Dibajak Kansa
Halo semuanya. Saya Kansa Abigail Putra. Saya diminta Kania Candrawinata dan Penulis cerita ini untuk ngaku tentang saya yang sebenarnya. Lebih tepatnya tentang pribadi saya yang emang udah berengsek dari sananya. Awalnya ini emang rahasia. Namun, sebentar lagi akan jadi rahasia bersama. Rahasia yang bukan lagi rahasia.
Jadi, mulai dari titik mana saya harus bercerita? Elisha? Gadis senja bermata sayu dan pipi gembil itu?
Sebenarnya dulu matanya secerah mentari pagi. Tak ada yang bisa mengalahkan sinar cerah dari kilat matanya setiap kali dia menyapa. Setiap menatapnya, kalian akan merasa bahwa bumi masih jadi tempat paling asik di alam semesta. Tanpa bisa kamu mendalihnya.Siapa yang menutupi kilatnya?
Siapa yang membuat sayu matanya?
Siapa yang menambah sedihnya?
Saya.
Iya benar, saya menjadi faktor pendukung itu semua.Namun, tak ada yang bisa saya lakukan di dunia ini tanpa melihat senyum cerahnya, tanpa melihat kilat matanya, tanpa mendengar suaranya. Maka, setiap kali saya meninggalkannya, saya akan kembali padanya.
Saya memang berengsek.
Saya tidak tahu diri.
Saya, cowok yang paling dibenci oleh cewek seantero semesta.Saya terlalu menyayangi Elisha sampai saya takut dia tak bahagia bersama saya. Saya takut, air matanya bagian dari cerita tentang keburukan saya yang tak bisa diungkapkan. Kalian tau kan? Elisha tak pandai bercerita. Semuanya dia pendam, hingga diam-diam dia padam.
Mentalnya tak baik-baik saja.
Dan saya bagian dari trauma untuk mentalnya.Kaget? Iya, saya awalnya kaget. Saya takut jika kehadiran saya makin menambah rumit dunianya. Makin menambah traumanya. Namun, nggak seharusnya kita pergi saat teman kita butuh pertolongan, benar bukan? Dia sudah cukup lelah menghadapi hidupnya, kehilangan teman-temannya, haruskah dia juga kehilangan orang-orang kepercayaannya? Orang-orang terkasihnya?
Mama saya mengatakan bahwa tak seharusnya saya terlalu lama di Amerika jika ada seseorang di Indonesia yang menyayangi saya dengan cara yang kelewat biasa.
Tak ada gadis yang bisa memasak tumis kangkung kesukaan saya dengan rasa mirip masakan Mama selain Elisha. Tak ada gadis yang sebal ketika dipuji karena kecantikannya kecuali Elisha. Tak ada gadis modern yang nggak suka pake e-money kecuali Elisha. Dan semua keunikan Elisha yang tak ada pada gadis lainnya.
Saya menyayanginya setulus hati saya.
Lalu kenapa saya meninggalkannya lagi?
Jawabannya: karena saya takut pada mimpi saya tentang Elisha.Semua yang diceritakan Kania hari itu, benar adanya. Saya juga sudah menjelaskan semuanya pada Elisha. Saya takut Elisha tak bahagia bersama saya.
Dampak dari rasa sayang itu memang luar biasa. Kita terobsesi untuk memiliki dia dan ingin membuat dia selalu bahagia. Padahal senyatanya, bahagia itu datangnya satu paket dengan duka. Jadi, kalau kamu mencintai seseorang, kamu juga harus menerima sedihnya. Jangan tuntut dia untuk selalu bahagia bersamamu. Namun, minta dia untuk jujur pada dirinya sendiri.
That's a true love.
Sampai di sini, apakah kalian sudah mau memaafkan saya?
Seperti yang saya katakan di Cafe Hutan Lindung, saya tidak bisa berjanji apa-apa. Namun, bagaimanapun keadaannya, Elisha adalah tempat pulang saya. Pulang yang sesungguhnya. Saya mencintainya setulus hati saya. []
KAMU SEDANG MEMBACA
ELKANSA [END]
أدب المراهقين[Romance-Teen Fiction] 15+ How Can I Love The Heartbreak, cause You're One I love "El, kamu harus ikutin kata hati." "Nggak mau. Hati selalu nyakitin kalau diturutin." "Buktinya?" "Gue ngikutin kata hati buat mulai percaya sama lu. Tapi lu malah...