-50 (end)

4.6K 285 13
                                    

Dua minggu kemudian..

"Perut aku mual banget rasanya" rengek gue.

Hangyul masih memijit tengkuk gue. "Keluarin lagi!"

Udah 15 menit lamanya gue dan Hangyul berada di depan wastafel.

Gue memuntahkan semua isi perut gue yang sialnya cuma berupa cairan bening aja. Ini kenapa lagi ya tuhann..

Udah hampir 3 hari gue mual kek gini.

Mana tanggal segini biasanya gue udah selesai menstruasi. Gue belum menstruasi dan sekarang udah lewat tanggal... Huhuhu, ga kebayang betapa galaunya gue.

Hangyul beberapa kali berspekulasi kalo gue lagi hamil. Tapi, masa iya sih?

"Coba kita cek aja, ya" saran Hangyul yang lagi lagi gue bales dengan gelengan kepala.

"Bunda kenapa?" tanya Naya yang masuk gitu aja ke dalam kamar mandi yang pintunya emang ga ditutup.

"Naya, ayah minta tolong bisa ambilkan minyak kayu putih?" tanya Hangyul.

"Iya ayah" Naya dengan buru buru langsung keluar kamar gue untuk mengambil minyak kayu putih.

Setelah Hangyul memberi gue minyak kayu putih, Hangyul menuntun gue keluar kamar mandi dan menyuruh gue buat rebahan di atas kasur.

Hangyul kemudian mengambil hp nya yang terletak di atas nakas dan mulai menelepon seseorang.

"Dokternya masih otw. Tunggu bentar ya" kata Hangyul.

"Kok kamu manggil dokter sih?" tanya gue.

"Ga ada penolakan! Kamu harus diperiksa. Tunggu bentar, ya" Hangyul mencium kening gue sebelum akhirnya keluar kamar.

.

"Bagaimana dok?" tanya gue waktu dokternya selesai meriksa Jeje.

"Bu dokter, bundanya Naya gapapa kan?" tanya Naya yang ada dalam gendongan gue denger khawatir.

Dokter ber name-tag Kwon Yuri itu tersenyum ke arah gue dan Naya.

"Selamat, pak. Istri anda hamil" gue melongo waktu dokter Yuri bilang kek gitu.

"Apa? Serius dok?" tanya gue.

"Yeay, akhirnya Naya punya adek" sorak Naya yang kelewat bahagia.

Gue melihat Jeje yang tersenyum bahagia.

Gue juga ikut bahagia. Ini merupakan hari paling bahagia yang akan gue ingat selamanya, kehamilan Jeje yang kedua. Setelah hari bahagia gue yang pertama, yaitu kehamilan Jeje yang pertama. Melahirkan tuan Putri secantik Naya.

"Kalau begitu saya permisi pak" pamit dokter Yuri.

"Saya antar dok" gue keluar mengantar dokter Yuri sampe depan rumah.

-

"Bunda makan yang banyak, ya.. Biar dedeknya juga sehat" Naya menyuapi gue nasi goreng buatan Hangyul.

Seharian ini gue sangat dimanja oleh suami dan anak gue. Gue bahagia banget. Bahkan mama, papa, ayah, dan bunda bahagianya melewati bahagia gue dan Hangyul. Mereka bersyukur banget gue hamil lagi.

Sikap over protective nya Hangyul semakin menjadi. Gue dilarang ngerjain pekerjaan rumah. Gue cuma pegang piring dia udah marah marah dan nyuruh gue buat naruh lagi pirinya.

"Aku cuma mau taruh piringnya di wastafel" kata gue.

"Biar aku aja ya sayang" Hangyul mengambil alih piring yang ada di genggaman gue dan menaruhnya di wastafel.

[✔] annoying husband ; lee hangyul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang