IMR=1=S2

7K 526 26
                                    

Jangan lupa untuk menekan bintang di pojok kiri sebelum atau sesudah membaca!!

~Enjoy for reading~

Author POV.

Di pagi hari yg cerah Stella berjalan di lorong rumah sakit dengan tangan yg masuk kedalam saku jas dokternya, sesekali Stella menebar senyum pada orang-orang yg menyapanya. Hari ini Stella tidak terlalu sibuk, jadi dia memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi RS, sambil melihat-lihat aktivitas orang-orang yg ada di sana,

Orang-orang yg bekerja di RS tersebut menjadi lebih segan pada Stella saat mengetahui jika dia menikah dengan Ivy, yg notabennya pemilik RS. Davina, dan jujur saja Stella sangat risih, walaupun ada beberapa yg masih tidak percaya dan membicarakan Stella di belakang, tapi lambat laun Stella, menjadi acuh dan tidak perduli.

Stella tidak menyesal menikah dengan Ivy, walaupun semenjak pernikahan mereka, buka warga RS saja yg heboh, tetapi hampir semua media membicarakan tentang pernikahan Ivy dan Stella, tapi mereka berdua menyikapinya dengan tenang, dan Ivy juga sudah mengurus media-media yg menjelekkan orientasi seksual dirinya dan Stella,

saat sedang menikmati hembusan angin yg masuk ke area lorong RS tiba-tiba saja, ada ribut-ribut di belakangnya, Stella langsung menengok dan terkejut saat seorang bapak-bapak berlari meminta pertolongan.

"Dokter tolong..."

"Tenanglah sir, atur napas Anda dengan baik"- bapak itu mendengarkan perkataan Stella dan mulai mengatur napasnya.

Tapi tiba-tiba saja tangan Stella, di tarik dengan tiba-tiba membuat orang-orang yg ada di lorong terkejut, dengan perlakuan bapak-bapak itu terhadap Stella.

"Kalian berdua ikut saya, bawa kursi roda"- teriak Stella pada 2 perawat yg sedang memperhatikan nya.

kenapa Stella meminta kursi roda? Jawabannya adalah karena Stella pernah mengalami hal yg sama, dan saat orang itu berhenti menarik tangannya Stella langsung melihat seseorang sedang terluka di dalam mobil. Dan Stella beranggapan jika saat ini juga seperti sebelumnya. Bapak-bapak tadi berhenti di depan mobil hitam.

"Tolong bantu istri saya dok"- bapak itu membuka mobilnya dan Stella langsung melihat seorang wanita yg tengah mengaduh kesakitan sambil memegangi perutnya yg besar.

"Kalian cepat pindah kan ibu ini ke kursi roda"- perintah Stella yg langsung di angguki oleh kedua perawat tadi.

×××

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya Stella keluar dengan dokter kandungan yg menemaninya, memeriksa wanita tadi.

"Dok... Bagaimana keadaan istri dan anak saya?"

"Tenang lah sir, anak dan istri anda baik-baik saja, ibu hanya mengalami keram perut, jadi anda tidak usah khawatir"- ucap dokter kandungan tersebut.

"Ah syukurlah, saya benar-benar khawatir terjadi sesuatu dengan mereka berdua"

"Tidak apa-apa, eumm dan ada yg mau saya bicarakan, mari ikut saya ke ruangan, dan dokter stella bukankah hari ini jadwal anda kosong? Bisa tolong temani ibu tadi hanya sebentar"

"Tentu"- jawab Stella sambil tersenyum manis saat dokter setengah baya itu menyuruhnya, tidak! Lebih tepatnya memintai tolong padanya.

×

Stella berbincang-bincang dengan wanita hamil tadi sambil menunggu sang suami datang, wanita itu menceritakan pengalamannya selama hamil 7 bulan ini, mulai dari awal kehamilan saat dia mengidam dan sampai saat ini yg mulai kesusahan karena kini dia sudah tidak bergerak sendiri lagi, belum lagi saat anaknya aktif di dalam perut.

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang