El menghirup nafas pelan, lalu mengeluarkannya. Ia sedang melayani salah satu pembeli di stand baju bekas yang sedang diadakan oleh forum diskusinya. Bersama Kania dan anggota pengurus lainnya, El melayani satu persatu calon pengunjung.
Sesuai yang telah dirapatkan sebelumnya, forum diskusi akan mengadakan bazar baju bekas untuk mengumpulkan dana guna mendukung proker mereka yaitu bakti sosial. Proker rutin setiap tahun yang diadakan di salah satu panti asuhan. Di bazar kali ini semua diharapkan ikut andil dalam membantu. Tak terkecuali El dan Kania. Walaupun mereka harus meninggalkan kasur mereka yang terlalu nyaman di minggu pagi ini.
Ketika surya sudah mulai merangkak naik, mereka mulai menata kembali sisa-sisa baju bekas untuk dibawa kembali ke basecamp.
"Minum dulu guys..." kata Raka setelah meletakkan satu dus air minum kemasan di atas meja stand.
"Thank you, Raka," balas Kania yang dengan nada ceria.
Kania meraih dua gelas minum air kemasan itu, lalu menghampiri El. Menyerahkan satu minumnya kepada El.
"Makasih."
"Sama-sama."
"Kania," panggil El setelah menyeruput minumnya.
"Iya,"
"Bentar lagi UAS habis itu libur semester. Lu nggak niat mau pulang lagi?"
Kania terdiam. Binar ceria dari matanya meredup seketika. Bayang-bayang pecahan piring yang berserakan membuat Kania menggeleng seketika.
"Nggak. Gue ikut pulang ke kampung lu ya?"
"Kenapa?"
"Jalan-jalan dong. Di kota lu katanya banyak tempat menarik. Ayo kita jelajah kota lagi."
"Bukan itu. Kenapa lu nggak mau pulang?"
"Udah hancur, El. Percuma gue pulang. Udah nggak ada tempat."
"Rumah adalah tempat berpulang untuk semua kepenatan dunia."
"Nggak lagi, setelah penghuninya satu per satu menghilang dan saling bungkam."
El terdiam tanpa mengalihkan tatapannya pada Kania yang menatap lurus ke arah jalanan. Mereka berdua sedang duduk di pinggir trotoar sambil menunggu bagian perlengkapan mengangkat sisa baju bekas ke dalam mobil.
"Lu nggak berniat buat satuin lagi?" tanya El hati-hati.
Kania menggelengkan kepalanya lagi.
"Lu sendiri, nggak berniat bersatu lagi sama Kansa?"
"Ha?" El mengerutkan kening. "Kok malah bahas Kansa sih?"
"Ya itu sama, El. Aku nggak ada niat buat nyatuin keluargaku. Sekarang aku tanya, kamu ada niat gak, bersatu lagi sama Kansa?"
"Nggak tau."
"Lu bimbang, kan?"
"Nggak tau juga."
"Lu harus tau, El. Kansa itu tulus sayang sama lu."
Walaupun sebenarnya El tahu tentang kebenaran itu, hatinya tetap meragu. "Darimana lu tau?"
"Dari sorot matanya. Dari semua perhatiannya. Apalagi yang kurang dari Kansa sih, El?"
Kansa udah ninggalin gue, Kania. Dia udah nyakitin sahabat lu sendiri. Sampai dia harus..., El menghentikan suara batinnya.
"Gue nggak baik buat Kansa."
"Alasan klasik semua cewek."
"Tapi itu kenyataannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELKANSA [END]
Novela Juvenil[Romance-Teen Fiction] 15+ How Can I Love The Heartbreak, cause You're One I love "El, kamu harus ikutin kata hati." "Nggak mau. Hati selalu nyakitin kalau diturutin." "Buktinya?" "Gue ngikutin kata hati buat mulai percaya sama lu. Tapi lu malah...