three

15.9K 739 37
                                    

"Dia..."- Stella bersuara lirih tidak terdengar.

"Woww ternyata Dirut kita masih muda dan cantik, sungguh luar biasa beliau itu di usianya yg sekarang sudah sesukses ini"- bisik dokter Jason. Sementara Stella menutup mulutnya tak percaya dengan apa yg di lihatnya.

"Perkenalkan nama saya, Raina Collins saya adalah direktur utama RS.Davina. saya sangat senang akhirnya saya bisa bertemu dengan dokter-dokter hebat yg telah membatu para pasien di RS ini. Dan saya juga sangat berterima kasih kepada Miss Grace karena telah mewakilkan saya selama saya tidak ada di sini. Dan bla bla bla"

Stella tidak fokus mendengarkan orang yg berdiri di podium dia masih syok dan tidak percaya, bahwa yg berdiri di sana adalah orang yg selama ini dia rindukan....

"Kak Ivy"- gumam Stella. Dan tanpa sadar air matanya kembali menetes.

"Kenapa dok"- panik Jason karena melihat Stella menitikan air matanya.
Stella yg sadar langsung menghapus air matanya.

"Huhh tidak, saya hanya kelipatan"- ujarnya tenang.

"Jika ka Ivy Dirut RS.Davina berarti Miko adalah anak ka Ivy, TIDAK MUNGKIN!!"- batin Stella menjerit.

Mereka langsung menyimak kembali yg di bicarakan oleh Dirut mereka, sampai akhirnya beliau selesai berbicara dan mulai menanyakan keluh kesah para dokter. Samapi akhirnya rapat pun selesai dan para dokter meninggalkan aula rapat.

Stella buru-buru keluar, bahkan dia menghiraukan panggilan dokter Jason, dan dia juga menabrak dokter lainnya karena terlalu terburu-buru.
Stella sampai di ruangannya dia terduduk di kursi kerjanya lalu membenamkan kepalanya di atas meja dan mengeluarkan air mata yg sedari tadi dia tahan.

"Apa dia lupa padaku? Padahal tadi dia melihatku, dan dia bersikap seolah dia tidak pernah mengenalku dia mengacuhkan ku"

Stella semakin terisak dengan tangisannya, dia kecewa penantiannya selama ini berakhir sia-sia bahkan mungkin sudah tidak ada harapan lagi untuk dirinya kembali bersama Ivy nya. Dia memukul-mukul dadanya sambil terisak.

"Rasanya sesak hiks"

"Aku merindukan mu kak hiks!!!"

×××

Hari sudah semakin sore Stella kini berjalan menyusuri koridor untuk memeriksa pasien dokter Jasmine, sebelum dia pulang ke apartemen nya. Stella membuka pintu dan matanya kembali terbelakak saat melihat wanita yg duduk di dekat ranjang Miko. Kemudian dia tersenyum lirih saat orang yg duduk di dekat ranjang Miko meliriknya wanita itu juga terkejut saat Stella masuk kedalam kamar inap Miko, tapi sesaat kemudian dia menormalkan kembali ekspresi nya, dan memalingkan mukanya ke arah Miko. Jujur Stella kecewa saat melihat reaksi wanita itu saat melihatnya. Wanita itu acuh kepadanya dan terkesan tidak peduli rasanya Stella ingin menangis kembali.

"Hi Miko, apa kamu sudah merasa lebih baik"

"Hem'emm kepala Miko sudah tidak pusing, dan Miko ingin pulang"
Stella memeriksa suhu tubuh Miko, dan detak jantung anak itu.

"Miko sudah sembuh, tapi ada baiknya Miko pulangnya besok untuk pemulihan"

"Ngga mau!! Miko mau pulang sekarang"

"Baby jangan berbicara dengan nada tinggi kepada orang yg lebih tua dari kamu"- ucap wanita di samping ranjang Miko.

"I'm sorry mom"- dada Stella sesak saat mendengar Miko memanggil wanita itu dengan sebutan mom.

"Hem'emm jangan di ulangi, sekarang minta maaf"

"Maafin Miko dokter cantik"- mendengar ucapan anak itu pipi stella memerah. Lalu dia tersenyum dan mengelus kepala Miko dengan lembut.

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang