultas apa?" cerocos seorang gadis berambut pirang yang menghalangi jalan Jaehyun bersama teman-temannya yang terlihat menatap kearahnya antusias.

"Minggir" usir Jaehyun. Singkat, padat dan dingin.

Dia sedang lapar, mood-nya sedang sangat-sangat buruk.

Maunya Jaehyun itu sederhana. Ingin bertemu Jeno secepatnya dan makan.

Kenapa sulit sekali sih?

"Mau kami antarkan ke fakultasmu? Atau keruang rektor? Atau keruang kemahasiswaan? Aku bisa menjadi tour guide pribadimu" tawar gadis didepannya tak mau menyerah.

"Aku bilang minggir! Aku mau mencari adikku!" hardik Jaehyun yang mulai emosi.

"Mencari adikmu? Siapa namanya?" tanya gadis lainnya yang membuat Jaehyun kesal.

"Minggir. Jangan halangi jalanku" ucap Jaehyun masih berusaha menahan emosinya.

"Sayang ada apa ini?" tanya sebuah suara dibelakang gadis-gadis tadi yang membuat mereka sontak menoleh.

"Ahh. Honey? Aku tidak tau. Tapi pria itu menghalangi jalanku dan teman-teman padahal kami hanya lewat" adu gadis yang tadi berdiri menanyai Jaehyun dengan rentetan pertanyaan.

"Kenapa dia melakukan itu?" tanya pria yang baru datang tadi dengan nada marah.

"Dia memaksa untuk meminta nomer ponselku"

"Hey bibi. Aku tidak pernah berkata begitu" ucap Jaehyun yang membuat mereka menoleh kembali kearah Jaehyun yang sudah bersidekap dada.

"Bahkan seujung kukuh-pun kau tidak masuk type-ku. Maaf saja, kau tidak ada apa-apanya dibanding kekasihku. Bahkan berdiri disampingnya saja kau tidak layak" lanjut Jaehyun hendak melanjutkan langkahnya, namun kembali dihadang oleh segerombolan orang.

"Berani sekali kau. Setelah menggoda kekasihku, lalu menghinanya. Kau pikir kau siapa?"

"Aku? Siapa? Hmmm. Kau lebih baik tidak tau, jadi sekarang minggir. Aku punya urusan yang jauh lebih penting" ucap Jaehyun yang kembali melangkah, tapi secara tiba-tiba mereka justru serentak menyerangnya hingga menimbulkan keributan dilorong kampus yang memang ramai itu.

Sementara itu, Jeno yang baru saja kembali setelah menyelesaikan ujiannya terlihat mengerutkan kening bingung saat melihat keributan yang terjadi tidak jauh didepannya.

Keningnya semakin mengerut dalam saat melihat perawakan orang yang saat ini tengah di kepung oleh beberapa orang itu hingga matanya terbelalak kaget.

Tanpa membuang lebih banyak waktu Jeno langsung berlari dan melayangkan tendangan kearah seseorang yang hendak memukul Jaehyun hingga jatuh terjerembab dengan terbatuk hebat.

"Beraninya kalian. Tidak ada yang boleh menyakiti hyungku bahkan hanya goresan. Jika masih berani, ayo maju. Kuhabisi kalian sekarang" geram Jeno sarat akan amarah yang membuat mereka terdiam.

Mereka mengenal Jeno. Salah satu dari dua orang yang paling ditakuti di kampus mereka. Jika dia bilang itu kakaknya berarti---

"Apa yang terjadi disini?" tanya Mark yang mampu membuat mereka semua terdiam ditempatnya.






.
.
.
Apakah ini harus dilanjutkan?
Kurasa kalian bosan dgn cerita ini?
.
.
.
Mrs.Oh

ATTENTION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang